7 Tips agar Tanaman Kangkung Subur dan Cepat Dipanen untuk Musim Hujan

1 day ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Budidaya kangkung menjadi pilihan menarik bagi banyak petani dan penghobi berkebun, terutama karena siklus panennya yang cepat. Namun, menanam kangkung di musim hujan memiliki tantangan tersendiri, mulai dari risiko genangan air hingga serangan hama yang meningkat. Untuk memastikan tanaman kangkung Anda tetap subur dan menghasilkan panen melimpah, diperlukan strategi dan perawatan yang tepat.

Dengan mengikuti panduan, Anda akan mampu mengatasi berbagai kendala musim hujan dan memaksimalkan potensi hasil panen kangkung. Lantas bagaimana Tips agar Tanaman Kangkung Subur dan Cepat Dipanen untuk Musim Hujan? Melansir dari berbagai sumber, Selasa (24/12), simak ulasan informasinya berikut ini. 

1. Pemilihan Bibit Kangkung Unggul

Pemilihan bibit yang tepat merupakan fondasi utama untuk mendapatkan tanaman kangkung yang kuat, subur, dan cepat panen, terutama saat menghadapi tantangan musim hujan. Bibit yang berkualitas akan lebih tahan terhadap penyakit dan memiliki potensi pertumbuhan yang optimal. Beberapa ciri bibit kangkung yang sehat dan unggul adalah memiliki fisik sempurna, tidak ada bopeng, atau bekas gigitan serangga.

Untuk memastikan kualitas bibit, Anda bisa melakukan uji sederhana. Tekan bibit secara perlahan; jika mudah hancur, berarti bibit tersebut sudah jelek. Cara lain adalah dengan memasukkan bibit ke wadah berisi air, di mana bibit yang sehat akan tenggelam. Pilihlah benih kangkung yang bersertifikat dan terjamin bebas dari hama serta penyakit untuk meminimalisir risiko kegagalan.

Di pasaran, terdapat beberapa varietas kangkung unggulan yang bisa menjadi pilihan, seperti kangkung Bangkok, Bika, Bisi, dan Serimpi. Kangkung Bangkok dikenal dengan daunnya yang lebar dan dapat dipanen sekitar 20 hari setelah tanam dengan tinggi rata-rata 20-30 cm. Sementara itu, varietas kangkung Bisi memiliki pertumbuhan tegak dan seragam, serta mampu beradaptasi dengan baik di dataran tinggi maupun rendah, menjadikannya pilihan yang fleksibel untuk berbagai kondisi lahan.

2. Persiapan Lahan atau Media Tanam yang Tepat

Persiapan lahan yang baik adalah langkah krusial berikutnya untuk menunjang pertumbuhan kangkung yang optimal, khususnya di musim hujan. Kondisi lahan yang tidak tepat dapat menyebabkan genangan air berlebihan, yang berujung pada kerusakan tanaman. Tanah perlu digemburkan dengan cara dicangkul dan diratakan kembali, serta pastikan tingkat keasaman (pH) tanah berada di kisaran 5,5-6,5, yang merupakan pH ideal untuk tanaman kangkung.

Untuk mencegah genangan air di musim hujan, disarankan membuat bedengan atau gundukan tanah. Lebar bedengan sebaiknya sekitar 100-120 cm dengan tinggi 30 cm, dan jarak antar bedengan sekitar 30 cm. Pengapuran dengan dolomit dapat dilakukan 2-4 minggu sebelum penanaman untuk membantu menyesuaikan pH tanah dan menyediakan nutrisi tambahan yang dibutuhkan tanaman.

Bagi Anda yang menanam kangkung dalam pot atau polybag, media tanam yang disarankan adalah campuran tanah gembur, kompos, dan sekam atau cocopeat dengan perbandingan 1:1:1. Campuran ini sangat dianjurkan karena mampu menahan air dengan baik sekaligus memiliki drainase yang efisien, mencegah akar kangkung terendam terlalu lama dan membusuk.

3. Pemupukan yang Optimal dan Tepat Waktu

Pemupukan yang tepat dan teratur sangat penting untuk mendukung pertumbuhan kangkung yang subur dan mempercepat masa panen, terutama di musim hujan saat nutrisi tanah cenderung mudah tercuci. Sebagai pupuk dasar, Anda dapat menaburkan pupuk kandang atau kompos di atas bedengan dengan takaran sekitar 10 ton per hektare, lalu diamkan selama 2 hingga 3 hari sebelum penanaman.

Untuk pemupukan lanjutan, campuran pupuk urea dan pupuk organik dapat diberikan saat usia tanam kangkung mencapai 1-2 minggu, dengan dosis sekitar 3 liter per hektare. Pupuk kandang, khususnya kotoran ayam yang sudah matang, sangat direkomendasikan karena lebih cepat terurai dan kandungan nutrisinya cocok untuk tanaman kangkung yang memiliki siklus panen cepat.

Apabila tanaman kangkung terlihat kurang subur atau daunnya mulai pucat, ini bisa menjadi indikasi kekurangan nutrisi. Dalam kondisi ini, berikan pupuk tambahan berupa pupuk organik yang kaya nitrogen atau pupuk kotoran ayam yang sudah matang dan dicampur dengan sekam atau kompos. Pemberian pupuk tambahan ini akan membantu mengembalikan kesuburan tanaman dan mendorong pertumbuhan yang lebih baik.

4. Jarak Tanam yang Sesuai

Penentuan jarak tanam yang tepat merupakan faktor kunci untuk memastikan setiap tanaman kangkung mendapatkan nutrisi, cahaya matahari, dan ruang yang cukup untuk tumbuh secara optimal. Jarak tanam yang terlalu rapat dapat menyebabkan persaingan nutrisi dan cahaya, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi tidak maksimal. Penanaman kangkung dapat dilakukan dengan membuat lubang atau garis sedalam kurang lebih 5 cm, dengan jarak antar garis bedengan sekitar 20 cm.

Untuk setiap lubang tanam, Anda bisa memasukkan 2-5 biji kangkung. Metode ini efektif untuk memastikan kerapatan tanaman yang ideal. Apabila Anda menanam kangkung darat atau kangkung cabut, biji dapat disebar langsung ke bedengan dengan jarak tanam sekitar 2-3 cm per tanaman. Metode ini bertujuan untuk menghemat dan memaksimalkan penggunaan lahan, cocok untuk budidaya skala besar atau lahan terbatas.

Jika menggunakan sistem tugal, buatlah lubang tanam dengan kedalaman sekitar 5 cm dan jarak antar lubang 15-20 cm. Kemudian, masukkan 3-5 biji kangkung di setiap lubang. Jarak tanam yang sesuai ini akan meminimalkan risiko penularan penyakit antar tanaman dan memastikan sirkulasi udara yang baik, yang sangat penting di musim hujan untuk mencegah kelembapan berlebih.

5. Pengelolaan Air dan Drainase yang Baik

Meskipun kangkung dikenal sebagai tanaman yang menyukai kelembaban dan cocok ditanam di musim hujan, genangan air yang berlebihan dapat menjadi ancaman serius bagi pertumbuhannya. Kangkung memang bisa tumbuh baik di daerah lembab dan bahkan tergenang air, tetapi genangan yang terus-menerus dapat menyebabkan akar membusuk dan daun menguning. Oleh karena itu, pengelolaan air dan drainase yang efektif sangat krusial.

Penting untuk memastikan adanya parit di sekitar bedengan atau area tanam kangkung. Parit ini berfungsi untuk mengalirkan kelebihan air hujan, mencegah genangan yang dapat merusak tanaman. Dengan drainase yang baik, akar kangkung tidak akan terendam terlalu lama, sehingga mengurangi risiko busuk akar dan penyakit lainnya yang disebabkan oleh kelembaban berlebih.

Di musim hujan, frekuensi penyiraman tanaman kangkung dapat dikurangi atau bahkan ditiadakan, tergantung pada kondisi kelembaban tanah. Selalu periksa kelembaban tanah sebelum menyiram untuk menghindari overwatering. Kangkung toleran terhadap genangan, sehingga bedengan yang dibuat boleh tidak terlalu tinggi, namun sistem drainase tetap harus diperhatikan untuk menjaga keseimbangan kelembaban.

6. Pengendalian Hama dan Penyakit

Musim hujan dengan tingkat kelembaban yang tinggi seringkali menjadi pemicu utama peningkatan serangan hama dan penyakit pada tanaman kangkung. Meskipun kangkung termasuk tanaman yang relatif mudah ditanam dan tahan terhadap hama, kondisi lahan yang kurang baik atau iklim yang buruk dapat membuatnya rentan. Oleh karena itu, langkah-langkah pengendalian yang proaktif sangat diperlukan untuk melindungi tanaman.

Beberapa hama umum yang sering menyerang kangkung meliputi bekicot, ulat grayak, dan kutu daun (aphid). Bekicot dapat merusak daun dan batang, sementara ulat grayak menyebabkan daun berlubang-lubang akibat aktivitas makannya. Penyakit yang perlu diwaspadai antara lain karat putih (Albugo ipomoeae-panduratae) dan bercak daun. Penyakit karat putih diketahui peka terhadap fungisida seperti Dithane M-45.

Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan secara mekanis, misalnya dengan mengumpulkan dan memusnahkan hama secara langsung, atau mencabut tanaman yang sudah terserang parah untuk mencegah penyebaran. Menjaga kebersihan lingkungan tanam juga sangat penting untuk mengurangi tempat persembunyian hama. Jika serangan hama sangat tinggi dan tidak dapat diatasi dengan metode mekanis, penggunaan pestisida dapat dipertimbangkan, namun selalu ikuti dosis dan petunjuk penggunaan yang dianjurkan untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan.

7. Panen Tepat Waktu dan Berkelanjutan

Kangkung dikenal sebagai tanaman yang cepat panen, hanya membutuhkan waktu sekitar 20–25 hari sejak tanam. Ciri kangkung siap panen ditandai batang sepanjang 20–25 cm dengan daun yang lebar. Panen sebaiknya dilakukan pagi atau sore hari agar tanaman tidak cepat layu.

Terdapat dua metode panen, yaitu dicabut hingga akar atau dipotong pada pangkal batang. Metode potong memungkinkan panen berulang setiap 5–7 hari, hingga 2–3 kali panen atau maksimal sekitar 3–4 bulan, meski kualitas biasanya menurun setelah panen ketiga. Agar tunas baru tumbuh optimal, berikan pupuk organik cair atau NPK secara rutin dan pastikan tanaman mendapat sinar matahari 4–6 jam per hari.

Kangkung dapat ditanam sepanjang tahun di Indonesia dan tumbuh optimal dengan media gembur seperti campuran tanah, kompos, dan sekam bakar (2:1:1) atau secara hidroponik. Kangkung dari stek batang bahkan bisa tumbuh lebih cepat dengan tingkat keberhasilan tinggi. Pertumbuhan kurus umumnya disebabkan kurang nutrisi, cahaya, atau jarak tanam terlalu rapat, sehingga perawatan dasar perlu diperhatikan secara konsisten.

Pertanyaan dan Jawaban Seputar

1. Apakah kangkung dari stek batang bisa tumbuh dengan baik?

Jawaban: Ya, kangkung dari stek batang dapat tumbuh dengan sangat baik bahkan lebih cepat dibandingkan dari biji. Pilih batang yang masih segar dengan panjang minimal 15-20 cm dan rendam dalam air hingga muncul akar sebelum ditanam. Tingkat keberhasilan stek batang mencapai 90 persen jika dilakukan dengan benar, dan tanaman dapat dipanen lebih cepat sekitar 20-25 hari setelah tanam.

2. Berapa kali kangkung bisa dipanen dari satu kali tanam?

Jawaban: Kangkung dapat dipanen 2-3 kali dari satu kali tanam jika menggunakan metode panen potong dengan menyisakan pangkal batang sekitar 5 cm dari permukaan tanah. Setelah dipotong, tanaman akan mengeluarkan tunas baru dalam waktu 7-10 hari dan siap dipanen kembali setelah 15-20 hari. Namun, kualitas dan produktivitas panen kedua dan ketiga biasanya menurun, sehingga disarankan untuk menanam ulang setelah panen ketiga.

3. Apakah kangkung bisa ditanam sepanjang tahun?

Jawaban: Ya, kangkung dapat ditanam sepanjang tahun di Indonesia karena merupakan tanaman tropis yang adaptif terhadap berbagai kondisi iklim. Namun, pertumbuhan optimal terjadi pada musim hujan atau dengan penyiraman yang cukup. Pada musim kemarau, pastikan penyiraman dilakukan lebih sering untuk menjaga kelembaban media tanam agar tanaman tidak layu atau pertumbuhannya terhambat.

4. Media tanam apa yang paling baik untuk kangkung?

Jawaban: Media tanam terbaik untuk kangkung adalah campuran tanah, kompos, dan sekam bakar dengan perbandingan 2:1:1 yang menghasilkan struktur gembur dan drainase baik. Untuk hidroponik, gunakan larutan nutrisi AB mix dengan pH 5,5-6,5 dan media penopang seperti rockwool atau hidroton. Pastikan media tanam memiliki kandungan bahan organik yang cukup dan tidak terlalu padat agar akar dapat berkembang dengan baik.

5. Bagaimana cara mengatasi kangkung yang tumbuh kurus dan tidak subur?

Jawaban: Kangkung yang tumbuh kurus biasanya disebabkan oleh kekurangan nutrisi, cahaya matahari yang tidak cukup, atau jarak tanam yang terlalu rapat. Pastikan tanaman mendapatkan sinar matahari penuh dan jaga kelembaban media tanam dengan penyiraman rutin.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |