Efek Gigitan Ular Picung yang Sering Dianggap Remeh

3 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta Efek gigitan ular picung sering dianggap ringan karena ular ini termasuk kelompok Colubridae yang sebagian besar tidak mematikan. Namun, anggapan tersebut keliru. Ular picung memiliki bisa berbahaya yang dapat menimbulkan dampak serius pada tubuh jika tidak ditangani dengan tepat dan cepat.

Bisa ular picung bersifat prokoagulan yang mengganggu sistem pembekuan darah, serta diperparah oleh racun bufotoksin dari kelenjar nuchal yang berasal dari mangsanya, yaitu kodok beracun. Karena itu, setiap gigitan harus dianggap sebagai kondisi darurat medis untuk mencegah komplikasi yang berpotensi fatal.

1. Koagulopati Berat dan Defibrinogenasi

Bisa ular picung memiliki sifat prokoagulan, serupa dengan bisa yang ditemukan pada ular-ular dari famili Viperidae, yang berarti bisa ini secara abnormal mengaktifkan sistem pembekuan darah. Koagulopati adalah kondisi serius di mana kemampuan darah untuk membeku terganggu, yang dapat menyebabkan pendarahan berlebihan atau pembekuan darah yang tidak tepat. Aktivasi berlebihan ini memicu pembentukan bekuan darah kecil di seluruh tubuh, menguras faktor pembekuan darah, terutama fibrinogen.

Akibatnya, darah kehilangan kemampuannya untuk membeku secara efektif, sebuah kondisi yang dikenal sebagai defibrinogenasi. Kondisi ini sering diremehkan karena gigitan awal mungkin tidak menimbulkan nyeri hebat atau gejala yang jelas. Namun, kerusakan pada sistem pembekuan darah sudah terjadi dan berpotensi menyebabkan pendarahan spontan yang tidak terkontrol di kemudian hari.

Menurut penjelasan dari laman Toxinology yang dikelola The University of Adelaide, bisa ular picung mengandung aktivator Faktor X yang memicu koagulopati berat. Defibrinogenasi ini adalah salah satu efek paling berbahaya karena mengganggu fungsi vital tubuh dalam menghentikan pendarahan. Gejala awal mungkin hanya berupa nyeri lokal, pembengkakan, dan memar, namun kerusakan internal terus berlangsung.

2. Pendarahan Internal yang Mengancam Jiwa

Pendarahan internal merupakan efek langsung dari koagulopati berat yang disebabkan oleh gigitan ular picung, dan sangat mengancam jiwa karena seringkali tidak terlihat secara langsung. Pendarahan ini dapat terjadi di berbagai organ vital, termasuk otak (pendarahan intrakranial), saluran pencernaan, dan ginjal. Pendarahan intrakranial adalah komplikasi paling ditakuti dan seringkali berakibat fatal, menjadi penyebab utama kematian pada kasus gigitan ular picung.

Selain itu, pendarahan juga dapat bermanifestasi sebagai pendarahan gusi (gingivorrhagia), hidung (epistaksis), saluran kemih (hematuria), dan saluran pencernaan (hematemesis atau melena). Karena pendarahan internal tidak selalu menunjukkan gejala eksternal yang jelas pada awalnya, korban gigitan mungkin meremehkan tingkat keparahan kondisinya. Keterlambatan penanganan dapat berakibat fatal.

Menurut WCH Clinical Management Guidelines, pendarahan intrakranial adalah penyebab utama kematian. Oleh karena itu, setiap tanda pendarahan, baik internal maupun eksternal, harus segera ditangani oleh tenaga medis profesional. Gejala awal seperti sakit kepala, mual, muntah, dan pusing bisa menjadi indikasi awal pendarahan internal yang serius.

3. Gagal Ginjal Akut

Gagal ginjal akut (Acute Kidney Injury/AKI) adalah komplikasi serius yang dapat terjadi pada kasus gigitan ular picung yang parah, bahkan berpotensi menyebabkan kematian. Mekanisme terjadinya gagal ginjal akut bisa multifaktorial. Salah satunya adalah hipovolemia, yaitu penurunan volume darah yang signifikan akibat pendarahan hebat, yang menyebabkan penurunan aliran darah ke ginjal.

