Liputan6.com, Jakarta - Hearing Nusantara IA-ITB yang digelar pada Rabu (24/6/2025), di Jakarta Barat, menjadi ajang penting dalam rangkaian menuju Pemilu IA-ITB 2025.
Acara ini menghadirkan para calon ketua umum untuk menyampaikan visi dan gagasan mereka bagi masa depan alumni ITB. Salah satu yang mencuri perhatian adalah Agung Aswamedha, alumni Fisika ITB 2002, yang mengusung visi menjadikan IA-ITB sebagai ekosistem #CuanBersamaAlumni yang produktif, kolaboratif dan berdampak nyata untuk memberi kontribusi strategis bagi #CuanUntukNegeri.
“Saya bukan siapa-siapa, tapi saya alumni ITB. Dan itu adalah privilege terbesar saya,” ungkap Agung, mengenang titik balik hidupnya setelah mengalami kebangkrutan pada 2014 dan menemukan kekuatan melalui jejaring alumni.
Ia menjabarkan rencana konkret, termasuk pembangunan Ganesha Tower sebagai pusat aktivitas alumni. Dua proyek besar tengah disiapkan yakni, akuisisi gedung 8 lantai di Jakarta (target siap beroperasi akhir 2025) dan pembangunan gedung 7 lantai di atas lahan 4.000 m² di Jl. Sulanjana, Bandung.
Dalam artikel opini di The New York Times, Murthy menekankan bahwa . Ia menegaskan bahwa meskipun hanya label peringatan tidak akan membuat media sosial sepenuhnya aman bagi remaja, langkah ini merupakan bagian dari upaya yang dibutuhkan.
Membangun Ekosistem Bisnis Alumni
Proyek ini juga dirancang untuk melibatkan alumni dari berbagai bidang—dari teknologi, pertahanan, hingga alat kesehatan dan entitas pembiayaan.
“Ini adalah bentuk nyata bagaimana trust alumni dapat diwujudkan dalam kolaborasi bisnis yang transparan dan berkelanjutan,” katanya.
Menjawab kebutuhan alumni muda, ia menyampaikan rencana pengembangan ruang berkumpul seperti co-working space dan cafe alumni di Jakarta dan Bandung. Isu kesehatan mental juga akan menjadi prioritas dalam program IA-ITB ke depan.
Ia menggambarkan alumni ITB sebagai para “gajah” dan “superhero” yang hebat namun sering berjalan sendiri-sendiri.
“Tugas kita adalah membentuk ‘Avengers’, kumpulan superhero yang bersatu dalam satu tujuan besar,” ujarnya.
Dukungan dari Tokoh Nasional
Agung juga mengingatkan bahwa dalam situasi geopolitik global yang tidak menentu, justru dibutuhkan kepemimpinan kolektif dan inklusif yang menolak ego sektoral.
Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan RI, Yassierli, turut memberikan dukungan dalam bentuk pesan video.
“IA-ITB harus relevan sebagai solusi bagi alumni, dari Sabang hingga Merauke, dan harus memberikan kontribusi signifikan bagi bangsa. Saya siap berkolaborasi untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045," ucap Kemnaker Yassierli.
Sebagai penutup, Agung menegaskan bahwa kebersamaan adalah kunci. “Ini bukan soal menang atau kalah. Siapapun terpilih nanti, kita harus bergerak bersama. Saya terbuka untuk berkolaborasi dengan semua pihak, dari yang paling senior hingga alumni paling muda. Ini perjuangan kolektif untuk masa depan alumni dan negeri.”