Liputan6.com, Jakarta - Harga Ethereum (ETH) telah kembali mencapai level USD 4.500 atau Rp 73,70 juta (asumsi kiurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.379).
Sejumlah faktor yang mendorong harga Ethereum kembali tembus USD 4.500 yakni permintaan institusional dan akumulasi yang stabil memperkuat keyakinan terhadap prospek jangka panjangnya.
Berdasarkan Coinmarketcap.com, harga Ethereum bertambah 2,09% dalam 24 jam terakhir. Harga Ethereum (ETH) naik 2,96% selama sepekan terakhir. Saat ini, harga Ethereum berada di posisi USD 4.524,26.
Mengutip Crypto News.com, Jumat (12/9/2025), kripto terbesar kedua ini hanya 8,6% di bawah puncaknya di USD 4.946 pada 24 Agustus. Ethereum meski telah naik 4,4% dalam seminggu terakhir, harganya masih turun 2,8% dibandingkan bulan sebelumnya.
Volume perdagangan Ethereum mencapai USD 36,38 miliar dalam 24 jam terakhir, turun tipis 0,30%. Berdasarkan data Coinglas,volume derivatif naik 5,7% menjadi USD 97,32 miliar, sementara open interest bertambah 2,64% menjadi USD 61,72 miliar, menunjukkan posisi baru di pasar berjangka.
Akumulasi Ethereum mencapai sekitar USD 4.300-USD 4.400
Dalam unggahan di CryptoQuant pada 11 September, kontributor Crazzyblockk mencatat pembeli terus mengakumulasi Ethereum di kisaran USD 4.300-USD 4.400 dengan hampir 1,7 juta Ethereum ditambahkan ke dompet jangka panjang.
Permintaan Kontrak Berjangka ETH
Ia menyebut binance krusial karena menangangi arus keluar terbanyak selama fase akumulasi ini. Deposit ETH meski ke Binance dimulai dari level mendekati USD 3.150, rata-rata biaya untuk penarikan ini adalah sekitar USD 4.300 yang menunjukkan pemegang jangka panjang mengubah posisi seiring meningkatnya permintaan baru.
Selain itu, institusi mendorong permintaan kontrak berjangka ETH, PelinayPA kontributor lainnya CryptoQuant mencatat minat terbuka pada kontrak berjangka CME telah meningkat ke level tertinggi sepanjang masa, terutama untuk kontrak jangka pendek dengan jatuh tempo 1-3 bulan.
Kontrak dengan jangka waktu yang lebih panjang juga mengalami pertumbuhan.
PelinayPA menyamakan struktur itu dengan siklus Ethereum sebelumnya, di mana minat terbuka rendah selama pasar bullish pada 2021-2022, anjlok selama pasar bearish 2022, dan kemudian pulih secara stabil pada 2023-2024.
“Partisipasi institusional yang kuat terlihat jelas di pasar saat ini,” kata PelinayPA.
Analisis Teknikal
Hal ini dengan minat terbuka yang tinggi dengan mendorong momentum momentum kenaikan dan kemungkinan koreksi yang lebih parah selama masa jatuh tempo. Menurut PelinayPA, jika leverage tidak melemah terlalu cepat, ETH dapat menguji level resistance USD 6.800 pada akhir tahun.
Analisis Teknikal Harga Ethereum
Harga Ethereum masih diperdagangkan di atas rata-rata pergerakan 20 harinya, yang mendekati USD 4.406. Sementara itu, Bollinger band atas di USD 4.654 bertindak sebagai resistensi.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Korea Selatan Perketat Aturan Pinjaman Kripto
Sebebelumnya, Komisi Jasa Keuangan Korea Selatan (FSC) resmi mengumumkan pedoman baru terkait pinjaman kripto pada 5 September 2025. Aturan ini ditujukan untuk menekan praktik berisiko, meningkatkan perlindungan investor, sekaligus menjaga stabilitas pasar keuangan digital di dalam negeri.
Dikutip dari coinmarketcap, Minggu (7/9/2025), langkah ini lahir dari kekhawatiran terhadap kerentanan pasar kripto yang kerap memicu pergeseran likuiditas.
Komisi Jasa Keuangan Korea Selatan berharap, pembatasan leverage, bunga, dan jenis aset yang bisa dipinjamkan akan mengurangi potensi risiko berlebihan.
Dalam kebijakan baru ini, FSC membatasi besaran bunga pinjaman, melarang leverage berlebihan, serta hanya mengizinkan 20 aset kripto teratas untuk dijadikan jaminan. Selain itu, pinjaman yang didanai perusahaan akan diawasi lebih ketat demi melindungi pengguna ritel.
Dengan adanya pembatasan tersebut, regulator memperkirakan akan terjadi penurunan volume pinjaman berimbal hasil tinggi. Namun, hal ini sekaligus membuka jalan bagi minat investor institusional yang membutuhkan kerangka regulasi yang lebih jelas.
Dampak Jangka Pendek dan Panjang
Dalam jangka pendek, aturan baru diperkirakan menekan volatilitas pasar dengan menghilangkan praktik leverage ekstrem.
Sementara itu, dalam jangka panjang, regulasi ini diyakini akan meningkatkan transparansi, mendorong manajemen risiko yang lebih sehat, serta menyelaraskan Korea Selatan dengan standar global.
Regulasi serupa sebelumnya sempat memicu penurunan aktivitas di bursa kripto, tetapi pada akhirnya terbukti memperkuat stabilitas pasar.
Ke depan, analis memperkirakan pergeseran ke arah keuangan terdesentralisasi (DeFi) dan staking langsung, seiring pelaku pasar menyesuaikan diri dengan aturan baru.