Perusahaan Kripto Block Menambah Kepemilikan Bitcoin

1 day ago 10

Liputan6.com, Jakarta - Block Inc, perusahaan yang didirikan Jack Dorsey menambahkan 108 bitcoin ke kas perusahaan pada kuartal kedua. Dengan demikian, totalnya menjadi 8.692 bitcoin (BTC).

Mengutip Yahoo Finance, ditulis Minggu (10/8/2025), berdasarkan laporan keuangan terbaru, akuisisi ini memiliki biaya dasar sebesar USD 11 juta atau Rp 178,76 miliar (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.251). Perseroan juga berencana investasi lebih banyak bitcoin pada masa mendatang.

Dengan harga Bitcoin yang saat ini diperdagangkan mendekati USD 117.000 atau Rp 1,9 miliar, investasi Block dalam Bitcoin kini bernilai sekitar USD 1,15 miliar atau Rp 18,6 triliun.

Untuk kuartal yang berakhir pada 30 Juni, Block mengumumkan pendapatan sebesar USD 6,05 miliar, meningkat 1,5% dibandingkan pendapatan sebesar USD 5,96 miliar pada kuartal pertama. Laba kotor, sebesar USD 2,54 miliar, meningkat 8,2% dibandingkan laba kotor sebesar USD 2,33 miliar.

Direktur Keuangan, Amrita Ahuja kepada CNBC, mengatakan perusahaan telah "melampaui proyeksi laba kotor sendiri."

Perusahaan menghasilkan pendapatan sebesar USD 2,14 miliar dan laba kotor sebesar USD 66 juta dari penjualan Bitcoin melalui Cash App, dompet digital untuk konsumen Amerika.

"Cash App kini memiliki volume peer-to-peer sebesar USD 218 miliar, volume perdagangan sebesar USD 183 miliar, dan 8 juta pelanggan yang terlibat dengan Pendapatan Rata-Rata Per Pengguna (ARPU) tahunan sebesar USD 250,” kata Ahuja.

Bertahap Tingkatkan Kepemilikan BTC

Pada 2020, di bawah CEO Jack Dorsey, mulai membeli Bitcoin. Namun, pembelian Bitcoin oleh Block berbeda secara signifikan dari akuisisi besar MicroStrategy yang dibiayai utang.

Seiring waktu, perusahaan secara bertahap meningkatkan kepemilikan Bitcoin-nya, terutama menggunakannya sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang berasal dari mata uang fiat. Perusahaan mencatat keuntungan sebesar usd 212,2 juta dari pengukuran ulang kepemilikan Bitcoin, dibandingkan dengan kerugian sebesar usd 70,1 juta pada periode perbandingan tahun sebelumnya.

Perusahaan ini bertujuan untuk menjadikan Bitcoin sebagai protokol terbuka untuk transaksi internet, dengan fokus pada peluncuran prototipe produk penambangan dan kustodian mandiri, yang menurut Ahuja akan segera diluncurkan.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Ripple Dapat Lampu Hijau Buka Layanan Pembayaran Kripto di UEA

Sebelumnya ditulis, Ripple resmi menerima persetujuan regulasi penuh dari Otoritas Jasa Keuangan Dubai (DFSA) untuk menghadirkan layanan pembayaran kripto lintas batas di Uni Emirat Arab (UEA).

Mengutip Cointelegraph, Jumat (14/3/2025), Ripple mengumumkan pada 13 Maret 2025 bahwa mereka telah mendapatkan lisensi DFSA, yang memungkinkannya untuk beroperasi di Pusat Keuangan Internasional Dubai (DIFC). DIFC sendiri dikenal sebagai zona ekonomi bebas UEA dengan kebijakan pajak dan kerangka regulasinya sendiri.

 Pengumuman tersebut muncul hampir enam bulan setelah Ripple mengumumkan penerimaan persetujuan prinsip atas lisensi DFSA.

Sebelumnya, pada 1 Oktober 2024 Ripple mengungkapkan bahwa mereka tengah berupaya mendapatkan lisensi dari DFSA untuk meluncurkan infrastruktur aset digitalnya di UEA.

Dengan lisensi ini, Ripple sekarang dapat menyediakan solusi pembayaran berbasis blockchain globalnya kepada bisnis di seluruh UEA.

Perusahaan mengatakan bahwa lisensi ini juga memungkinkan Ripple untuk melayani lembaga keuangan yang mencari mitra untuk membantu mereka menggunakan aset digital dalam aplikasi dunia nyata. 

"Kita memasuki periode pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk industri kripto, didorong oleh kejelasan regulasi yang lebih besar di seluruh dunia dan peningkatan adopsi institusional," kata CEO Ripple Brad Garlinghouse dalam keterangannya.

Ripple juga melaporkan telah melihat peningkatan permintaan di seluruh Timur Tengah untuk pembayaran lintas batas. Permintaan tersebut tidak terbatas pada perusahaan asli kripto tetapi juga datang dari lembaga keuangan tradisional.

Dengan persetujuan DFSA, Ripple telah menjadi penyedia pembayaran pertama yang mendukung blockchain yang beroperasi di zona bebas DIFC, menurut CEO DIFC Arif Amiri.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |