Sentimen Ini Angkat Bitcoin hingga Emas pada Oktober 2025

2 weeks ago 13

Liputan6.com, Jakarta - Investor yang mencari lindung nilai terhadap meningkatnya utang dan ketidakpastian politik di negara maju mendorong kenaikan emas, perak dan bitcoin pada Senin, 6 Oktober 2025.

Mengutip Yahoo Finance, Selasa (7/10/2025), harga berjangka emas mendekati USD 4.000 per troy ounce pada Senin pekan ini. Sedangkan harga berjangka perak naik ke USD 48,50 per ounce. Sementara itu, harga bitcoin melonjak 2% mencapai rekor tertinggi baru di atas USD 125.790 atau Rp 2,08 miliar (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.602).

Aksi pasar menyoroti apa yang disebut "perdagangan debasement", yang mengacu pada investor yang beralih ke aset untuk melindungi diri dari apa yang mereka anggap sebagai erosi nilai mata uang fiat akibat inflasi, belanja pemerintah yang besar, dan meningkatnya utang yang dibiayai oleh penciptaan uang.

Selama akhir pekan, analis JPMorgan mencatat kenaikan logam mulia dan kripto di tengah apa yang disebut "debasemen dolar". Indeks dolar AS (DX.Y.NYB) telah turun lebih dari 9% tahun ini.

Sementara itu, ketidakpastian fiskal di beberapa pasar maju telah mendorong pelarian ke aset safe haven. Dalam hasil pemilu yang tak terduga di Jepang selama akhir pekan, Sanae Takaichi ditetapkan sebagai perdana menteri negara berikutnya. 

Kinerja Bitcoin, Emas dan Perak

Analis pasar memandang Takaichi sebagai "fiscal dove", yang mendukung stimulus pemerintah untuk menumbuhkan ekonomi.

"Terpilihnya Takaichi menunjukkan "seberapa besar negara maju beralih ke kerangka dominasi fiskal 'Run It Hot', yang menanggung defisit besar-besaran untuk mencoba mengatasi utang," kata analis Nomura Securities Charlie McElligott dalam sebuah catatan.

"Oleh karena itu, emas, perak, dan bitcoin kembali secara bersamaan mencapai ATH baru sebagai pemenang utama dalam eskalasi terbaru dari 'Perdagangan Debasemen' ini, bersama dengan ekuitas yang juga terpuruk hingga mencapai rekor tertinggi," ia menambahkab.

Sentimen Ini Angkat Bitcoin

Emas dan perak masing-masing telah melonjak lebih dari 50% dan 60% tahun ini, karena ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve telah meningkatkan daya tarik logam, yang cenderung berkinerja lebih baik ketika suku bunga lebih rendah.

Sementara itu, Bitcoin naik sekitar 33% tahun ini karena mata uang kripto terbesar di dunia ini memulai Oktober, bulan terkuatnya secara musiman tahun ini, melonjak dari USD 118.000 menjadi USD 125.000 selama seminggu terakhir.

"Penutupan pemerintah AS yang sedang berlangsung telah memperkuat narasi Bitcoin sebagai safe haven, dengan investor semakin beralih dari aset-aset terkait AS seperti obligasi pemerintah AS ke aset-aset yang dianggap tahan terhadap disfungsi politik dan tekanan inflasi," ujar CEO bursa kripto VALR, Farzam Ehsani dalam sebuah catatan.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Harga Bitcoin Sentuh Posisi Tertinggi

Sebelumnya, harga bitcoin mencapai rekor tertinggi baru pada Minggu, (5/10/2025). Harga bitcoin (BTC) tembus di atas USD 125.000 atau Rp 2,07 miliar (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.602).

Harga bitcoin sempat menyentuh posisi USD 125.689 atau Rp 2,08 miliar, melampaui rekor pada Agustus di kisaran USD 124.500. Demikian mengutip Channel News Asia.

Namun, harga bitcoin turun dari rekor tertinggi. Berdasarkan data Coinmarketcap.com, Minggu, 5 Oktober 2025 pukul 19:42 WIB, harga bitcoin naik 0,78% dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan terakhir, harga BTC melonjak 12,52%. Kini, harga bitcoin menyentuh posisi USD 123.048 atau Rp 2,04 miliar.

Bitcoin telah menikmati momentum kenaikan yang kuat, dengan investor yang berhati-hati terhadap penutupan pemerintah Amerika Serikat (AS) atau shutdown pemerintah AS.

Kenaikan saham AS juga mendukung kenaikan Bitcoin, sementara investor beralih ke aset safe haven sementara anggota parlemen AS bernegosiasi mengenai pendanaan pemerintah federal, menurut Bloomberg News.

Presiden AS Donald Trump dan keluarganya juga merupakan pendukung besar mata uang kripto dan terlibat dalam berbagai usaha kripto yang telah meningkatkan kekayaannya.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |