Apakah Bitcoin Aman dari Ancaman Quantum Computing? Ini Kata Para Ahli

Liputan6.com, Jakarta - Kekhawatiran mengenai ancaman quantum computing terhadap Bitcoin kembali mencuat. Namun, sejumlah pakar menilai teknologi tersebut saat ini belum cukup kuat untuk menembus sistem kriptografi Bitcoin yang ada.

Dikutip dari coinmarketcap, Selasa (23/12/2025), salah satunya disampaikan oleh Jameson Lopp, co-founder sekaligus Security Director Casa. Ia menegaskan bahwa kemampuan komputasi kuantum saat ini belum berada pada level yang dapat membahayakan keamanan Bitcoin. Meski begitu, ia menilai langkah antisipasi tetap perlu dilakukan sejak dini.

Menurut Lopp, perkembangan teknologi kuantum harus terus dipantau oleh para peneliti dan pelaku industri. Namun ia menekankan, tidak ada ancaman langsung dalam waktu dekat. Proses transisi menuju protokol Bitcoin yang tahan terhadap serangan kuantum diperkirakan membutuhkan waktu panjang, bahkan bisa mencapai 5 hingga 10 tahun.

“Hope for the best but prepare for the worst,” ujar Lopp, menekankan pentingnya bersikap optimistis sekaligus waspada.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Pandangan serupa juga disampaikan oleh Grayscale, perusahaan pengelola aset digital ternama. Dalam laporan terbarunya, Grayscale menyebut ancaman quantum computing memang mungkin terjadi, tetapi kecil kemungkinan muncul sebelum 2030. Karena itu, dampaknya terhadap pasar dan valuasi kripto diperkirakan masih sangat terbatas hingga setidaknya 2026.

Namun, tidak semua pakar sepakat. Co-founder Ethereum, Vitalik Buterin, menilai ada kemungkinan sekitar 20 persen bahwa quantum computing dapat menantang kriptografi blockchain lebih cepat dari perkiraan, bahkan sebelum 2030. Menurutnya, potensi ini perlu dimasukkan dalam perencanaan strategis jangka panjang.

Peringatan lebih keras disampaikan Charles Edwards dari Capriole. Ia menilai ancaman quantum computing tidak boleh diremehkan. Edwards memperingatkan bahwa kelalaian dalam mengantisipasi risiko ini berpotensi memicu kejatuhan pasar yang lebih besar dibandingkan krisis sebelumnya, termasuk runtuhnya FTX.

Edwards mendorong langkah-langkah defensif mulai dilakukan dalam waktu dekat dan menargetkan jaringan blockchain sudah siap menghadapi ancaman kuantum pada 2028. Ia mengingatkan bahwa keterlambatan dapat berujung pada tekanan pasar yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Secara umum, para ahli sepakat bahwa quantum computing belum menjadi ancaman langsung bagi Bitcoin. Namun, perbedaan pandangan mengenai kecepatan perkembangan teknologi ini menegaskan pentingnya kesiapan sejak dini. Kewaspadaan dan langkah proaktif dinilai menjadi kunci untuk menjaga keamanan aset kripto di masa depan.