Strategy Setop Beli Bitcoin dan Dongkrak Kas

1 day ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan Strategy Inc milik Michael Saylor memperkuat cadangan kas menjadi USD 2,19 miliar atau Rp 36,78 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.795) dan menghentikan pembelian bitcoin (BTC) pekan lalu. Hal ini karena perusahaan perbendaharaan aset digital terbesar ini bersiap menghadapi musim dingin kripto yang panjang.

Mengutip Yahoo Finance, ditulis Selasa (23/12/2025), perusahaan yang berbasis di Tysons Corner, Virginia ini mengumpulkan USD 748 juta atau Rp 12,56 triliun melalui penjualan saham biasa dalam tujuh hari yang berakhir pada 21 Desember, menurut pengajuan pada Senin, 22 Desember 2025 kepada Komisi Sekuritas dan Bursa AS. Perusahaan itu telah membeli bitcoin (BTC) sekitar USD 2 miliar atau Rp 33,58 triliun selama dua minggu sebelumnya. Dengan demikian, total kepemilikan bitcoin menjadi USD 60 miliar atau Rp 1.007 triliun.

Awal bulan ini, Strategy menciptakan cadangan USD 1,4 miliar atau Rp 23,51 triliun untuk mendanai pembayaran dividen dan bunga pada masa mendatang dalam upaya untuk meredam kekhawatiran kalau perusahaan mungkin terpaksa menjual bitcoin jika harga token terus turun.

Bitcoin telah turun sekitar 30% sejak mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada awal Oktober. Saham Strategy telah anjlok lebih dari 50% selama periode yang sama.

Adapun bisnis perangkat lunak perusahaan tidak menghasilkan arus kas bebas yang cukup untuk menutupi pembayaran dividen dan bunga.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

CEO Strategy: Jual Bitcoin Adalah Opsi Terakhir, Fokus Utama Tetap Akumulasi

Sebelumnya, CEO Strategy, Fong Lee, menegaskan kembali komitmen perusahaan terhadap Bitcoin. Ia meminta investor untuk tidak khawatir bahwa Strategy suatu hari akan menjual kepemilikan BTC mereka. Menurut dia, langkah tersebut adalah “halaman terakhir dari playbook” atau opsi paling akhir yang mungkin diambil.

Dikutip dari coinmarketcap, Kamis (4/12/2025), beberapa bulan setelah pernyataannya di sebuah podcast bahwa Strategy mungkin akan menjual Bitcoin jika valuasi pasar perusahaan turun hingga menyamai nilai BTC yang dimiliki, perusahaan justru melakukan langkah sebaliknya:

Tidak menjual satu koin pun aset kripto yang diciptakan oleh Satoshi Nakamoto.

Bukan hanya mempertahankan, Strategy kini membangun cadangan kas sebesar USD 1,44 miliar untuk pendanaan dividen hampir dua tahun, sekaligus meningkatkan kepemilikan menjadi 650.000 BTC.

Jumlah tersebut setara lebih dari 3% total pasokan Bitcoin yang ada.

Dalam wawancara dengan Yahoo Finance, Lee menutup spekulasi soal rencana penjualan BTC.

“We don’t trade Bitcoin. We accumulate it. Price agnostic,” katanya, menegaskan bahwa pergerakan harga tidak memengaruhi strategi mereka.

Penjualan Bitcoin Hanya untuk Skenario Terburuk

Lee menjelaskan, satu-satunya kondisi di mana Strategy mungkin terpaksa menjual BTC adalah jika terjadi kolaps multi-tahun pada Bitcoin dan valuasi perusahaan secara bersamaan. Ia menolak menyebut skenario itu sebagai isu jangka pendek.

Menurut dia, itu adalah “masalah 2029, bukan 2025.”

Komponen penting dalam strategi jangka panjang perusahaan kini berada pada produk perpetual preferred shares, instrumen pembiayaan baru yang menurut Lee belum sepenuhnya dipahami oleh pasar.

Ia memperkirakan butuh 12–24 bulan agar investor menyadari bahwa produk ini dapat menjadi “mesin modal” yang tidak mendilusi saham dan menjaga aliran akumulasi BTC tetap berjalan.

Strategi Dihadang Kompetisi

Meski demikian, Strategy kini menghadapi persaingan yang semakin ketat. JPMorgan dan Morgan Stanley mulai meluncurkan produk investasi berlapis yang terhubung dengan Bitcoin, termasuk structured notes yang mengikuti kinerja iShares Bitcoin Trust ETF.

Produk-produk ini memberikan eksposur kripto bagi institusi dengan risiko yang lebih terukur — model yang dapat menantang posisi Strategy sebagai akumulator Bitcoin terbesar di korporasi.

Tekanan juga datang dari pihak lain. Short-seller Jim Chanos mengungkapkan posisi long-Bitcoin/short-Strategy, sementara JPMorgan memperketat persyaratan margin untuk saham Strategy pada Juli lalu, yang dinilai analis turut memberi tekanan jual.

Pada periode yang sama, perusahaan bergaya serupa, Metaplanet, mengumumkan penggalangan dana baru yang menarik perhatian MSCI.

Seiring bertambahnya pemain besar di sektor ini, sejumlah investor mulai mempertanyakan apakah dominasi Strategy sebagai kendaraan utama eksposur Bitcoin bakal tetap bertahan.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |