Liputan6.com, Jakarta - Harga bitcoin (BTC) melonjak pada Senin, 20 Oktober 2025 dan kembali ke level USD 111.000. Kenaikan harga bitcoin itu memberikan dorongan bagi saham kripto dan meningkatkan harapan gejolak pasar bulan ini menjadi hambatan kecil.
"Bitcoin saat ini berada dalam fase re-akumulasi setelah koreksi jangka pendeknya, dengan sentimen pasar yang stabil dan permintaan institusional yang tetap tangguh,” ujar Analis XS.com, Linh Tran, seperti dikutip dari Yahoo Finance, Selasa (21/10/2025).
Seiring kenaikan harga bitcoin juga berdampak terhadap saham terkait kripto. Saham Strategy menguat lebih dari 2% setelah perusahaan mengungkapkan telah membeli 168 bitcoin. Harga rata-rata pembelian bitcoin itu sebesar USD 112.051 antara 13 Oktober dan 19 Oktober.
Berdasarkan pengajuan SEC, Perseroan menunjukkan memiliki 640.418 bitcoin dehgan harga pembelian agregat USD 47,4 miliar atau Rp 784,52 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.551).
Selain itu, platform perdagangan Robinhood dan Coinbase masing-masing naik hampir 4,5% dan 2,5%. Penerbit stablecoin Circle bertambah 3,5% seiring meningkatnya momentum di sektor aset digital.
Perusahaan penambangan kripto, yang juga memfokuskan jaringan infrastruktur canggih mereka pada AI dan komputasi kinerja tinggi (HPC), juga melonjak pada hari Senin.
Sentimen Harga Bitcoin
Perusahaan penambangan Bitcoin MARA Holdings (MARA) yang telah berekspansi ke pusat data HPC dan AI, naik 6% pada Senin. Rekannya, Bit Digital (BTBT), juga naik 15%, sementara Cipher Mining (CIFR) menguat 6%.
Optimisme ini diperkuat oleh berita regulator keuangan utama Jepang sedang mempertimbangkan perubahan kebijakan yang akan memungkinkan bank-bank Jepang untuk menyimpan bitcoin dan mata uang kripto lainnya, sebuah tanda meningkatnya penerimaan institusional.
Seiring dengan kenaikan bitcoin, aset digital lainnya juga menguat pada hari Senin, dengan ether (ETH) kembali ke level USD 4.000 setelah turun ke USD 3.700 minggu lalu.
Kepala aset digital BlackRock, Robert Mitchnick, mencatat dalam sebuah wawancara dengan Yahoo Finance kalau koreksi tajam Bitcoin baru-baru ini dan aksi jual tajam aset digital lainnya didorong oleh perdagangan spekulatif dengan leverage tinggi, terutama di bursa berjangka luar negeri.
Mitchnick menuturkan, kurang dari 2% dari total kepemilikan Bitcoin diwakili oleh kontrak berjangka yang disimpan di bursa-bursa luar negeri ini, meskipun kontrak-kontrak tersebut menyumbang sebagian besar volume perdagangan harian.
"Seiring waktu, aktivitas investasi jangka panjang yang lebih canggih, yaitu beli dan tahan, mengambil alih dan mendominasi, tetapi tidak dengan kebisingan jangka pendek seperti itu," ujar Mitchnick kepada Yahoo Finance.
Strategy Beli Bitcoin Rp 447,35 Miliar Sebelum Pasar Kripto Anjlok
Sebelumnya, perusahaan pemegang bitcoin terbesar Strategy menyebutkan telah habiskan dana USD 27 juta atau Rp 447,35 miliar (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.568) untuk membeli bitcoin pada pekan lalu. Langkah itu dilakukan Strategy sebelum kripto merosot pada perdagangan Jumat pekan lalu.
Mengutip Yahoo Finance, Selasa (14/10/2025), harga bitcoin meski di kisaran USD 126.000-USD 110.000 pekan lalu, Strategy mengatakan membeli 220 bitcoin dengan harga rata-rata USD 123.500 atau Rp 2,04 miliar.
Angka ini lebih mendekati rekor tertinggi Bitcoin seminggu yang lalu dibandingkan penurunan setelahnya, menurut siaran pers.
Pembelian Bitcoin terbaru Strategy merupakan pembelian terkecil ketiga tahun ini, tetapi tetap mengangkat biaya rata-rata Bitcoin dalam persediaannya di atas USD 74.000 atau Rp 1,22 miliar. Pada waktu lain tahun ini, Strategy telah mengumumkan pembelian Bitcoin mingguan yang menelan biaya perusahaan hingga USD 2,46 miliar atau Rp 40,75 triliun.
Perusahaan yang berbasis di Tysons Corner, Virginia ini mengatakan mereka sekarang memiliki 640.250 Bitcoin, yang bernilai sekitar USD 73 miliar atau Rp 1.209 triliun berdasarkan harga saat ini, menurut penyedia data kripto CoinGecko.
Pendanaan untuk Beli Bitcoin
Dalam beberapa minggu terakhir, ketika Strategy mengumpulkan dana hanya dari penjualan saham preferen, pembelian Bitcoin yang sesuai jumlahnya lebih kecil dibandingkan periode di mana mereka menerbitkan saham biasa dengan premi yang relatif terhadap kepemilikan Bitcoin mereka untuk meningkatkan persediaannya.
Pembelian Bitcoin terbaru perusahaan didanai dengan hasil penjualan STRK senilai USD 1,7 juta, STRF senilai USD 17,1 juta, dan STRD senilai USD 6,9 juta. Diperkenalkan sebagai mekanisme pendanaan tambahan tahun ini, beberapa saham preferen menerima pembayaran dividen.
Pada Senin, harga Bitcoin berada di kisaran USD 115.000 atau Rp 1,9 miliar, memulihkan beberapa koreksi di tengah harapan ketegangan perdagangan antara AS dan China akan mereda. Meskipun harga Bitcoin turun 8% selama seminggu terakhir, altcoin menunjukkan kerugian yang lebih besar.