Liputan6.com, Jakarta - Pasar kripto saat ini berada di persimpangan, dengan pertanyaan besar: apakah kita masih berada dalam fase bearish, atau justru memasuki awal siklus bullish baru?
Awal 2025 ditandai dengan penurunan tajam Bitcoin dan mayoritas indeks utama. Namun, reli berikutnya hingga ke level tertinggi sepanjang masa menunjukkan ketahanan aset kripto.
Mengutip coinmarketcap, Minggu (24/8/2025), survei Investopedia mencatat hampir dua pertiga investor ritel bersikap optimis, dengan keyakinan yang ditopang oleh portofolio perusahaan dan daya tahan ekonomi global.
Dukungan institusional terhadap Bitcoin kini hampir seimbang dengan minat ritel. Langkah SEC melegalkan ETF Bitcoin spot mendorong lonjakan harga dan likuiditas, bukan hanya untuk Bitcoin tetapi juga pasar kripto secara keseluruhan.
Integrasi kripto ke dalam sistem keuangan arus utama makin nyata, terlihat dari tren IPO perusahaan kripto hingga semakin banyaknya perusahaan publik yang menyimpan aset digital sebagai cadangan.
Sinyal Pasar: Antara Koreksi dan Momentum Baru
Secara teknis, penurunan lebih dari 20% sempat menempatkan pasar pada zona bearish. Namun, arus dana masuk ke ETF dan kuatnya perekonomian AS memberikan dorongan besar.
Hingga kini, lebih dari 135 perusahaan publik mencatatkan Bitcoin di neraca mereka. Dukungan regulasi seperti Genius Act juga memperkuat keyakinan investor bahwa kripto semakin aman sebagai instrumen keuangan.
Di tengah dinamika ini, proyek baru seperti MAGACOIN FINANCE mencuri perhatian. Meski Bitcoin, Ethereum, dan XRP dianggap mahal, token ini masih dalam tahap awal dan menarik minat investor cerdas.
Fase prapenjualannya terjual cepat, menandakan permintaan tinggi sebelum siklus bullish berikutnya.
Gambaran Makro yang Kontras
Meski tren jangka pendek positif, pasar tradisional masih dihantui kekhawatiran inflasi dan harga produsen. Hubungan yang semakin erat antara perbankan tradisional dan kripto—seperti kredit berbasis kripto di JPMorgan—juga menimbulkan pertanyaan tentang potensi risiko sistemik.
Namun, banyak analis menilai ini bukanlah pasar bearish sejati. Tokoh populer seperti PlanB masih memproyeksikan penguatan Bitcoin jangka panjang. Para pelaku bisnis pun melihat koreksi saat ini lebih sebagai efek faktor makro ketimbang tanda resesi kripto.
Kesimpulan: Fase Transisi
Secara keseluruhan, 2025 bisa digambarkan sebagai fase transisi. Penurunan memang terjadi, tetapi indikator utama—mulai dari adopsi institusional, regulasi proaktif, hingga likuiditas ETF—semua mengarah pada tren jangka panjang yang tetap bullish.
Dengan kata lain, pasar kripto saat ini lebih tepat disebut bersiap menuju babak baru, bukan sekadar terjebak dalam fase bearish.