Token Ini Melonjak Gara-Gara Sinyal Elon Musk Kembali Hidupkan Aplikasi Video Vine

2 months ago 34

Liputan6.com, Jakarta - Vine Coin (VINE), kripto asli dari aplikasi video Vine yang kini mati suri mencatat reli signifikan dalam beberapa jam terakhir.

Mengutip Yahoo Finance, Jumat (25/7/2025), lonjakan harga token ini dipicu setelah CEO Tesla Elon Musk mengindikasikan rencana untuk kembali menghidupkan aplikasi tersebut setelah hibernasi pada 2017.

VINE melonjak hingga lebih dari 200% setelah cuitan Musk dan diperdagangkan pada harga USD 0,0825.

Aplikasi Vine didirikan pada 2012 sebagai aplikasi seluler untuk berbagi video oleh Rus Yusupov, Dom Hofmann, dan Colin Kroll. Tak lama setelah peluncurannya, Twitter yang dipimpin Jack Dorsey (yang kemudian dibeli dan diubah namanya menjadi X) membeli aplikasi ini dengan harga yang dilaporkan mencapai USD 30 juta atau Rp 489,97 miliar (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.332).

Pertama kali Musk memulai percakapan seputar Vine adalah pada April 2024. Saat itu, miliarder tersebut mengunggah jajak pendapat di akun X-nya, menanyakan apakah orang-orang ingin Vine kembali. Mayoritas pemilih - 69,9% - mendukung kebangkitannya.

Dengan akuisisi Musk atas X dan aset-asetnya pada 2022, Vine otomatis masuk ke dalam keranjangnya. Pada 24 Juli, CEO X mengonfirmasi Vine memang akan kembali.

Meskipun detail mengenai ide Musk untuk Vine masih dirahasiakan untuk saat ini, tampaknya perusahaan AI miliknya - xAI  dapat ditugaskan untuk merombak aplikasi yang tidak aktif tersebut.

Token Vine Alami Lonjakan

Dalam upaya untuk mengabadikan keberadaan aplikasi berbagi video tersebut, Yusupov dari Vine merilis token Vine Coin pada Januari. Hingga postingan terbaru Musk seputar Vine, kinerja token tersebut tetap lesu. Namun, dalam beberapa jam terakhir, harga token tersebut telah mengalami beberapa pergerakan yang luar biasa. Harganya masih tetap fluktuatif karena hype yang menggebu-gebu.

Saat ini, terdapat 999,99 juta token VINE yang beredar dan batas maksimum token tersebut masih belum diputuskan. Kapitalisasi pasarnya naik 54% sejak postingan Musk, sehingga valuasinya saat ini mencapai USD 64,02 juta atau Rp 1,04 triliun.  VINE diperdagangkan pada harga USD 0,06898.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Solana Meroket Setelah Perusahaan DeFi Borong Hampir 1 Juta Token

Sebelumnya, harga Solana (SOL) melonjak pada hari Senin setelah sebuah perusahaan asal Florida, DeFi Development Corporation (DFDV), mengumumkan telah membeli hampir 1 juta token SOL, kripto terbesar keenam di dunia. Langkah ini menunjukkan tren baru perusahaan yang mulai serius menambahkan aset digital ke dalam neraca keuangannya.

Mengutip Yahoo Finance, Selasa (22/7/2025), perusahaan yang berbasis di Boca Raton, Florida dan terdaftar di Nasdaq ini menyatakan telah mengumpulkan total 999.999 unit SOL — token yang menjadi bahan bakar blockchain Solana.

Dalam periode 14–20 Juli, DFDV membeli 141.383 token SOL senilai sekitar USD 19 juta atau kurang lebih Rp 309 miliar (estimasi kurs Rp 16.290 per USD), dengan harga rata-rata sekitar USD 133,53 per token.

Pendanaan untuk pembelian ini diperoleh dari penerbitan 740.000 saham baru, yang menghasilkan dana segar sekitar Rp 313 miliar melalui skema equity credit facility, seperti yang dijelaskan dalam siaran pers Senin.

Meski begitu, saham DFDV justru turun lebih dari 3% pada akhir perdagangan Senin. Meski turun, harga saham perusahaan ini masih 34 kali lipat lebih tinggi dibanding awal tahun yang hanya USD 0,67.

Strategi Baru: Neraca Perusahaan Diisi Kripto

DFDV merupakan satu dari lebih dari 150 perusahaan publik yang mengadopsi strategi yang kini dikenal sebagai “perbendaharaan kripto” — di mana perusahaan menerbitkan utang atau saham demi membeli aset kripto sebanyak mungkin.

Strategi ini dipopulerkan oleh Michael Saylor melalui perusahaannya MicroStrategy (MSTR) yang mulai tahun 2020 mengubah fokus bisnis dari software ke akumulasi Bitcoin secara agresif. Sejak saat itu, banyak perusahaan mengikuti jejaknya.

Beberapa perusahaan lain yang ikut menempuh strategi serupa dengan Bitcoin adalah:

  • GameStop (GME), peritel video game
  • Trump Media (DJT), perusahaan media yang dikaitkan dengan mantan Presiden AS, yang baru saja mengumumkan pembelian Bitcoin senilai Rp32,5 triliun (sekitar $2 miliar)
  • Sementara itu, ada pula perusahaan seperti BitMine Immersion Technologies (BMNR) yang mengambil pendekatan serupa tapi dengan Ethereum (ETH) — kripto terbesar kedua.

Saham Naik Tajam, Tapi Ada Risiko

Langkah-langkah seperti ini memang kerap mendorong harga saham perusahaan naik tajam, bahkan melebihi nilai kripto yang mereka miliki. Namun, banyak pengamat — termasuk para pelaku short selling — mulai mempertanyakan seberapa lama euforia ini bisa bertahan.

Apalagi, tidak seperti Bitcoin yang pasokannya dibatasi hanya 21 juta unit, Solana (SOL) tidak memiliki batas pasokan maksimum. Artinya, token ini bisa terus diterbitkan, yang secara teori bisa berdampak pada nilainya dalam jangka panjang.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |