Liputan6.com, Jakarta King cobra (ular raja) termasuk salah satu ular berbisa terbesar panjangnya 3–5,4 m dan warnanya bervariasi (kuning, hijau, cokelat, atau hitam) dengan pola palang kekuningan/putih. Anakan biasanya hitam pekat dengan garis kuning/putih di tubuh dan ekor.
Taringnya sekitar 8–10 mm dan menempel di rahang atas posisi miring taring memudahkan penyuntikan bisa ke mangsa. Saat merasa terancam, kobra raja dapat mengangkat tubuh bagian depan hingga 1–1,2 m dan membentangkan tudung leher sebagai isyarat peringatan.
Meski reputasinya agresif, kobra raja cenderung menghindar kecuali diprovokasi atau sedang menjaga sarang betina pada masa mengerami telur kerap lebih galak. Bisa neurotoksinnya bekerja cepat menumpulkan fungsi saraf, terutama pernapasan.
Artikel ini akan mengulas bagian-bagian tubuh kobra, mulai dari yang paling rentan hingga yang paling kuat. Informasi ini dirangkum oleh Liputan6.com dari Nationalzoo.
Tulang Kepala & Rahang
Tulang tengkorak dan rahang king cobra dirancang agar kuat dan lentur, mendukung fungsi gigitan. Penempatan taring pada rahang atas adalah salah satu bagian paling "kritis" dari sistem serangnya. Bagian ini merupakan salah satu bagian tubuh yang paling kuat karena harus menahan tekanan dan gerakan saat menyerang.
Leher & Otot Tarikkan Kepala
Leher king cobra sangat fleksibel dan dibantu otot-otot halus serta tekanan internal tubuh agar bisa mengangkat bagian depan tubuh. Namun kelemahan muncul jika tekanan internal (udara dalam saluran pernapasan) terganggu kemampuan ini bergantung pada "tegangan internal". arXiv
Sisik Ventral & Tubuh Bagian Perut
Bagian perut (ventral) dan sisik di bawah tubuh ular cenderung lebih tipis dibanding bagian punggung. Meski punya fungsi melindungi dan membantu gerak merayap, area ini mungkin lebih rentan terhadap cedera dibanding tulang kepala atau rahang utamanya.