Selain itu, bisa ular picung mungkin memiliki efek nefrotoksik langsung yang merusak sel-sel ginjal. Pembentukan bekuan darah kecil di pembuluh darah ginjal sebagai bagian dari Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) juga dapat menghambat fungsi ginjal dan menyebabkan kerusakan. Kondisi ini seringkali diabaikan atau tidak terdiagnosis sampai kerusakan ginjal menjadi parah karena gejala awal yang tidak spesifik.

Komplikasi ini bisa disebabkan oleh kehilangan darah signifikan atau efek toksik langsung bisa pada ginjal. Penting untuk memantau fungsi ginjal secara ketat setelah gigitan ular picung, meskipun korban merasa baik-baik saja. Deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat krusial untuk mencegah kerusakan ginjal permanen.

4. Kerusakan Jaringan Lokal Progresif

Meskipun ular picung tidak dikenal menyebabkan nekrosis jaringan yang parah seperti beberapa ular berbisa lainnya, gigitannya dapat menyebabkan kerusakan jaringan lokal yang progresif. Gejala awal di lokasi gigitan biasanya meliputi nyeri, pembengkakan, dan memar. Gejala ini mungkin tampak ringan pada awalnya, namun dapat berkembang menjadi kerusakan jaringan yang lebih parah, termasuk pembentukan bula (lepuh).

Jika tidak ditangani dengan baik, terutama jika terjadi infeksi sekunder, kerusakan jaringan dapat memburuk secara signifikan. Menurut Clinical Toxinology Resources, efek lokal ini bisa berkembang menjadi bula. Seringkali, karena gejala lokal yang relatif ringan dibandingkan dengan efek sistemik, korban atau bahkan tenaga medis mungkin meremehkan potensi kerusakan yang lebih luas atau mengabaikan perlunya pemantauan ketat.

Penting untuk membersihkan luka gigitan dan mencari pertolongan medis untuk mencegah infeksi dan memantau perkembangan kerusakan jaringan. Jangan menganggap remeh luka gigitan, meskipun terlihat kecil, karena potensi komplikasi tetap ada.

5. Gangguan Sistemik Non-Spesifik

Korban gigitan ular picung sering mengalami gejala sistemik non-spesifik yang memengaruhi saluran pencernaan, seperti mual, muntah, nyeri perut, dan diare. Gejala-gejala ini bisa sangat parah dan berkontribusi pada dehidrasi serta ketidakseimbangan elektrolit. Karena sifatnya yang umum, gejala gastrointestinal ini seringkali disalahartikan sebagai keracunan makanan, flu perut, atau penyakit umum lainnya.

Kesalahpahaman ini dapat menunda diagnosis yang tepat dan penanganan yang cepat untuk envenomasi ular, yang sangat penting mengingat potensi komplikasi serius lainnya. WCH Clinical Management Guidelines menyebutkan bahwa gejala ini dapat menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit. Keterlambatan dalam mengenali bahwa gejala ini berasal dari gigitan ular picung dapat memperburuk kondisi pasien.

Oleh karena itu, jika seseorang mengalami gejala gastrointestinal setelah gigitan ular, sekecil apa pun gigitannya, harus segera mencari pertolongan medis. Informasi mengenai riwayat gigitan ular harus disampaikan kepada tenaga medis untuk memastikan diagnosis yang akurat dan penanganan yang sesuai.

6. Gangguan Neurologis

Selain gejala gastrointestinal, gigitan ular picung juga dapat menyebabkan gangguan neurologis seperti sakit kepala, pusing, pingsan (sinkop), dan dalam kasus yang parah, kejang. Manifestasi neurologis ini seringkali merupakan indikasi komplikasi serius, terutama pendarahan intrakranial yang disebabkan oleh koagulopati berat. Gejala-gejala ini bisa muncul beberapa waktu setelah gigitan dan mungkin tidak langsung dihubungkan dengan gigitan ular.

