Pengembang Peringatkan Dominasi Korporasi Ancam Desentralisasi Ethereum

13 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pengembang Ethereum memperingatkan risiko meningkatnya pengaruh korporasi yang dinilai dapat mengancam prinsip dasar desentralisasi jaringan blockchain terbesar kedua di dunia tersebut. Peringatan ini kembali memicu diskusi hangat di komunitas kripto global, meski hingga kini belum berdampak signifikan terhadap pasar atau struktur ekosistem Ethereum.

Dikutip dari coinmarketcap, Senin (20/10/2025), kekhawatiran tentang potensi “korporatisasi” Ethereum bukan hal baru. Pendiri Ethereum, Vitalik Buterin, dalam berbagai kesempatan telah menegaskan pentingnya menjaga netralitas infrastruktur jaringan agar tidak dikuasai oleh segelintir pihak.

“Jika Ethereum menjadi milik sekelompok kepentingan kecil, maka ia kehilangan nilainya sebagai infrastruktur netral,” ujar Buterin dalam pernyataannya terdahulu.

Meski isu ini mencuat, aktivitas di ekosistem Ethereum tetap berjalan normal. Tidak ada lonjakan volatilitas harga ETH, perubahan signifikan pada volume perdagangan, maupun pergeseran besar dalam aktivitas pengembang di GitHub Ethereum Foundation.

Namun, banyak analis menilai bahwa kewaspadaan tetap dibutuhkan mengingat potensi dampak jangka panjang terhadap tata kelola token seperti UNI dan AAVE.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Pasar Stabil, Namun Isu Korporatisasi Tetap Diawasi

Meskipun peringatan pengembang Ethereum sempat menimbulkan kekhawatiran, kondisi pasar relatif stabil. Data hingga Oktober 2025 menunjukkan tidak ada perubahan mencolok pada likuiditas ETH, harga spot, maupun partisipasi komunitas pengembang. Ethereum Foundation tetap fokus mengembangkan proyek-proyek utama di jaringan inti serta solusi Layer-2 seperti Optimism dan Arbitrum.

Analis menilai ketenangan pasar ini mencerminkan kepercayaan komunitas terhadap mekanisme tata kelola Ethereum, meskipun isu sentralisasi terus menjadi perdebatan panjang. Namun, para ahli mengingatkan bahwa peningkatan keterlibatan perusahaan besar dapat memengaruhi arah kebijakan protokol di masa depan, terutama dalam pengambilan keputusan jaringan dan model insentif bagi validator.

Debat Lama yang Kembali Mengemuka di Komunitas Ethereum

Diskusi tentang risiko dominasi korporasi dalam ekosistem Ethereum sejatinya telah berlangsung sejak 2018, bersamaan dengan munculnya proyek Enterprise Ethereum Alliance (EEA). Kala itu, komunitas juga mempertanyakan sejauh mana perusahaan besar dapat memengaruhi arah pengembangan jaringan yang idealnya bersifat terbuka dan terdesentralisasi.

Kini, peringatan terbaru dari pengembang kembali mengingatkan pentingnya menjaga “roh” desentralisasi Ethereum agar tidak berubah menjadi jaringan yang dikendalikan kepentingan bisnis tertentu. Sejumlah pengamat memandang isu ini lebih bersifat filosofis daripada teknis, namun tetap berpotensi mengguncang kepercayaan komunitas jika tidak diantisipasi.

Ethereum, dengan jutaan pengguna dan proyek yang bergantung padanya, menghadapi tantangan besar untuk menjaga keseimbangan antara adopsi institusional dan prinsip desentralisasi, fondasi utama yang membuatnya tetap relevan dalam ekosistem kripto global.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |