Industri Kripto Makin Dinamis, Alokasi untuk Bitcoin Meningkat

2 days ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Pandangan terhadap aset kripto kembali mengalami pergeseran signifikan. Penasihat keuangan ternama asal Amerika Serikat, Ric Edelman, kini merekomendasikan alokasi kripto yang jauh lebih besar dalam portofolio investasi, bahkan mencapai 10% hingga 40%.

Mengutip CNBC, Senin (22/12/2025), rekomendasi ini menandai perubahan besar dari sikap Edelman beberapa tahun lalu. Empat tahun silam, ia dikenal cukup konservatif dalam menyarankan investasi kripto. Dalam bukunya The Truth About Crypto yang terbit pada 2021, Edelman menyebut kepemilikan kripto sebesar 1% hingga di bawah 10% sudah dianggap mencukupi.Namun, industri kripto yang berubah cepat membuat pandangan tersebut ikut berevolusi.

"Hari ini saya mengatakan 40%, dan itu memang terdengar mencengangkan,” ujar Edelman dalam wawancara dengan Crypto World CNBC.

"Belum pernah ada yang mengatakan hal seperti ini sebelumnya,” ia menambahkan.

Edelman menilai berbagai ketidakpastian besar yang dulu membayangi kripto kini telah terjawab. Empat tahun lalu, pasar masih dibayangi risiko pelarangan oleh pemerintah, ketidakpastian teknologi, hingga keraguan terhadap adopsi oleh lembaga“Saat ini, semua pertanyaan itu telah terjawab,” kata Edelman, yang juga memimpin Digital Assets Council of Financial Advisors.

"Kripto telah berubah secara radikal dan kini menjadi aset utama," ia menambahkan.

Salah satu indikator penting dari perubahan tersebut adalah derasnya arus dana ke produk investasi berbasis kripto. Sepanjang tahun ini, ETF Bitcoin mencatatkan arus masuk miliaran dolar AS dan menempati posisi teratas di antara kelas aset ETF lainnya. Fenomena ini menunjukkan meningkatnya minat investor jangka panjang serta penasihat keuangan terhadap kripto.

Investasi 60/40 Dinilai Tak Lagi Relevan

Selain kematangan industri kripto, Edelman juga menyoroti perubahan besar dalam pendekatan investasi jangka panjang. Model klasik 60/40 yakni 60% saham dan 40% obligasi dinilai sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini.Ia mengatakan hal tersebut dengan meningkatnya harapan hidup manusia.

Di Amerika Serikat, harapan hidup meningkat dari sekitar 47 tahun pada awal 1900-an menjadi 85 tahun saat ini, bahkan diproyeksikan bisa menyentuh usia 100 tahun dalam beberapa dekade mendatang.

"Jika Anda penasihat keuangan dengan klien berusia 30 tahun yang menabung untuk masa depan, Anda akan menyarankan 100% saham karena mereka masih punya waktu 50 tahun,” ujar Edelman.

"Orang berusia 60 tahun hari ini kurang lebih setara dengan usia 30 tahun di masa lalu,” jelasnya.Dengan usia produktif dan masa pensiun yang lebih panjang, investor dituntut mencari imbal hasil yang lebih tinggi dan menahan aset berisiko lebih lama. Dalam konteks ini, kripto dinilai memiliki peran penting sebagai pelengkap saham, menggantikan sebagian obligasi tradisional.

Bitcoin Dinilai Perkuat Diversifikasi Portofolio

Edelman juga menekankan karakter unik Bitcoin yang tidak bergerak sejalan dengan aset konvensional seperti saham, obligasi, emas, maupun komoditas lainnya.

"Harga Bitcoin tidak berkorelasi dengan kelas aset tradisional,” ujarnya.

"Investor mulai menyadari ini sebagai cara luar biasa untuk meningkatkan kinerja portofolio berdasarkan teori portofolio modern.”

Ia menilai,, kelas aset kripto menawarkan potensi imbal hasil yang sulit ditandingi oleh investasi lain. Sejumlah analis bahkan memproyeksikan harga Bitcoin bisa mencapai USD 150.000 hingga USD 250.000 pada akhir tahun ini, dan berpotensi menembus USD 500.000 sebelum dekade ini berakhir.

"Itu masih tergolong proyeksi konservatif dibandingkan dengan apa yang dikatakan banyak pihak lain,” kata Edelman.

Perkembangan Kripto Global Terus Dinamis

Di sisi lain, industri kripto juga masih menghadapi tantangan besar. Laporan TRM Labs mencatat peretasan kripto mencapai rekor baru pada paruh pertama 2025.

Pelaku kejahatan berhasil menggasak lebih dari USD 2,1 miliar melalui sedikitnya 75 insiden peretasan dan eksploitasi.Sebagian besar dana yang dicuri berasal dari serangan terhadap sistem kripto, seperti pencurian kata sandi, hingga kompromi perangkat lunak front end.

Sementara itu, pemerintah Amerika Serikat mulai memberi sinyal regulasi yang lebih jelas. pemerintah AS menargetkan penyelesaian RUU kripto pada akhir September mendatang untuk menetapkan aturan komprehensif bagi pasar aset digital.

Tak hanya itu, otoritas perumahan federal AS juga tengah mengkaji kemungkinan menghitung aset kripto sebagai bagian dari penilaian hipotek. Langkah ini dinilai sebagai sinyal semakin luasnya pengakuan kripto dalam sistem keuangan.

Dengan adopsi institusional, perubahan demografi investor, serta regulasi yang kian matang, kripto khususnya Bitcoin kini dipandang bukan lagi sekadar aset spekulatif, melainkan strategis dalam perencanaan keuangan jangka panjang.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |