Liputan6.com, Jakarta - Harga bitcoin mencapai rekor tertinggi baru pada Minggu, (5/10/2025). Harga bitcoin (BTC) tembus di atas USD 125.000 atau Rp 2,07 miliar (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.602).
Harga bitcoin sempat menyentuh posisi USD 125.689 atau Rp 2,08 miliar, melampaui rekor pada Agustus di kisaran USD 124.500. Demikian mengutip Channel News Asia.
Namun, harga bitcoin turun dari rekor tertinggi. Berdasarkan data Coinmarketcap.com, Minggu, 5 Oktober 2025 pukul 19:42 WIB, harga bitcoin naik 0,78% dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan terakhir, harga BTC melonjak 12,52%. Kini, harga bitcoin menyentuh posisi USD 123.048 atau Rp 2,04 miliar.
Bitcoin telah menikmati momentum kenaikan yang kuat, dengan investor yang berhati-hati terhadap penutupan pemerintah Amerika Serikat (AS) atau shutdown pemerintah AS.
Kenaikan saham AS juga mendukung kenaikan Bitcoin, sementara investor beralih ke aset safe haven sementara anggota parlemen AS bernegosiasi mengenai pendanaan pemerintah federal, menurut Bloomberg News.
Presiden AS Donald Trump dan keluarganya juga merupakan pendukung besar mata uang kripto dan terlibat dalam berbagai usaha kripto yang telah meningkatkan kekayaannya.
Sentimen Harga Bitcoin
Keterlibatan Trump dalam aset digital telah membalikkan skeptisisme pemerintah AS selama bertahun-tahun terhadap industri kripto di bawah pendahulunya dari Partai Demokrat, Joe Biden, dengan Dewan Perwakilan Rakyat AS mengesahkan tiga RUU mata uang kripto penting pada Juli.
Perubahan regulasi ini telah menyebabkan nilai Bitcoin melonjak.
"Dengan banyaknya aset, termasuk ekuitas, emas, dan bahkan barang koleksi seperti kartu Pokemon yang mencapai titik tertinggi sepanjang masa, tidak mengherankan Bitcoin diuntungkan oleh narasi pelemahan dolar AS," tutur Co-Head of Markets FalconX, Joshua Lim.
Faktor Pendorong Kenaikan Harga Bitcoin
Kenaikan harga bitcoin yang terjadi pada pertengahan September 2025 didorong oleh dua faktor utama. Pertama, data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih rendah dari perkiraan.
Indeks Harga Produsen (IHP) AS pada Agustus menunjukkan inflasi grosir menurun 0,1% secara bulanan dan melambat menjadi 2,6% secara tahunan. Data IHP yang lebih rendah dari ekspektasi ini membuka jalan bagi aset berisiko, mendorong bitcoin secara signifikan menembus level USD 113.000.
Faktor kedua adalah aksi beli institusi ke exchange-traded fund (ETF) spot bitcoin. Arus masuk dana institusional yang meningkat ke produk investasi berbasis bitcoin menunjukkan kepercayaan yang tumbuh dari investor besar terhadap aset digital ini. Adopsi institusional ini seringkali menjadi katalisator penting bagi pergerakan harga bitcoin.
Bitcoin sendiri adalah mata uang kripto terdesentralisasi yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 2008 oleh entitas anonim yang dikenal sebagai Satoshi Nakamoto. Harga bitcoin ditentukan oleh penawaran dan permintaan di berbagai bursa mata uang kripto di seluruh dunia.
Volatilitas dan Cara Memantau Harga Bitcoin
Meskipun menunjukkan tren positif, harga bitcoin dikenal sangat fluktuatif dan dapat berubah setiap detik. Fluktuasi harga ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk sentimen pasar, tingkat adopsi institusional, perubahan regulasi, dan peristiwa ekonomi makro global.
Oleh karena itu, investor disarankan untuk selalu berhati-hati dan melakukan analisis mendalam sebelum mengambil keputusan investasi.
Untuk mendapatkan informasi harga bitcoin terkini secara real-time, Anda dapat mengunjungi platform berita keuangan atau bursa mata uang kripto. Beberapa sumber yang sering digunakan meliputi bursa mata uang kripto seperti Binance, Coinbase, Indodax, atau Tokocrypto yang menyediakan data harga live dan grafik pergerakan harga.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.