Liputan6.com, Jakarta - Saham sejumlah perusahaan kripto publik dan emiten penyimpan aset digital seperti MicroStrategy (MSTR) dan Coinbase (COIN) sempat jatuh pada perdagangan Rabu (20/8/2025) kemarin, sebelum akhirnya berbalik naik masing-masing 1,95% dan 0,5%.
Namun, dalam sebulan terakhir keduanya masih mencatat penurunan tajam: MicroStrategy turun hampir 20%, sementara Coinbase anjlok sekitar 27%.
Dikutip dari Yahoo Finance, Kamis (21/8/2025), kinerja dua saham perusahaan ini tertinggal jauh dari aset kripto besar seperti Bitcoin yang melemah 3,7%, serta Ethereum yang justru naik 13,4% dalam periode sama.
Untuk MicroStrategy, harga sahamnya kini menyentuh level terendah sejak April.
Meski pelemahan terjadi di tengah aksi jual pasar kripto akibat kekhawatiran inflasi dan data makroekonomi, saham terkait kripto tampak tertinggal dibanding indeks utama AS seperti Dow Jones dan S&P 500 yang masing-masing naik sekitar 1% sebulan terakhir.
Volatilitas Tinggi Saham Kripto
“Seperti aset kripto, saham perusahaan kripto memang sangat volatil. Ditambah ketidakpastian investor soal tarif, suku bunga, dan faktor makro lainnya, wajar jika gejolak semakin besar,” ujar Ryan Rasmussen, Head of Research di Bitwise, kepada Decrypt.
Ia menambahkan, saham kripto biasanya memiliki beta tinggi terhadap Bitcoin, sehingga tak heran jika kinerjanya lebih buruk saat harga Bitcoin terkoreksi.
Perusahaan penyimpan aset digital bahkan lebih rentan karena bisnis mereka langsung bergantung pada nilai aset kripto yang dimiliki.
Robinhood dan IPO Kripto Ikut Tergelincir
Bukan hanya emiten besar, saham Robinhood (HOOD) juga sempat jatuh di bawah USD 100 sebelum rebound ke USD 104,53. Saat ini, nilainya masih lebih dari 11% di bawah rekor tertinggi USD 117,70.
Sementara itu, perusahaan berbasis Ethereum seperti BitMine Immersion Technologies dan SharpLink Gaming sempat menguat pada Rabu, tetapi keduanya tetap terkoreksi lebih dari 10% dalam lima hari perdagangan terakhir.
Tiga IPO kripto terbaru juga melemah dalam periode sama. Bullish (BLSH) memimpin penurunan dengan jatuh 35%, disusul Circle (CRCL) turun 7,5% dan eToro (ETOR) terkoreksi 4,8%.
Bullish sebelumnya sempat melonjak lebih dari tiga kali lipat dari harga IPO USD 37 saat debut pekan lalu, namun kini sudah terkoreksi hampir 50% hanya dalam beberapa hari, membuat investor yang masuk terlambat merugi besar.
Harapan Pasar Kripto
Meski begitu, Rasmussen menilai IPO kripto masih punya peluang untuk bangkit. Menurutnya, sejak IPO Coinbase, ada “permintaan terpendam yang cukup besar” terhadap perusahaan kripto baru di pasar modal.
“Investor biasanya bersemangat dengan pemain baru, dan saham kripto tidak berbeda. Meski pasar sedang menurun, performa tahunan menunjukkan investor masih melihat nilai dari perusahaan kripto mapan,” jelasnya.
“Beberapa perusahaan kripto — seperti Coinbase — sudah terbukti tangguh setelah melewati krisis kripto sebelumnya. Itu faktor penting bagi investor yang khawatir dengan siklus naik-turun pasar kripto,” tambah Rasmussen.