Liputan6.com, Jakarta - Tether, penerbit stablecoin terbesar di dunia sedang bersiap untuk memperluas kehadirannya di Amerika Serikat (AS). Hal ini setelah penandatanganan undang-undang (UU) kripto oleh Presiden AS Donald Trump.
CEO Tether (USDT) Paolo Ardoino menuturkan kepada Bloomberg, pihaknya sedang bersiap memperluas bisnisnya di AS menyusul pengesahan undang-undang stablecoin AS baru-baru ini. Perseroan bertujuan menyediakan produk stablecoin teregulasi yang dirancang khusus untuk pemakaian institusional, termasuk pembayaran, penyelesaian antarbank dan infrastruktur perdagangan.
"Kami sedang dalam proses membangun strategi domestik AS,” kata Ardoino," seperti dikutip dari Crypto News, Kamis (24/7/2025).
Ia menambahkan, strategi ini akan fokus pada pasar institusional AS, menyediakan stablecoin yang efisien untuk pembayaran, tetapi juga untuk penyelesaian dan perdagangan antarbank.
Perusahaan lebih memilih beroperasi secara privat karena membangun kemitraan yang teregulasi. Token utamanya USDT merupakan aset digital yang paling banyak diperdagangkan, berdasarkan volume secara global, dengan sirkulasi sebesar USD 163 miliar per Juli 2025.
Undang-Undang (UU) Genius membuka jalur regulasi bagi penerbit stablecoin
Langkah ini muncul setelah penandatanganan Undang-Undang (UU) Genius oleh Presiden AS Donald Trum pekan lalu.
Undang-undang baru ini menetapkan struktur regulasi untuk stablecoin di AS yang berpotensi memungkinkan perusahaan berlisensi untuk menerbitkan token untuk pembayaran dan layanan keuangan.
Rencana ekspansi Tether akan membutuhkan kepatuhan yang ketat terhadap standar audit, cadangan, dan anti pencucian uang. Perusahaan ini sebelumnya menghadapi tantangan hukum di AS, termasuk penyelesaian senilai USD 60 juta atau sekitar Rp 977,38 miliar (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.289) dengan regulator pada 2021. Sejak itu, Tether beroperasi terutama di luar negeri, dengan mendirikan kantor pusatnya di El Salvador.
Rencana Ekspansi
Sebagai bagian dari pendekatannya yang terus berkembang, Tether dilaporkan telah berdiskusi dengan auditor dan sedang mempertimbangkan stablecoin khusus AS dengan pengungkapan yang ditingkatkan untuk memenuhi ekspektasi regulator.
Sementara itu, perusahaan terus berinvestasi dalam bisnis yang terkait dengan AS, termasuk saham utama di Bitdeer dan akuisisi terkini di bidang bioteknologi dan media.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Tether Gandeng Crystal Intelligence untuk Perkuat Keamanan Blockchain
Sebelumnya, Tether, penerbit stablecoin USDT, mengumumkan investasi strategis ke perusahaan forensik blockchain, Crystal Intelligence, sebagai bagian dari upaya memperkuat keamanan dan kepatuhan di dunia kripto. Meski nilai investasinya tidak diungkapkan, langkah ini dianggap sebagai tonggak penting dalam memerangi kejahatan siber dan penyalahgunaan aset digital.
CEO Tether, Paolo Ardoino, menegaskan komitmen perusahaan untuk terus meningkatkan pengawasan dan transparansi dalam penggunaan USDT.
"Kami berkomitmen penuh untuk memperkuat kepatuhan dan langkah-langkah keamanan di dunia kripto, dengan bermitra pada teknologi canggih yang mendukung pemantauan yang efektif," ujar Ardoino dikutip dari coinmarketcap, Rabu (9/7/2025).
Melalui kemitraan ini, Tether akan memanfaatkan kemampuan analitik Crystal Intelligence untuk mendeteksi dan membatasi aktivitas ilegal yang melibatkan USDT.
Fokus utama adalah memperbarui sistem pemantauan internal Tether, termasuk daftar dompet terlarang dan dukungan terhadap penyitaan aset dalam kerja sama dengan aparat penegak hukum.
Langkah ini dinilai semakin penting di tengah meningkatnya pengawasan terhadap aset digital secara global. Regulasi yang semakin ketat mendorong pelaku industri untuk lebih proaktif dalam menerapkan teknologi pengawasan berbasis AI dan analitik blockchain.
USDT Tetap Kokoh di Tengah Sorotan Regulasi
Meskipun belum ada reaksi signifikan dari pasar atau komentar publik dari tokoh industri, langkah Tether mencerminkan tren yang berkembang: kolaborasi erat antara perusahaan kripto dan penyedia solusi keamanan siber.
Data CoinMarketCap menunjukkan bahwa USDT tetap stabil di harga USD 1,00 dengan dominasi pasar sebesar 4,71% dan kapitalisasi mencapai USD 158,69 miliar. Volume transaksi dalam 24 jam terakhir tercatat sebesar USD 60,53 miliar, hanya turun tipis 0,01%.
Sebelumnya, kolaborasi Tether dengan aparat penegak hukum telah membuahkan hasil signifikan—termasuk pemblokiran dompet ilegal dan penyitaan aset dalam operasi besar. Ini menunjukkan pentingnya analitik blockchain dalam mendukung kepatuhan dan keamanan sistem keuangan digital.
Menurut analisis dari Coincu, kemitraan ini berpotensi mendorong regulasi yang lebih terukur sekaligus memperkuat infrastruktur pengawasan berbasis teknologi. Fokus Tether pada penguatan forensik blockchain dinilai sebagai langkah maju dalam menciptakan ekosistem kripto yang lebih aman dan transparan.