Liputan6.com, Jakarta - Citigroup merilis proyeksi terbaru untuk pasar aset digital dengan dua arah berbeda: menaikkan target harga Ethereum, namun memangkas sedikit perkiraan akhir tahun untuk Bitcoin.
Bank asal AS tersebut menilai arus investasi yang lebih kuat dari perkiraan serta meningkatnya adopsi institusional sebagai pendorong utama tren kripto ke depan.
Dalam laporan terbarunya, dikutip dari Yahoo Finance, Minggu (5/10/2025), Citi memperkirakan harga Bitcoin akan ditutup di level USD 132.000 pada akhir 2025, lebih rendah dari proyeksi Juli lalu di USD 135.000. Meski demikian, target jangka 12 bulan untuk Bitcoin tetap optimistis di USD 181.000.
Sementara itu, Ethereum mendapat revisi positif dengan proyeksi akhir tahun naik ke USD 4.500, dan target 12 bulan di USD 5.440.
Meski proyeksinya dipangkas tipis, analis Citi menegaskan Bitcoin masih menjadi aset digital utama pilihan investor. Ukuran pasar yang lebih besar, rekam jejak lebih panjang, serta narasi sebagai "emas digital" membuat Bitcoin dinilai lebih solid dibandingkan Ethereum.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Bitcoin Tetap Jadi "Emas Digital"
Bank juga menyoroti korelasi yang semakin kuat antara Bitcoin dan emas, yang mempertegas perannya sebagai penyimpan nilai di tengah fluktuasi pasar.
Citi menilai momentum positif investasi kripto masih akan berlanjut, terutama dari investor institusional dan penasihat keuangan yang mulai menempatkan modal di kelas aset ini. Dukungan regulasi, khususnya di Amerika Serikat, juga menjadi katalis penting.
Meski begitu, risiko tetap ada. Dalam skenario bearish, harga Bitcoin bisa tertekan bila pasar ekuitas melemah. Adapun prospek Ethereum lebih sulit diproyeksikan karena kompleksitas jaringan dan faktor adopsi pengguna.
Namun, arus masuk investor yang kuat diyakini masih berpotensi mendorong harga Ether ke level lebih tinggi di masa mendatang.
Mengenai Bitcoin dan Ethereum
Bitcoin (BTC) adalah mata uang kripto yang pertama dan paling dikenal. Pada dasarnya, Bitcoin diciptakan untuk menjadi bentuk uang digital yang terdesentralisasi—yaitu, uang yang tidak dikontrol oleh bank atau pemerintah manapun.
Tujuannya adalah menjadi penyimpan nilai (store of value) dan alat pertukaran (medium of exchange) global. Jaringan Bitcoin hanya berfungsi untuk mencatat transaksi keuangan dan memindahkan koin BTC dari satu pihak ke pihak lain, dengan suplai yang terbatas (hanya akan ada 21 juta BTC).
Karena fungsinya yang sederhana dan terfokus pada transaksi uang, banyak yang melihat Bitcoin sebagai emas digital.
Ethereum adalah langkah evolusi berikutnya setelah Bitcoin. Berbeda dengan Bitcoin yang hanya berfungsi sebagai uang, Ethereum adalah sebuah platform blockchain yang bisa diprogram.
Hal ini memungkinkan pengembang membangun segala macam aplikasi, mulai dari layanan keuangan terdesentralisasi (DeFi) hingga game dan NFT, menggunakan Kontrak Pintar (Smart Contracts). Mata uang asli yang digunakan untuk membayar biaya transaksi di jaringan ini adalah Ether (ETH).
Singkatnya, jika Bitcoin adalah kalkulator yang bagus untuk menyimpan uang, Ethereum adalah smartphone yang memungkinkan Anda menjalankan ribuan aplikasi berbeda.