JPMorgan Bakal Izinkan Perdagangan Kripto untuk Klien Institusi

Liputan6.com, Jakarta - JPMorgan kembali bertaruh besar pada kripto. Raksasa wall street sedang mempertimbangkan mengizinkan klien institusi memperdagangkan kripto. Produk dan layanan kripto ini dilaporkan dapat mencakup perdagangan spot dan derivatif dan upaya ini masih tahap awal.

Mengutip Yahoo Finance, berdasarkan laporan Bloomberg, ditulis Rabu (24/12/2025), langkah ini terjadi di tengah penerimaan yang lebih luas dari perusahaan terhadap aset digital. Namun, JPMorgan belum menanggapi untuk permintaan komentar.

Adapun pada Oktober, bank itu mengumumkan akan mengizinkan klien institusional untuk memakai bitcoin (BTC) dan ether sebagai jaminan. Pada awal Desember, divisi manajemen aset JPMorgan meluncurkan tokenisasi pertamanya.

Ekspansi kripto baru-baru ini oleh bank tersebut patut diperhatikan mengingat bagaimana CEO Jamie Dimon telah lama menyatakan ketidaksukaannya terhadap sektor ini. Baru-baru ini tahun lalu, Dimon membandingkan Bitcoin dengan "batu peliharaan", dan mengatakan satu-satunya kegunaannya adalah untuk pencucian uang dan penipuan, di antara kegiatan ilegal lainnya. Pernyataan tersebut mengikuti penghinaan lain yang telah dilontarkan Dimon terhadap kripto selama bertahun-tahun.

Pergeseran JPMorgan ke arah kripto mengikuti kebijakan Presiden Donald Trump yang lebih menguntungkan terhadap sektor ini. Pada Juli, Trump menandatangani Undang-Undang Genius, yang menciptakan kerangka peraturan untuk stablecoin. Legislasi ini diberlakukan karena keluarga Trump memperoleh keuntungan dari industri tersebut.

Mengingat lanskap peraturan baru untuk kripto, perusahaan keuangan besar lainnya juga ikut serta. BlackRock mengelola aset ETF Bitcoin senilai hampir USD 100 miliar atau Rp 1.676 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.769) dan lebih dari USD 11 miliar atau Rp 184,46 triliun dalam ETF Ethereum.

Sementara itu, raksasa keuangan lainnya, Fidelity, terlibat dalam staking kripto, sedangkan Goldman Sachs memiliki blockchain pribadi yang sedang menguji penarikan dana yang di tokenisasi. Dan UBS, Citi, dan HSBC telah berpartisipasi dalam penerbitan obligasi yang di tokenisasi, uji coba penyelesaian on-chain, dan layanan penyimpanan kripto.

Namun, adopsi aset digital terbaru Wall Street belum menghasilkan kenaikan harga yang signifikan untuk mata uang kripto utama. Bitcoin turun sekitar 30% menjadi sekitar USD 87.000 atau Rp 1,4 miliar, sejak puncaknya di USD 126.000 atau Rp 2,1 miliar pada awal Oktober.

Ethereum juga turun sekitar 30% dalam tiga bulan terakhir menjadi USD 2.919, dan Solana turun sekitar 43% menjadi USD 123,07 selama periode waktu yang sama. Tampaknya bank-bank besar mengambil pandangan jangka panjang terhadap kripto dan tidak takut dengan penurunan harga baru-baru ini.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Sebelumnya, JPMorgan Chase, salah satu bank terbesar di dunia, resmi bermitra dengan platform kripto Coinbase. Lewat kerja sama ini, nasabah JPMorgan kini bisa terhubung langsung ke dompet kripto mereka di Coinbase, tanpa perlu aplikasi pihak ketiga.

Mengutip coinmarketcap, Kamis (31/7/2025), langkah ini menandai perubahan besar dalam dunia perbankan, di mana institusi keuangan tradisional mulai membuka diri terhadap mata uang digital.

Apa yang Berubah Bagi Nasabah?

Dengan integrasi ini, nasabah Chase bisa:

• Menghubungkan langsung akun bank ke dompet Coinbase
• Menggunakan poin Chase Ultimate Rewards untuk membiayai transaksi kripto
• Mendanai dompet Coinbase lewat kartu kredit atau debit Chase

Kepala Inovasi Pembayaran dan Peminjaman di JPMorgan Chase Melissa Feldsher menjelaskan, Langkah ini sebagai cara baru bagi nasabah untuk memanfaatkan uang dan reward mereka. Ia juga menekankan peningkatan keamanan dan privasi data dalam prosesnya.

Kerja sama JPMorgan dan Coinbase menunjukkan bahwa institusi keuangan besar makin serius menggarap pasar kripto. Integrasi semacam ini tidak hanya memudahkan pengguna, tapi juga meningkatkan kecepatan transaksi dan privasi dalam sistem keuangan digital.

Meski belum ada lonjakan besar dalam transaksi on-chain, para analis percaya bahwa langkah seperti ini bisa:

• Mempermudah adopsi kripto di kalangan pengguna baru
• Mendorong penggunaan mata uang seperti Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) dalam skala lebih luas.

Langkah Berani Menuju Masa Depan Perbankan

Sebelumnya, integrasi dompet kripto sering kali mengandalkan pihak ketiga seperti Plaid. Namun dengan kolaborasi langsung seperti ini, JPMorgan dan Coinbase membuka jalur bank-ke-dompet kripto secara langsung, sesuatu yang belum lazim di industri perbankan AS.

Langkah seperti ini biasanya menimbulkan sentimen positif di pasar kripto dan bisa mendorong harga BTC maupun ETH.