Liputan6.com, Jakarta Ular kobra dan ular weling adalah dua jenis reptil berbisa yang kerap ditemukan di lingkungan sekitar, bahkan tidak jarang masuk ke dalam rumah. Kehadiran keduanya menimbulkan kekhawatiran serius karena bisanya yang mematikan. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk dapat membedakan keduanya dengan tepat.
Meskipun sama-sama berbahaya, kedua ular ini memiliki ciri fisik dan perilaku yang sangat berbeda. Mengenali perbedaan ini adalah langkah awal yang krusial untuk mengambil tindakan pencegahan atau penanganan yang tepat saat berhadapan dengan salah satu dari mereka.
Artikel ini akan mengulas secara detail tujuh perbedaan utama antara ular kobra, khususnya kobra Jawa (Naja sputatrix), dan ular weling (Bungarus candidus). Pemahaman ini diharapkan dapat membantu Anda mengidentifikasi ular dengan lebih akurat dan memahami potensi bahayanya. Melansir dari berbagai sumber, Sabtu (18/10), simak ulasan informasinya berikut ini.
1. Pola Warna Tubuh
Perbedaan paling mencolok antara ular kobra dan ular weling terletak pada pola warna tubuh mereka. Ular weling memiliki ciri khas dengan tubuhnya yang berwarna belang-belang hitam kebiruan dan putih kekuningan secara berselang-seling dari kepala hingga ekor. Pola belang ini sangat mencolok dan berlanjut hingga ke ekor, sementara bagian perutnya umumnya berwarna putih polos tanpa belang.
Sementara itu, ular kobra Jawa memiliki pola warna yang lebih bervariasi dan tidak selalu belang hitam-putih yang konsisten. Ciri khas kobra adalah pola warna hitam kecokelatan dengan perut putih kekuningan, atau abu-abu kehitaman hingga abu-abu kecokelatan. Terkadang, tudungnya berwarna polos dan sering memiliki bentuk serupa huruf "V" atau "O", sedangkan bagian ventral tubuhnya memiliki warna krem-kekuningan.
2. Bentuk Kepala dan Leher
Perbedaan signifikan lainnya adalah bentuk kepala dan kemampuan mengembangkan tudung leher. Ular kobra dikenal karena kemampuannya untuk mengembangkan tudung leher ketika merasa terancam, membentuk postur yang khas dan mudah dikenali. Secara morfologi, ular kobra memiliki kepala berbentuk oval yang sedikit lebih besar dan terpisah jelas dari leher.
Sebaliknya, ular weling tidak memiliki kemampuan mengembangkan tudung leher. Kepala ular weling cenderung kecil dan berbentuk segitiga atau lonjong, hampir menyatu dengan badan tanpa perbedaan leher yang jelas. Bentuk kepala ini sangat berbeda dengan kobra yang memiliki kepala lebih besar dan terpisah jelas dari leher.
3. Ukuran Tubuh
Terdapat perbedaan umum dalam ukuran tubuh antara kedua jenis ular ini. Kobra dewasa umumnya memiliki panjang sekitar 1,3 meter, namun dapat tumbuh hingga mencapai 1,85 meter. Beberapa jenis kobra bahkan bisa mencapai panjang 2 meter, sementara anak kobra yang baru menetas berukuran sekitar 25 cm.
Ular weling umumnya memiliki tubuh yang lebih ramping dan sedikit lebih pendek dibandingkan kobra dewasa. Ular ini memiliki panjang rata-rata mencapai 155 cm atau sekitar 1,55 meter, dan dapat tumbuh hingga maksimal 160 cm. Ukuran yang lebih ramping ini juga menjadi salah satu ciri fisik pembeda yang mencolok.
4. Tingkat Toksisitas Bisa (Kekuatan Racun)
Meskipun keduanya sangat berbisa, bisa ular weling sering disebut jauh lebih mematikan daripada kobra. Bisa ular weling memiliki toksisitas sekitar 15 kali lipat lebih tinggi dibandingkan ular kobra.
Secara kuantitas, diperkirakan hanya dibutuhkan sekitar 1 mg bisa ular weling untuk menyebabkan kematian, sementara king cobra membutuhkan sekitar 25 mg. Angka ini menunjukkan betapa mematikannya bisa ular weling meskipun dalam jumlah yang sangat kecil, menjadikannya ancaman serius.
5. Jenis Bisa dan Efek Gigitan
Kedua ular ini memiliki bisa neurotoksin, yang menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Bisa weling menyerang sistem saraf manusia, menyebabkan kelumpuhan otot pernapasan lebih cepat. Risiko gigitan weling juga lebih tinggi karena taringnya yang kecil seringkali tidak meninggalkan bekas gigitan yang jelas.
Hal ini menyebabkan korban sering terlambat menyadari telah digigit, sehingga penanganan medis pun menjadi terlambat. Kondisi ini membuat ular weling dijuluki sebagai "pembunuh senyap" yang berbahaya saat memasuki lingkungan rumah.
Bisa ular kobra Jawa juga bersifat neurotoksin, yang dapat memicu kelumpuhan saraf dan otot, terutama otot pernapasan, dengan dosis sekitar 400-500 mg per gigitan yang cukup untuk membunuh satu gajah dewasa.
6. Perilaku dan Agresivitas
Perilaku dan cara pertahanan diri kedua ular ini juga berbeda. Ular weling merupakan hewan nokturnal, yang berarti aktif beraktivitas pada malam hari dan lebih sering istirahat di tempat persembunyian saat siang. Uniknya, saat merasa terganggu atau terancam, weling akan menggulungkan badan dan menyembunyikan kepalanya. Meskipun sangat berbisa, ular weling dikenal relatif pasif dan tidak agresif terhadap manusia, kecuali jika merasa terpojok atau terancam.
Ular kobra, di sisi lain, dikenal lebih agresif saat terancam dan memiliki perilaku khas. Perilaku kobra, kalau terancam akan menaikkan tubuhnya dan mengembangkan rusuknya. Bahkan dapat menyemburkan bisanya ke arah mata sejauh 1 meter. Meskipun kobra dikenal agresif dan memberi peringatan dengan mengembangkan lehernya, ular weling tetap menjadi ancaman serius, terutama di lingkungan rumah karena sifat nokturnalnya.
7. Habitat dan Persebaran
Kedua jenis ular ini tersebar di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, namun memiliki preferensi habitat yang sedikit berbeda. Ular weling memiliki persebaran habitat di Indonesia, khususnya Bali dan Jawa, serta Malaysia, Kamboja, Myanmar, Vietnam, dan Laos. Habitat ular weling berada di perkebunan, hutan yang lembab, tanah berpasir, atau lokasi yang dekat air seperti persawahan, sungai, atau parit, serta semak belukar pada lahan pertanian dan sekitar pemukiman.
Ular kobra Jawa (Naja sputatrix) juga memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi, sehingga sering ditemukan di dekat pemukiman manusia. Habitat ular kobra Jawa meliputi perbatasan hutan yang terbuka, savana, persawahan, hingga pekarangan. Kobra Jawa diketahui mampu hidup di tempat yang ketinggiannya maksimal 600 meter di atas permukaan laut, mudah ditemui di hutan, sabana, padang rumput, ataupun pemukiman warga karena kemampuan adaptasinya yang hebat.
People Also Ask
1. Apa ciri fisik utama yang membedakan ular kobra dan ular weling?
Jawaban: Ular kobra memiliki tudung leher yang mengembang dan kepala oval, sementara ular weling berciri belang hitam-putih mencolok dan kepala kecil menyatu dengan badan.
2. Mana yang memiliki bisa lebih mematikan antara ular kobra dan ular weling?
Jawaban: Bisa ular weling disebut 15 kali lebih mematikan dibandingkan kobra, karena menyerang sistem saraf dan hanya butuh dosis kecil untuk berakibat fatal.
3. Bagaimana perilaku ular weling saat merasa terancam?
Jawaban: Ular weling yang nokturnal dan pemalu akan menggulungkan badan serta menyembunyikan kepalanya saat merasa terganggu atau terancam.
4. Mengapa gigitan ular weling disebut 'pembunuh senyap'?
Jawaban: Gigitan weling sering terlambat diketahui karena taring kecilnya tidak meninggalkan bekas gigitan jelas, sehingga penanganan medis sering terlambat.