Liputan6.com, Jakarta Ular Cicak Belang, atau secara ilmiah dikenal sebagai Lycodon subcinctus, merupakan salah satu spesies ular yang menarik perhatian karena penampilannya yang seringkali mengecoh. Ular ini termasuk dalam famili Colubridae, yang populer dengan sebutan "wolf snakes" atau ular serigala. Meskipun memiliki corak yang menyerupai ular berbisa tinggi, Ular Cicak Belang sebenarnya tidak berbahaya bagi manusia.
Spesies ini tersebar luas di berbagai wilayah Asia Tenggara, mencakup Myanmar, Cina selatan, hingga kepulauan Indonesia seperti Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan, serta Filipina. Tubuhnya yang ramping dan kepalanya yang agak pipih menjadi ciri khas yang mudah dikenali. Penampilan ini, ditambah dengan pola belangnya, seringkali menimbulkan kekeliruan identifikasi di kalangan masyarakat.
Artikel ini akan mengupas tuntas mengenai status bisa Ular Cicak Belang serta lima fakta unik yang melekat padanya. Dengan pemahaman yang lebih mendalam, diharapkan masyarakat dapat membedakan ular ini dari spesies berbisa dan menghindari kepanikan yang tidak perlu saat bertemu dengannya. Melansir dari berbagai sumber, Kamis (23/10), simak ulasan informasinya berikut ini.
Mengenal Lebih Dekat Ular Cicak Belang (Lycodon subcinctus)
Ular Cicak Belang, dengan nama ilmiah Lycodon subcinctus, adalah anggota dari famili Colubridae, sebuah kelompok ular yang dikenal luas dengan sebutan "wolf snakes" karena giginya yang menyerupai taring serigala. Nama umum lainnya dalam bahasa Inggris adalah Banded Wolf Snake atau Malayan Banded Wolf Snake. Ular ini memiliki ciri fisik yang khas, yaitu tubuh yang ramping dengan kepala yang agak pipih dan lebar, serupa dengan lebar tubuhnya, memberikan kesan proporsional dan aerodinamis.
Penyebaran geografis Ular Cicak Belang sangat luas di kawasan Asia Tenggara. Habitatnya membentang dari Myanmar di bagian barat laut, terus ke Cina selatan, dan meluas hingga ke berbagai pulau di Indonesia, termasuk Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Kalimantan, Flores, Sumba, dan Timor-Leste. Keberadaan spesies ini juga tercatat di Filipina, menunjukkan adaptabilitasnya terhadap beragam lingkungan.
Kemampuan adaptasi yang tinggi ini memungkinkan Ular Cicak Belang untuk bertahan hidup di berbagai ekosistem. Dari hutan dataran rendah hingga habitat pegunungan, ular ini telah berhasil menempati ceruk ekologinya. Pemahaman akan karakteristik fisik dan sebaran geografisnya menjadi langkah awal untuk mengidentifikasi dan membedakannya dari spesies ular lain.
Status Bisa Ular Cicak Belang
Salah satu pertanyaan paling umum mengenai Ular Cicak Belang (Lycodon subcinctus) adalah status bisanya. Mayoritas sumber dan penelitian mengindikasikan bahwa ular ini umumnya dianggap tidak berbahaya bagi manusia. Bisanya, jika ada, tidak signifikan secara medis dan tidak menimbulkan ancaman serius. Beberapa ahli bahkan secara eksplisit menyatakan bahwa ular kecil ini tidak memiliki bisa yang membahayakan manusia, atau bisanya sangat ringan.
Meskipun demikian, ada beberapa laporan yang menyebutkan bahwa Ular Cicak Belang memiliki bisa ringan yang digunakan untuk melumpuhkan mangsa kecilnya, seperti cicak atau tokek. Bisa ini tidak dirancang untuk melukai manusia. Klaim tentang bisanya yang "kuat" untuk tujuan defensif dan ofensif kemungkinan besar merujuk pada efektivitasnya terhadap mangsa kecil, bukan pada dampaknya terhadap manusia, sehingga tidak perlu dikhawatirkan.
Pentingnya identifikasi yang cermat tidak bisa diremehkan, terutama karena Ular Cicak Belang memiliki kemiripan yang mencolok dengan Ular Weling (Bungarus candidus), spesies ular yang sangat berbisa dan mematikan. Kesalahan dalam membedakan kedua ular ini dapat berakibat fatal, mengingat gigitan Ular Weling dapat mengancam nyawa. Oleh karena itu, selalu berhati-hati dan jangan berasumsi jika tidak yakin dengan jenis ular yang ditemui.
Fakta Unik 1: Mimikri Menawan Ular Berbisa Tinggi
Salah satu aspek paling menakjubkan dari Ular Cicak Belang adalah kemampuannya meniru penampilan ular berbisa tinggi, sebuah fenomena yang dikenal sebagai mimikri. Secara khusus, ular ini meniru corak Ular Weling (Bungarus candidus) atau krait berbisa lainnya, yang merupakan salah satu ular paling mematikan di Asia. Kemiripan ini seringkali menyebabkan kebingungan dan salah identifikasi di antara masyarakat.
Pola belang hitam dan putih atau kuning pucat yang menghiasi tubuh Ular Cicak Belang sangat identik dengan Ular Weling. Mimikri ini berfungsi sebagai mekanisme pertahanan diri yang efektif. Dengan meniru penampilan ular yang berbahaya, Ular Cicak Belang dapat membuat predator, atau bahkan manusia, ragu untuk mendekat atau menyerang. Ini adalah contoh klasik dari mimikri Emsleyan, di mana spesies yang tidak berbahaya meniru spesies yang berbahaya untuk menghindari ancaman.
Meskipun Ular Cicak Belang tidak berbisa, penampilannya yang menyerupai ular berbisa memberikan keuntungan evolusioner. Predator cenderung menghindari ular dengan pola warna peringatan, sehingga memberikan perlindungan bagi Ular Cicak Belang. Namun, bagi manusia, mimikri ini justru menjadi tantangan karena memerlukan pengetahuan yang akurat untuk membedakan antara ular yang tidak berbahaya dan ular yang berpotensi mematikan.
Fakta Unik 2: Gaya Hidup Nokturnal dan Pilihan Mangsa Spesifik
Ular Cicak Belang adalah hewan nokturnal sejati, yang berarti mereka aktif berburu dan bergerak pada malam hari. Selama siang hari, ular-ular ini cenderung mencari tempat persembunyian yang aman dan tersembunyi. Mereka sering ditemukan bersembunyi di bawah tumpukan kayu, di antara bebatuan, atau bahkan di sudut-sudut rumah yang jarang terjamah, mencari tempat yang tenang untuk beristirahat.
Diet utama Ular Cicak Belang sangat spesifik, terdiri dari mangsa-mangsa kecil yang umum ditemukan di habitatnya. Mereka diketahui memangsa kadal, tokek, dan cicak. Selain itu, katak juga menjadi bagian dari menu makanan mereka. Ular ini memiliki gigi khusus yang beradaptasi untuk durophagy, yaitu kemampuan untuk memakan mangsa dengan kulit atau cangkang yang keras, memungkinkan mereka untuk mengonsumsi berbagai jenis reptil kecil.
Metode berburu Ular Cicak Belang juga menarik. Berbeda dengan ular berbisa yang mengandalkan racun, ular ini membunuh mangsanya dengan cara melilit, mirip dengan ular sanca atau piton. Mangsa yang sudah dilumpuhkan kemudian ditelan dari kepala terlebih dahulu. Kemampuan melilit ini menunjukkan bahwa meskipun ukurannya relatif kecil, Ular Cicak Belang adalah predator yang efisien dalam ceruk ekologinya.
Fakta Unik 3: Perilaku Defensif dan Gigitan yang Menyakitkan
Ular Cicak Belang umumnya dikenal sebagai ular yang tidak agresif dan cenderung menghindari kontak dengan manusia. Mereka lebih memilih untuk melarikan diri atau bersembunyi saat merasa terancam. Namun, seperti kebanyakan hewan liar, mereka akan menggigit jika merasa sangat terancam, terpojok, atau diganggu secara langsung. Gigitan ini merupakan respons alami untuk mempertahankan diri.
Ketika merasa terancam, Ular Cicak Belang dapat menunjukkan berbagai perilaku defensif. Mereka mungkin akan mendesis dengan keras dan menyerang tanpa ragu sebagai bentuk peringatan. Selain itu, ular ini juga dapat meniru perilaku ular berbisa, seperti mengangkat kepala atau melakukan serangan palsu, untuk mengintimidasi ancaman yang datang. Hal ini semakin memperkuat kesan mimikri yang mereka miliki.
Meskipun gigitan Ular Cicak Belang tidak berbisa dan tidak berbahaya secara medis bagi manusia, gigitannya bisa terasa cukup menyakitkan. Ini disebabkan oleh taringnya yang memanjang, yang dirancang untuk mencengkeram mangsa kecil. Oleh karena itu, meskipun tidak mematikan, disarankan untuk tetap berhati-hati dan tidak mencoba memegang atau mengganggu ular ini secara langsung.
Fakta Unik 4 & 5: Ciri Fisik Khas dan Adaptasi Habitat Luas
Fakta Unik 4: Ciri Fisik Khas
Ular Cicak Belang memiliki ciri fisik yang sangat khas, membedakannya dari spesies lain. Tubuhnya ramping dengan panjang maksimum sekitar 1 meter, meskipun sebagian besar spesimen yang ditemukan berukuran lebih kecil. Warna dasarnya bervariasi antara hitam pekat atau coklat tua, yang menjadi latar belakang bagi pola belangnya yang mencolok. Pola ini terdiri dari banyak cincin pucat berwarna putih atau krem yang berjarak cukup lebar di sepanjang tubuhnya.
Cincin-cincin ini memiliki karakteristik unik: lebih lebar di bagian dasar tubuh dan menyempit di bagian punggung. Pada spesimen muda, jumlah cincin putih ini bisa mencapai 20 buah, memberikan penampilan yang sangat kontras. Namun, seiring bertambahnya usia ular, cincin-cincin ini akan perlahan memudar, bahkan bisa hilang sama sekali pada spesimen dewasa, menyebabkan ular tampak lebih gelap. Kepala ular ini berbentuk spatulate, menyerupai sekop, dan biasanya berwarna coklat gelap atau hitam, serasi dengan warna dasar tubuhnya.
Perubahan pola warna seiring usia ini merupakan salah satu tantangan dalam identifikasi. Ular muda dengan belang yang jelas mungkin lebih mudah dikenali, tetapi ular dewasa yang kehilangan belangnya bisa terlihat berbeda. Oleh karena itu, pemahaman tentang variasi ini penting untuk identifikasi yang akurat.
Fakta Unik 5: Habitat Adaptif
Ular Cicak Belang dikenal sebagai spesies yang sangat adaptif, mampu bertahan hidup di berbagai jenis habitat. Mereka mendiami hutan dataran rendah yang lembap hingga habitat pegunungan, bahkan ditemukan pada ketinggian setidaknya 1500 meter di atas permukaan laut. Fleksibilitas ini menunjukkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan yang berbeda-beda.
Selain habitat alami seperti hutan, ular ini juga sering ditemukan di area yang berdekatan dengan aktivitas manusia, seperti perkebunan dan sekitar pemukiman. Kehadiran mereka di area ini seringkali disebabkan oleh ketersediaan mangsa, seperti cicak dan tokek, yang melimpah di lingkungan tersebut. Ular Cicak Belang bersifat terestrial, yang berarti mereka hidup di darat, namun juga arboreal, mampu memanjat pohon dan struktur vertikal lainnya.
Kemampuan memanjat ini sangat unik. Mereka bisa memanjat dinding vertikal dengan memanfaatkan tekstur dan lekukan yang ada, meskipun tidak memiliki kemampuan menempel seperti cicak. Adaptasi ini memungkinkan mereka untuk mencari mangsa di berbagai ketinggian dan menemukan tempat persembunyian yang aman. Kehadiran ular ini di lingkungan manusia seringkali menjadi indikator ekosistem yang masih sehat, namun tetap memerlukan kewaspadaan.
People Also Ask
1. Apakah Ular Cicak Belang berbisa dan berbahaya bagi manusia?
Jawaban: Ular Cicak Belang (Lycodon subcinctus) umumnya dianggap tidak berbisa dan tidak berbahaya bagi manusia. Meskipun beberapa sumber menyebutkan adanya bisa ringan, bisa tersebut hanya efektif untuk melumpuhkan mangsa kecil dan tidak signifikan secara medis bagi manusia.
2. Mengapa Ular Cicak Belang sering disalahpahami sebagai ular berbisa?
Jawaban: Ular Cicak Belang melakukan mimikri terhadap ular berbisa tinggi seperti Ular Weling (Bungarus candidus) dengan memiliki pola belang hitam dan putih atau kuning pucat yang sangat mirip. Kemiripan ini sering menyebabkan kebingungan dan salah identifikasi.
