Badai Kripto Belum Reda, Ketegangan AS–China Tekan Harga Bitcoin Global

5 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Harga kripto kembali bergejolak setelah tensi perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China meningkat tajam. Berdasarkan data CoinMarketCap, dalam sepekan terakhir, BTC bergerak liar di antara USD 107.318–USD 123.535, mencerminkan volatilitas tinggi usai “black friday” akibat isu perang tarif dua ekonomi terbesar dunia itu.

Tekanan global tersebut membuat kapitalisasi pasar Bitcoin menyusut ke Rp 36.629 triliun, sementara volume perdagangan harian merosot 24% menjadi Rp 1.136 triliun. Penurunan semakin dalam setelah China menjatuhkan sanksi terhadap suku cadang buatan AS yang digunakan perusahaan pelayaran Korea Selatan.

Imbasnya terasa di seluruh pasar kripto. Kapitalisasi pasar global turun dari USD 3,96 triliun menjadi USD 3,75 triliun, menghapus lebih dari USD 210 miliar hanya dalam sehari. Sementara beberapa altcoin mulai pulih, Bitcoin masih tertahan di zona bearish.

Presiden AS Donald Trump menegaskan bahwa pihaknya kini “secara aktif terlibat dalam perang dagang dengan China”, yang memicu kekhawatiran investor dan menekan harga kripto dunia.

Investor Beralih ke Aset Aman, Bitcoin Bertahan di Zona Bearish

Menurut Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, ketegangan AS–China membuat investor cenderung mencari aset yang lebih aman.

“Selama hubungan AS–China masih goyah, kripto akan kesulitan pulih karena aset berisiko seperti ini hanya menguat saat kondisi global stabil,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Minggu (18/10/2025).

Fyqieh menilai pasar kripto saat ini masih dalam fase “badai” akibat faktor makroekonomi.

“Tahun 2018–2019 dipicu larangan kripto di China, 2022 oleh kenaikan suku bunga The Fed, dan kini oleh perang dagang AS–China. Setiap badai akhirnya selalu diikuti pemulihan,” tambahnya.

Secara teknikal, Bitcoin kini bergerak di kisaran USD 110.000–USD 116.000 dengan dominasi penjual (bear). Level USD 110.000 menjadi support penting, sementara USD 116.000 menjadi resistensi utama.

Jika tembus, peluang menuju USD 120.000 kembali terbuka.

Strategi Bertahan: Stablecoin dan Emas Digital Jadi Pilihan

Fyqieh menyarankan investor untuk mengadopsi strategi defensif di tengah gejolak harga kripto. “Fokus utama sekarang menjaga modal. Dana bisa dialihkan ke aset stabil seperti stablecoin (USDT, USDC) atau emas digital PAX Gold (PAXG),” ujarnya.

PAXG yang didukung emas fisik 1:1 hanya turun 0,23% ketika pasar kripto anjlok. Harga emas global kini menembus Rp2,4 juta per gram, naik lebih dari 50% sepanjang 2025, didorong ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed dan meningkatnya minat pada aset safe haven.

Bagi investor yang tetap ingin eksposur di pasar kripto, Fyqieh menilai aset besar seperti Ethereum (ETH), BNB, dan Solana (SOL) masih layak dipertahankan karena memiliki fundamental kuat.

“Pemulihan kripto akan dimulai ketika ketidakpastian global berkurang. Untuk saat ini, investor perlu sabar dan disiplin menunggu badai berlalu,” pungkasnya.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |