Menelusuri Nilai-Nilai Luhur Sumpah Pemuda, Tetap Relevan di Masa Kini

Liputan6.com, Jakarta Jakarta – Sumpah Pemuda menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Ikrar yang lahir pada 28 Oktober 1928 ini menegaskan tekad para pemuda untuk bersatu di bawah satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa: Indonesia.

Momen bersejarah tersebut tidak hanya menyalakan semangat perjuangan kala itu, tetapi juga menjadi dasar kuat terbentuknya rasa persatuan di tengah keberagaman bangsa.

Kini, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Sumpah Pemuda tetap relevan dan patut dijadikan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

1. Cinta Tanah Air dan Bangsa

Nilai utama dalam Sumpah Pemuda adalah cinta terhadap tanah air. Melalui ikrar “satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa,” para pemuda 1928 menunjukkan kesetiaan serta kebanggaan mereka terhadap Indonesia. Cinta tanah air menjadi landasan untuk menjaga keutuhan negara, menghormati simbol kebangsaan, dan berkontribusi membangun bangsa dengan penuh tanggung jawab.

2. Rela Berkorban

Semangat rela berkorban menjadi cerminan tekad para pemuda yang mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi. Mereka rela mengorbankan waktu, tenaga, bahkan nyawa demi mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Nilai ini menjadi inspirasi agar generasi sekarang selalu mengutamakan kepentingan bersama.

3. Persatuan sebagai Jiwa Bangsa

Persatuan menjadi inti dari Sumpah Pemuda. Ikrar ini lahir dari semangat para pemuda lintas suku, agama, dan daerah untuk melebur menjadi satu kekuatan bangsa. Perbedaan yang ada justru dijadikan kekuatan untuk memperjuangkan kemerdekaan bersama.

4. Menghargai Perbedaan

Para pemuda 1928 datang dari berbagai latar belakang budaya dan daerah, namun tetap bersatu demi cita-cita yang sama. Nilai menghargai perbedaan ini menegaskan pentingnya toleransi, saling menghormati, dan menghargai keberagaman yang menjadi identitas bangsa Indonesia.

5. Mengutamakan Kepentingan Bangsa

Sumpah Pemuda menanamkan semangat untuk menempatkan kepentingan bangsa di atas segala hal. Para pemuda kala itu tidak berjuang untuk kelompok atau daerah tertentu, melainkan untuk Indonesia yang satu. Nilai ini tetap relevan di tengah tantangan zaman modern.

6. Semangat Persaudaraan dan Kekeluargaan

Rasa persaudaraan menjadi pilar penting dalam menjaga persatuan bangsa. Melalui semangat saling peduli, menghormati, dan tolong-menolong, masyarakat diharapkan mampu memperkuat kebersamaan serta menghindari perpecahan sosial.

7. Gotong Royong sebagai Warisan Abadi

Gotong royong adalah nilai yang sangat melekat pada perjuangan Sumpah Pemuda. Para pemuda kala itu bekerja bahu-membahu tanpa pamrih untuk mencapai cita-cita kemerdekaan. Semangat gotong royong inilah yang perlu dijaga agar bangsa Indonesia terus maju dengan kerja sama dan solidaritas yang kuat.

Pertemuan pemuda yang berlangsung pada 27–28 Oktober 1928 di Jakarta menghasilkan tiga ikrar bersejarah:

• Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
• Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
• Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
• Makna Abadi Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda bukan sekadar peristiwa sejarah, melainkan warisan moral yang hidup di setiap generasi. Nilai-nilainya menjadi penuntun agar bangsa Indonesia terus bersatu, bekerja sama, dan berjuang demi kemajuan negeri.

Melalui penghayatan nilai-nilai tersebut, generasi muda diharapkan mampu menjaga semangat nasionalisme dan memperkuat identitas bangsa di tengah arus globalisasi.