Terutama jika gigitan itu sendiri dianggap remeh atau tidak menimbulkan gejala lokal yang signifikan. Clinical Toxinology Resources menjelaskan bahwa manifestasi neurologis ini kemungkinan besar sekunder akibat koagulopati berat yang menyebabkan pendarahan intrakranial atau efek sistemik parah. Keterlambatan dalam mengenali gejala neurologis ini sebagai bagian dari envenomasi dapat menunda intervensi medis yang krusial.

Penting untuk mewaspadai setiap perubahan neurologis yang terjadi setelah gigitan ular picung. Sakit kepala yang parah, pusing yang terus-menerus, atau episode pingsan harus segera diinvestigasi sebagai kemungkinan komplikasi serius dari envenomasi. Penanganan cepat sangat diperlukan untuk mencegah kerusakan otak permanen atau fatal.

7. Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)

Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) adalah komplikasi yang sangat parah dan mengancam jiwa dari envenomasi ular picung yang berat. DIC ditandai oleh aktivasi sistem koagulasi yang meluas di seluruh tubuh, menyebabkan pembentukan bekuan darah kecil (mikrotrombi) secara luas. Bekuan darah ini dapat menyumbat pembuluh darah kecil dan merusak organ vital.

Pada saat yang sama, pembentukan bekuan darah yang berlebihan ini menguras faktor pembekuan darah dan trombosit, sehingga tubuh tidak dapat menghentikan pendarahan di tempat lain. Hal ini menyebabkan pendarahan yang tidak terkontrol dan paradoks. DIC adalah puncak dari koagulopati yang parah dan seringkali tidak dikenali sampai terlambat, menjadikannya salah satu efek yang paling diremehkan dan paling berbahaya dari gigitan ular picung.

Menurut Mayo Clinic, DIC adalah kondisi serius di mana protein pembekuan darah menjadi terlalu aktif, menyebabkan bekuan darah kecil menyumbat pembuluh darah dan merusak organ. Pada saat yang sama, pendarahan tidak terkontrol terjadi di tempat lain karena faktor pembekuan darah habis. Pemantauan ketat terhadap parameter pembekuan darah dan intervensi medis segera sangat penting untuk mengelola DIC dan meningkatkan peluang kelangsungan hidup pasien.

People Also Ask

1. Apa itu ular picung dan mengapa gigitannya berbahaya?

Jawaban: Ular picung (Rhabdophis subminiatus) adalah spesies ular yang bisanya bersifat prokoagulan, memengaruhi sistem pembekuan darah. Meskipun sering dianggap remeh, bisanya dapat menyebabkan koagulopati berat, pendarahan internal, dan komplikasi serius lainnya yang mengancam jiwa.

2. Apa saja efek utama gigitan ular picung yang sering diremehkan?

Jawaban: Efek utama yang sering diremehkan meliputi koagulopati berat (gangguan pembekuan darah), pendarahan internal (termasuk di otak), gagal ginjal akut, kerusakan jaringan lokal, gangguan sistemik non-spesifik seperti mual/muntah, gangguan neurologis, dan Disseminated Intravascular Coagulation (DIC).

3. Mengapa pendarahan internal akibat gigitan ular picung sangat berbahaya?

Jawaban: Pendarahan internal sangat berbahaya karena dapat terjadi di organ vital seperti otak (pendarahan intrakranial), yang merupakan penyebab utama kematian. Pendarahan ini tidak selalu menunjukkan gejala eksternal yang jelas, sehingga sering terlambat didiagnosis dan ditangani.

4. Apa yang harus dilakukan jika digigit ular picung?

Jawaban: Segera cari pertolongan medis profesional. Jangan mencoba mengobati sendiri atau menggunakan metode tradisional. Penanganan cepat sangat penting untuk mencegah komplikasi serius dan menyelamatkan nyawa.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |