7 Cara Bikin Tanaman Paprika Rajin Berbuah, Cocok untuk Pemula

1 day ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Paprika (Capsicum annuum) adalah tanaman sayuran buah yang masih satu keluarga dengan cabai, dikenal karena buahnya yang berwarna-warni dan nilai ekonomis tinggi. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah dan Selatan, namun kini telah dibudidayakan di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), paprika merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi tinggi dengan permintaan pasar yang terus meningkat, baik untuk konsumsi segar maupun industri pengolahan makanan.

Budidaya paprika menawarkan peluang usaha yang menjanjikan bagi petani dan penghobi tanaman, bahkan untuk pemula. Dengan teknik yang tepat, tanaman paprika dapat tumbuh subur dan menghasilkan panen yang memuaskan dalam waktu sekitar 3 bulan. Menanam paprika sebenarnya tidak sesulit yang dibayangkan, asalkan panduan yang benar diterapkan. Melansir dari berbagai sumber, Selasa (23/12), simak ulasan informasinya berikut ini. 

1. Pemilihan Benih dan Varietas Unggul

Pemilihan benih merupakan langkah awal yang krusial dalam budidaya paprika untuk memastikan pertumbuhan yang optimal dan hasil buah yang melimpah. Pilihlah benih paprika berkualitas tinggi yang sudah bersertifikat untuk menjamin potensi tumbuh yang baik. Benih hibrida berkualitas juga sangat direkomendasikan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Selain itu, pertimbangkan untuk memilih varietas paprika yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan permintaan pasar. Beberapa varietas unggul seperti Yolo Wonder dikenal tahan terhadap virus mosaik tembakau, menawarkan buah besar dengan daging tebal. Sementara itu, varietas lain seperti Amarillo, Chikago, dan Imperator umum dibudidayakan di daerah tertentu.

Sebelum disemai, benih paprika dapat direndam dalam air hangat kuku selama 4-6 jam untuk mempercepat perkecambahan. Pemindahan bibit pada waktu yang tepat dengan teknik yang benar juga dapat meningkatkan tingkat keberhasilan tumbuh hingga 95% dan mempercepat masa adaptasi tanaman di media tanam baru.

2. Persiapan Media Tanam yang Ideal

Media tanam yang subur dan memiliki drainase baik adalah kunci untuk pertumbuhan paprika yang sehat dan produktif. Tanah yang cocok untuk paprika adalah jenis tanah aluvial dan mediteran, atau tanah lempung berpasir yang gembur. pH tanah yang ideal untuk pertumbuhan paprika berkisar antara 5,5 hingga 6,5, dengan pH optimal 6,5.

Untuk meningkatkan kesuburan, media tanam dapat dicampur dengan pupuk kandang atau kompos. Pupuk organik ini akan memberikan nutrisi yang cukup bagi tanaman paprika. Penggunaan mulsa di sekitar tanaman juga dapat membantu mengontrol pertumbuhan gulma yang bersaing dengan paprika untuk nutrisi dan air.

Jika menanam di pot atau polybag, pastikan wadah memiliki diameter minimal 25 cm. Wadah tersebut harus diisi dengan tanah gembur dan remah yang dicampur pupuk kandang atau kompos. Penggunaan ajir dari bambu atau kayu dengan tinggi minimal 1,5 meter juga disarankan untuk menopang tanaman paprika yang tumbuh tinggi.

3. Penyiraman yang Tepat dan Konsisten

Penyiraman yang rutin dan tepat sangat penting untuk menjaga kelembapan tanah yang dibutuhkan paprika, terutama saat musim panas atau saat tanaman membutuhkan lebih banyak air. Tanaman paprika membutuhkan kelembapan yang konsisten, namun hindari penyiraman berlebihan yang dapat menyebabkan akar membusuk. Genangan air berlebih sangat tidak disarankan karena paprika sangat sensitif terhadap kelebihan air yang dapat memicu penyakit akar.

Penyiraman sebaiknya dilakukan pada pagi dan sore hari. Namun, jika hujan, frekuensi penyiraman cukup dilakukan sekali sehari. Frekuensi penyiraman harus disesuaikan dengan kondisi cuaca dan kelembapan media tanam.

Saat menyiram di tanah terbuka, lakukan di pagi hari agar air meresap sebelum sinar matahari terik, dan hindari menyiram di siang atau malam hari. Hal ini untuk mencegah luka bakar pada tanaman atau pembusukan akibat kelebihan cairan di malam hari. Suhu air yang ideal untuk penyiraman adalah antara 18°C hingga 22°C.

4. Pemupukan Berkala dan Seimbang

Pemupukan adalah aspek penting untuk memastikan paprika mendapatkan nutrisi yang cukup agar dapat berbuah lebat. Pemupukan pertama dapat dilakukan sekitar 20 hari setelah bibit dipindahkan ke media tanam. Selanjutnya, lakukan pemupukan setiap 20 hari sekali.

Gunakan pupuk yang kaya unsur hara, seperti pupuk organik (kompos, pupuk kandang) atau pupuk kimia seperti NPK. Jika tanaman paprika tumbuh rimbun daunnya tetapi tidak berbuah, kurangi pemberian pupuk bernitrogen karena nitrogen merangsang pertumbuhan daun, bukan buah. Untuk pupuk kimia, gunakan pupuk NPK dengan perbandingan seimbang (16:16:16) atau pupuk khusus tanaman buah setiap 10-14 hari sekali.

Untuk merangsang pembentukan buah, terutama pada cuaca hangat, dapat digunakan garam Epsom. Campurkan 1 sendok teh garam Epsom dengan 1 liter air lalu semprotkan ke tanaman, atau letakkan 1 sendok makan garam Epsom di tanah dekat pangkal tanaman. Pada usia lebih dari 35 hari setelah tanam (HST), paprika membutuhkan nutrisi dari pupuk organik untuk pembentukan bunga dan buah yang besar serta berkualitas tinggi. Pupuk daun juga dapat diberikan seminggu sekali untuk mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan produktivitas.

5. Pengaturan Sinar Matahari dan Suhu Lingkungan

Paprika adalah tanaman subtropis yang membutuhkan intensitas sinar matahari rendah, berkisar antara 22% – 30% dari total intensitas cahaya matahari. Meskipun membutuhkan cahaya matahari, terlalu banyak sinar matahari langsung dapat merusak tanaman. Oleh karena itu, pemberian naungan saat terik atau panas berlebih sangat dianjurkan.

Untuk pertumbuhan optimal, paprika membutuhkan lama penyinaran sepanjang hari. Suhu ideal untuk paprika adalah 21-27°C pada siang hari dan 13-16°C pada malam hari. Suhu di bawah 18°C atau di atas 35°C dapat menghambat paprika berbuah.

Suhu ekstrem di atas 38°C dapat menyebabkan semua bunga dan bakal buah gugur. Kelembaban udara sekitar 80% juga penting; kelembaban terlalu tinggi dapat menyebabkan pembusukan akar, sementara terlalu rendah dapat menyebabkan layu pucuk serta gugurnya bunga dan bakal buah.

6. Pemangkasan untuk Merangsang Produktivitas

Pemangkasan adalah teknik penting untuk meningkatkan produktivitas tanaman paprika, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Pemangkasan bertujuan untuk mengurangi pertumbuhan vegetatif (daun dan cabang) agar tanaman tidak terlalu rimbun. Hal ini juga menghambat pertumbuhan meninggi, menjaga kelembapan udara, dan meningkatkan penerimaan sinar matahari ke seluruh bagian tanaman.

Pemangkasan juga berperan dalam meningkatkan pertumbuhan generatif (bunga dan buah). Jika tidak dipangkas, tanaman akan lambat berbuah karena sebagian besar hasil metabolisme digunakan untuk pertumbuhan vegetatif. Pemangkasan tunas air atau tunas liar yang tumbuh di ketiak daun, terutama pada bagian bawah tanaman, bertujuan agar nutrisi terfokus pada pertumbuhan buah. Ada beberapa jenis pemangkasan pada paprika:

  • Pemangkasan cabang dan tunas: Dilakukan untuk mengurangi jumlah cabang dan tunas yang tidak produktif. Pemangkasan tunas dilakukan sebelum tanaman bercabang, sedangkan pemangkasan cabang dilakukan setelah tanaman membentuk cabang-cabang. Beberapa cabang utama dipangkas hingga tersisa 2 cabang utama tanpa atau dengan satu cabang sekunder.
  • Pemangkasan daun: Dilakukan pada daun-daun yang sudah tua, daun di bagian bawah sampai percabangan, serta daun yang sakit atau terserang hama dan penyakit. Buang juga daun-daun tua yang menguning atau terserang penyakit.
  • Pemangkasan bunga: Bertujuan untuk mendapatkan buah paprika berkualitas baik. Bunga yang muncul pertama dan kedua kali (di atas percabangan utama) atau bunga yang terbentuk di cabang utama sebaiknya dibuang. Saat tanaman mulai berbunga, lakukan penjarangan bunga dengan menyisakan 2-3 bunga per cabang untuk menghasilkan buah yang lebih besar dan berkualitas.

