Liputan6.com, Jakarta - Strategy membeli bitcoin USD 357 juta atau Rp 5,80 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.268). Dana pembelian bitcoin (BTC) berasal dari saham biasa.
Demikia disampaikan Strategy dalam keterangan resmi seperti dikutip dari Yahoo Finance, Selasa (26/8/2025).
Perusahaan yang berbasis Tysons Corner, Virginia ini menerbitkan saham Strategy senilai USD 310 juta atau Rp 5,04 triliun untuk mendanai pembelian terbarunya.
Langlah ini menandai kembalinya kondisi normal setelah perusahaan pembeli bitcoin itu melakukan serangkaian penyesuaian pada strategi perusahaan.
Strategy memberi sinyal seminggu yang lalu kalau akan memodifikasi kebijakan penerbitan saham yang baru diadopsi yang membatasi kemampuannya untuk menerbitkan saham biasa ketika sahamnya diperdagangkan pada valuasi tertentu.
Meski kerangka kerja itu dimaksudkan untuk menunjukkan “disiplin”, Strategy memberi ruang gerak bagi dirinya sendiri. Strategy mengatakan, kerangka kerja itu akan dikesampingkan ketika dianggap menguntungkan.
Saham Strategy turun hampir 2,7% menjadi USD 348 pada Senin. Saham Strategy menurun signifikan dari level tertinggi di USD 457 bulan lalu, tetapi sahamnya masih naik 20% year to date. Sementara itu, harga bitcoin susut 1,6% menjadi USD 112.580 dalam 24 jam terakhir.
Pembelian Bitcoin
Ketika saham Strategy diperdagangkan dengan premi dibandingkan kepemilikan Bitcoin-nya, perusahaan dapat meningkatkan jumlah Bitcoin yang dimilikinya per lembar saham dengan menerbitkan saham biasa. Tahun ini, Strategy telah memperkenalkan beberapa jenis saham preferen sebagai sumber pendanaan baru.
Pembelian Bitcoin terbaru Strategy, misalnya, sebagian didanai oleh penawaran SRTK, STRF, dan STRD. Strategy baru-baru ini mengumpulkan sekitar USD 47 juta atau Rp 764,62 miliar dengan menjual saham preferen, yang memiliki berbagai kewajiban dan pembayaran dividen.
CEO dan CIO Damped Spring Advisors, Andy Constan, termasuk di antara mereka yang membandingkan Strategy dengan Skema Ponzi, dengan alasan perusahaan harus menerbitkan saham biasa untuk mendanai dividen yang wajib dibayarkan secara rutin kepada pemegang saham preferennya.
Strategy Raup Rp 41,3 Triliun Lewat IPO, Langsung Borong 21.021 Bitcoin
Sebelumnya, perusahaan Strategy, yang dikenal sebagai salah satu pemilik Bitcoin terbesar di dunia, berhasil mengumpulkan dana sekitar USD 2,52 miliar atau sekitar Rp 41,3 triliun (estimasi kurs Rp 16.379 per USD) lewat penawaran saham perdana (IPO).
Dana tersebut langsung digunakan untuk membeli 21.021 Bitcoin, dengan total nilai pembelian sekitar USD 2,46 miliar sekitar Rp 40,2 triliun). Harga rata-rata pembelian per Bitcoin mencapai USD 117.256 atau sekitar Rp 1,92 miliar per koin.
Dikutip dari coinmarketcap, Rabu (30/7/2025), saham preferen yang diterbitkan diberi nama STRC, dihargai USD 90 per lembar (sekitar Rp1,47 juta) dan akan mulai diperdagangkan di Nasdaq Global Select Market pada 30 Juli 2025.
Strategy menjual lebih dari 28 juta lembar saham dan menjadi IPO terbesar di AS pada 2025, serta penawaran saham preferen terbesar sejak 2009.
Setelah dipotong biaya dan komisi, Strategy mengantongi dana bersih sekitar USD 2,47 miliar atau kurang lebih Rp 40,4 triliun), yang seluruhnya digunakan untuk membeli Bitcoin.
Total kepemilikan Bitcoin Strategy kini mencapai 628.791 BTC, dengan nilai akumulasi sekitar USD 46,8 miliar atau sekitar Rp 766 triliun.
Harga rata-rata pembelian keseluruhan BTC adalah USD 73.227 atau sekitar Rp 1,2 miliar per koin.
STRC: Saham Preferen Rasa Obligasi
STRC dirancang menyerupai obligasi jangka pendek: stabil, membagikan dividen bulanan setara 9% per tahun, yang bisa disesuaikan naik atau turun 0,25% setiap bulan oleh dewan direksi.
Untuk menjaga harga saham tetap stabil di kisaran USD 100 (Rp 1,63 juta):
Strategy akan menjual saham baru di harga USD 101 saat permintaan tinggi,
Menunda penjualan bila harga turun di bawah USD 99,
Atau membeli kembali saham saat pasar membaik.
Model ini disukai investor karena memberikan pendapatan rutin tanpa risiko dilusi saham seperti yang biasa terjadi dalam penawaran saham biasa.