3. Apa saja ciri-ciri fisik khas dari Ular Cicak Belang?
Jawaban: Ular Cicak Belang memiliki tubuh ramping, panjang hingga 1 meter, dengan warna dasar hitam atau coklat tua. Ciri khasnya adalah cincin pucat putih atau krem yang lebih lebar di dasar tubuh dan menyempit di punggung, yang dapat memudar seiring usia. Kepalanya berbentuk spatulate dan berwarna gelap.
4. Bagaimana perilaku dan diet Ular Cicak Belang?
Jawaban: Ular Cicak Belang adalah hewan nokturnal yang aktif mencari makan pada malam hari. Diet utamanya meliputi kadal, tokek, dan cicak. Mereka membunuh mangsa dengan cara melilit dan memiliki gigi khusus untuk memakan mangsa berkulit keras.
5. Di mana habitat Ular Cicak Belang dapat ditemukan?
Jawaban: Ular Cicak Belang sangat adaptif dan dapat ditemukan di berbagai habitat, mulai dari hutan dataran rendah hingga pegunungan (hingga 1500 mdpl). Mereka juga sering dijumpai di perkebunan dan sekitar pemukiman manusia, serta mampu memanjat dinding vertikal.

2 days ago
10
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/promo_images/1/original/085223300_1761037787-Desktop_1280_x_190.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5390944/original/075985100_1761292403-interior_2025_5.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5182056/original/000265200_1744023143-Desain_tanpa_judul__15_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5011830/original/095542800_1732003209-Depositphotos_80580270_S.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1767545/original/002988800_1510468306-Ophiophagus-hannah-kaeng-krachan-national-park.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3629727/original/027820900_1636613539-shutterstock_768359053.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2361233/original/054031400_1537225012-couleur.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3971611/original/007445400_1647952853-quin-engle-Z4SNAqR2M3E-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5385304/original/024000400_1760923955-Rooftop_dengan_Sofa_Bed_dan_Kanopi.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5389577/original/085474200_1761202816-unnamed_-_2025-10-23T135813.159.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5373548/original/006327600_1759824302-taman_belakang_rumah_6.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5389132/original/064557000_1761188656-unnamed_-_2025-10-23T100341.892.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5388066/original/039983800_1761110091-teras_samping_rumah_kecil_4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5389853/original/057926700_1761212297-Gelang_Emas_Minimalis_Tas_Mini.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5389537/original/025407700_1761201036-teras6.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5272514/original/002039600_1751554236-WhatsApp_Image_2025-07-03_at_9.46.56_PM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5388375/original/063591400_1761119243-sxs.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2377547/original/015876200_1538989089-Ilustrasi_Backpaker.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4493522/original/088335600_1688649673-IMG-20230706-WA0025.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4277181/original/002996800_1672382621-shutterstock_1722158773.jpg)











:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5083100/original/006233000_1736236522-1736232643609_zodiak-capricorn-bulan-apa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4740422/original/078699100_1707701814-fotor-ai-2024021283356.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4159486/original/018426200_1663236124-pexels-cottonbro-10058448_1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4876286/original/008628000_1719462296-fotor-ai-2024062711338.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4983415/original/005222400_1730112240-fotor-ai-20241028174255.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2352163/original/056517200_1536200248-20180905-Penumpang-Emirates-Sakit-Misterius-Saat-Mendarat-di-NY-AP-2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5206121/original/011641900_1746157783-Hidangan_daging_lezat.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5268966/original/067912400_1751304157-70266e7d-dde5-4fd1-8c63-3c9892b9afd5.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5211862/original/035312100_1746599437-Squidgame_Unit_308_N008253.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4527808/original/089132000_1691313398-drawkit-illustrations-5xlHjrzQO54-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4096950/original/092230800_1658456125-jingyi-lyu-PRxxSiCphj0-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4816485/original/067351800_1714383642-fotor-ai-20240429133817.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4762235/original/073818300_1709618185-fotor-ai-20240305125544.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4421881/original/046811000_1683692927-unrecognizable-woman-typing-laptop-office.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5049516/original/018189600_1734064900-1734060721610_zodiak-libra-bulan-apa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5027996/original/052986200_1732861136-fotor-ai-20241129131637.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5269963/original/046927800_1751365272-Luxcrime_Membersihkan_Sampah_Laut_Bersama_Seven_Clean_Seas__1_.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4876379/original/036269200_1719466194-fotor-ai-2024062712298.jpg)