Setelah pemangkasan, bagian yang dipangkas sebaiknya langsung dibakar untuk mencegah penyebaran hama dan penyakit ke tanaman lain yang sehat.

7. Pengendalian Hama dan Penyakit Secara Efektif

Pengendalian hama dan penyakit sangat penting untuk menjaga kualitas dan kuantitas panen paprika, karena serangan organisme pengganggu tanaman dapat menyebabkan kerusakan bahkan kegagalan panen. Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman paprika dapat menyebabkan kerugian yang tidak sedikit.

Hama yang sering menyerang paprika antara lain ulat grayak, thrips, lalat buah, dan aphid (kutu daun). Penyakit yang umum adalah layu fusarium, antraknosa, busuk buah, layu bakteri, gemini virus, dan busuk akar. Penyakit embun tepung yang disebabkan oleh cendawan Oidiopsis sp. juga dapat menyebabkan kehilangan hasil 5-40%. Beberapa langkah pengendalian yang dapat dilakukan meliputi:

  • Ulat Grayak: Menyebabkan daun berlubang. Pengendalian dapat dilakukan secara manual dengan mengambil ulat pada pagi atau sore hari.
  • Thrips: Menyebabkan daun menggulung dan bercak keperakan. Dapat diatasi dengan perangkap lengket berwarna biru, menanam tanaman perangkap seperti marigold, atau menjaga kebersihan kebun dari gulma. Serangan thrips dapat menyebabkan kehilangan hasil hingga 60%.
  • Lalat Buah: Menyebabkan buah busuk dan berulat. Pengendaliannya bisa dengan memetik buah yang terserang dan memusnahkannya, membungkus buah dengan plastik atau kantong kertas, atau menggunakan perangkap feromon (methyl eugenol).
  • Penyakit Embun Tepung: Jika intensitas serangan mencapai ambang pengendalian, penggunaan fungisida selektif seperti fenarimol dapat dilakukan.

Pencegahan dini dan pemantauan rutin sangat penting untuk deteksi dini gejala serangan, sehingga penanganan dapat dilakukan lebih cepat sebelum hama dan penyakit menyebar luas. Budidaya dalam greenhouse atau rumah kaca juga dapat mengurangi risiko serangan hama dan penyakit karena lingkungan lebih terkontrol. Gunakan pestisida organik seperti larutan bawang putih, cabai, atau daun mimba sebagai pencegahan, dan pestisida kimia sesuai dosis anjuran jika serangan parah.

Pertanyaan dan Jawaban

1. Apa yang harus diperhatikan dalam memilih benih paprika agar rajin berbuah?

Jawaban: Pilihlah benih paprika berkualitas tinggi yang sudah bersertifikat dan benih hibrida unggul. Pertimbangkan varietas yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan permintaan pasar, serta rendam benih dalam air hangat sebelum semai untuk mempercepat perkecambahan.

2. Berapa pH tanah ideal untuk pertumbuhan tanaman paprika?

Jawaban: pH tanah yang ideal untuk pertumbuhan paprika berkisar antara 5,5 hingga 6,5, dengan pH optimal 6,5. Media tanam sebaiknya subur, memiliki drainase baik, dan dapat diperkaya dengan pupuk kandang atau kompos.

3. Kapan waktu terbaik untuk menyiram tanaman paprika?

Jawaban: Penyiraman sebaiknya dilakukan pada pagi dan sore hari, terutama saat musim panas. Jika hujan, cukup sekali sehari. Hindari penyiraman berlebihan agar tidak menyebabkan akar membusuk.

4. Mengapa pemangkasan penting untuk meningkatkan produktivitas tanaman paprika?

Jawaban: Pemangkasan penting untuk mengurangi pertumbuhan vegetatif yang tidak produktif, menghambat pertumbuhan meninggi, menjaga kelembapan udara, dan meningkatkan pertumbuhan generatif (bunga dan buah). Pemangkasan juga meningkatkan penerimaan sinar matahari ke seluruh bagian tanaman.

5. Hama apa saja yang sering menyerang tanaman paprika dan bagaimana cara mengendalikannya?

Jawaban: Hama yang sering menyerang paprika antara lain ulat grayak, thrips, lalat buah, dan aphid. Pengendalian dapat dilakukan secara manual, menggunakan perangkap lengket, menanam tanaman perangkap, menjaga kebersihan kebun, atau menggunakan pestisida organik/kimia sesuai anjuran.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |