Harga Perak Melonjak 185%, Robert Kiyosaki Masih Optimistis dengan Bitcoin

Liputan6.com, Jakarta - Penulis buku Rich Dad Poor Dad Robert Kiyosaki yang sejak lama mendorong aset berharga dari tabungan menuturkan, kenaikan harga perak di atas USD 70 merupakan keuntungan bagi pembeli logam mulia sekaligus peringatan bagi semua orang yang menyimpan dana tunai.

"Perak di atas USD 70. Kabar baik bagi penimbun emas dan perak. Kabar buruk bagi penabung,” tulis Kiyosaki, dikutip dari Yahoo Finance, Minggu, (28/12/2025).

“Saya  khawatir harga perak USD 70 dapat menandakan hiperinflasi dalam lima tahun ke depan karena uang palsu terus kehilangan nilainya,”

Kiyosaki kembali menegaskan target yang berani. Ia menilai dolar AS palsu akan kehilangan daya beli seiring harga perak mencapai USD 200 pada 2026.

Kiyosaki adalah penulis buku terlaris Rich Dad Poor Dad dan kritikus lama mata uang fiat. Selama bertahun-tahun, ia telah membangun pengikut yang besar dengan mendorong emas, perak, dan baru-baru ini Bitcoin, sebagai lindung nilai terhadap apa yang disebutnya sebagai penurunan nilai mata uang yang didorong oleh pemerintah.

Terkait harga perak yang melonjak, Kiyosaki menilai hal itu lantaran ketika orang kehilangan kepercayaan pada uang kertas, mereka beralih ke aset yang tidak dapat dicetak.

Ia menunjuk kebijakan bank sentral sebagai pemicunya, Robert menuturkan, pemotongan suku bunga dan pelonggaran kebijakan moneter pada dasarnya adalah lampu hijau untuk penciptaan uang lebih banyak. Ia menilai di situ "perdagangan hiperinflasi" dimulai.

“The Fed  menurunkan suku bunga, memberi sinyal QE (pelonggaran kuantitatif) atau menghidupkan mesin pencetak uang palsu. Apa yang disebut Larry Lepard sebagai ‘The Big Print’,” tulisnya.

“Ini akan menyebabkan hiperinflasi, membuat hidup sangat mahal bagi mereka yang tidak siap.”

Meskipun perak menjadi berita utama, Kiyosaki masih berbicara langsung kepada pemegang kripto dan memperlakukan Bitcoin dan Ethereum sebagai bagian dari keranjang defensif yang sama dengan logam mulia.

“Saran saya tetap sama, beli lebih banyak emas asli, perak, Bitcoin, dan Ethereum,” ujar dia.

 Ia menambahkan, ia membeli lebih banyak perak tepat setelah pemotongan suku bunga terbaru dari The Federal Reserve (the Fed).

Bitcoin vs perak: mana yang menjadi pilihan yang lebih baik dalam 5 tahun terakhir?

Jika Anda mengukur potensi keuntungan murni, Bitcoin biasanya mengalahkan perak di sebagian besar periode lima tahun.

Di sisi lain, perak telah mengalami kenaikan yang luar biasa baru-baru ini, dan berperilaku seperti "perdagangan ketakutan" makro klasik dengan kecemasan inflasi, risiko geopolitik, dan ekspektasi pemotongan suku bunga yang semuanya menumpuk pada logam yang masih penting bagi industri dan investasi.

Perak juga menunjukkan kinerja yang kuat tetapi Bitcoin masih sedikit lebih unggul. Logam mulia ini diperdagangkan sekitar USD 26 per ons pada akhir Desember 2020 dan baru-baru ini mencapai titik tertinggi sepanjang masa di dekat USD 79,70 per ons minggu ini, yang berarti pertumbuhan sekitar 200% selama lima tahun.

 Sebelumnya, Robert Kiyosaki memprediksi harga Bitcoin bisa menembus USD 250 ribu atau sekitar Rp 4,1 miliar (estimasi kurs Rp 16,697 per USD) pada 2026. Namun, ia juga memperingatkan adanya potensi “kehancuran besar” di pasar dan menegaskan pentingnya membangun kekayaan saat kondisi penuh ketakutan.

Dikutip dari Yahoo Finance, Rabu (12/11/2025), penulis buku keuangan terkenal Robert Kiyosaki memprediksi harga Bitcoin (BTC) akan melonjak hingga USD 250.000, meski ia juga memperingatkan adanya potensi “kehancuran besar” di pasar aset.

Dalam unggahannya di platform X (Twitter), Kiyosaki membagikan target investasinya untuk tahun 2026. Ia memperkirakan harga emas bisa mencapai USD 27 ribu, Bitcoin di USD 250 ribu, perak di USD 100, dan Ethereum di USD 60.

Prediksi Kiyosaki untuk Ethereum sontak menimbulkan tanda tanya di kalangan investor, sebab harga aset digital tersebut sudah lama tidak berada di kisaran dua digit. Sejumlah analis menduga ia mungkin bermaksud menulis USD 6 ribu atau USD 60 ribu.

Kiyosaki, yang dikenal sebagai investor emas sejak 1971 tepatnya setelah Presiden Richard Nixon mencabut standar emas dolar AS, menilai Bitcoin adalah versi digital dari emas. Sedangkan, Ethereum menjadi penggerak utama sistem keuangan modern berbasis blockchain. Ia menyebut aset-aset ini mengikuti apa yang ia sebut sebagai ‘hukum uang’, bukan siklus politik.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.