Liputan6.com, Jakarta - Pergerakan harga kripto jajaran teratas menunjukkan variasi signifikan pada perdagangan Sabtu, 4 Oktober 2025. Di tengah fluktuasi ini, harga Bitcoin (BTC USD) dan Ethereum (ETH) kompak menunjukkan penguatan signifikan.
Berdasarkan data terkini, harga BTC USD mengalami lonjakan yang cukup impresif, mencatat kenaikan lebih dari satu persen dalam 24 jam terakhir. Tren positif ini tidak hanya terjadi dalam jangka pendek, melainkan juga menunjukkan performa yang kuat sepanjang sepekan terakhir. Situasi ini mengindikasikan adanya sentimen bullish yang kuat di pasar kripto.
Harga bitcoin (BTC) masih melanjutkan kenaikan pada perdagangan Sabtu siang (4/10/2025) pukul 13.33 WIB. Hal itu terjadi di tengah ketidakpastian penutupan pemerintah Amerika Serikat (AS) atau shutdown pemerintah AS.
Mengutip data Coinmarketcap.com, harga bitcoin (BTC) naik 2,12% dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan, harga bitcoin sudah melambung 11,88%. Saat ini, harga bitcoin berada di posisi USD 122.608 atau Rp 2,03 miliar (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.559).
Sementara itu, harga Ethereum (ETH) naik 0,75% selama 24 jam terakhir. Dalam sepekan terakhir, harga Ethereum meroket 12,38%. Kini, harga Ethereum berada di posisi USD 4.515 atau Rp 74,76 juta.
Reli Mingguan Terbaik
Reli sepanjang minggu ini, yang terbaik sejak April, telah membuat perdagangan mata uang kripto terbesar di dunia ini hanya selangkah lagi dari rekor tertingginya pada Agustus, yang berada di atas USD 124.000.
Oktober secara historis merupakan bulan terkuat Bitcoin, karena token ini telah meningkat dalam 10 dari 12 tahun terakhir, menurut Compass Point Research, yang menyebabkan banyak pelaku pasar kripto menyebut bulan tersebut sebagai "Uptober." Demikian mengutip dari Yahoo Finance, Sabtu (4/10/2025).
Faktor musiman juga menguntungkan kuartal keempat, dengan token menguat dalam empat dari lima periode kuartal keempat terakhir.
"Performa tersebut seringkali mengikuti pelemahan September. Namun, tahun ini, bitcoin ditutup 4% lebih tinggi, sehingga "meningkatkan standar untuk kenaikan di bulan Oktober," tulis analis Compass Point, Ed Engel, pada Selasa pekan ini.
Volatilitas di Pasar
Volatilitas dalam beberapa minggu terakhir sempat mendorong bitcoin mendekati USD 108.000 sebelum pasar pulih kembali. Engel berpendapat "penembusan palsu ke bawah seringkali memberikan sinyal bullish, terutama menjelang Oktober yang kuat secara musiman."
Analis Wall Street juga melihat katalis di luar kalender yang dapat berkontribusi pada sinyal Oktober yang kuat.
Untuk saat ini, Rekening Umum Perbendaharaan, setara dengan rekening giro pemerintah, sebagian besar telah terisi penuh, meredakan kekhawatiran likuiditas akan terkuras dari aset seperti kripto dan dialihkan ke obligasi. Sementara itu, aktivitas stablecoin sejak disahkannya undang-undang penting pada bulan Juli telah menambah lapisan dukungan lain untuk kripto.
"Saya yakin gelombang adopsi kripto berikutnya akan datang dari adopsi stablecoin. Dan itu akan sangat positif bagi kripto secara keseluruhan," ujar Kepala Investasi di Hashdex, Samir Kerbage kepada Yahoo Finance minggu ini.
"Tren ini mungkin membutuhkan waktu 6 bulan hingga satu tahun untuk mulai terlihat pada harga."
Pasokan Token
Analis Seaport Research Partners, Jeff Cantwell menuturkan, pasokan token USDC dari Circle (CRCL), penerbit stablecoin, telah meningkat 19% secara kuartal ke kuartal menjadi USD 73,6 miliar.
“Sebuah akselerasi tajam dari pertumbuhan hanya 2% di kuartal kedua, ujar Jeff.
"Intinya, ekspansi USDC yang beredar terlihat sangat kuat di kuartal ketiga, dan ini juga terjadi di waktu yang tepat menjelang kuartal keempat, yang secara historis merupakan periode yang kuat untuk kripto," tulis Cantwell dalam catatan klien pada Selasa.
Cantwell mencatat permintaan stablecoin Circle tersebar di berbagai blockchain, atau buku besar digital, dengan 62% di Ethereum (ETH-USD), 14% di Solana (SOL-USD), dan 8% di Hyperliquid (HYPE).
Lonjakan pada kuartal keempat juga dapat membuka jalan bagi target tinggi para investor kripto. Pada Agustus, analis Bernstein memperkirakan bitcoin akan mencapai puncak siklusnya antara USD 150.000 dan USD 200.000 dalam enam hingga 12 bulan ke depan, selama apa yang disebut perusahaan sebagai "pergerakan bullish yang panjang dan melelahkan" untuk kripto hingga 2027.
Batasan Suplai dan Satuan BTC
Salah satu karakteristik unik dari BTC USD adalah batasan suplainya. Penerbitan Bitcoin dilakukan melalui kode komputer gratis dan jumlahnya tidak boleh melebihi 21 juta unit. Pembatasan ini bertujuan untuk mencegah munculnya kebijakan inflasi, menjadikannya aset deflasi yang berbeda dari mata uang fiat.
Terkait dengan satuan, terdapat banyak diskusi di kalangan penggiat Bitcoin untuk menciptakan standar. Hingga saat ini, penggunaan Bitcoin digunakan dengan batasan satuan sebanyak 8 desimal. Satuan dasar adalah 1 Bitcoin, yang dilambangkan dengan 1 BTC.
Selain itu, terdapat satuan yang lebih kecil seperti 0,01 BTC yang setara dengan 1 cBTC atau 1 centibitcoin, sering juga disebut bitcent. Selanjutnya, 0,001 BTC disebut sebagai 1 mBTC atau 1 millibitcoin. Pembagian satuan ini memudahkan transaksi dalam skala yang lebih kecil.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.