Efek Gigitan Ular Pelangi dan Cara Penanganannya yang Tepat

2 weeks ago 15

Liputan6.com, Jakarta Ular pelangi atau dikenal secara ilmiah sebagai Xenopeltis unicolor adalah salah satu jenis ular yang menarik perhatian banyak orang. Keunikan utama dari ular ini terletak pada sisiknya yang mampu memantulkan warna-warni layaknya pelangi ketika terkena cahaya, menjadikannya pemandangan yang memukau di habitat alaminya.

Ular ini umumnya dapat ditemukan di berbagai wilayah Asia Tenggara, termasuk beberapa daerah di Indonesia. Meskipun penampilannya eksotis dan seringkali disalahartikan sebagai ular berbahaya, ular pelangi sebenarnya adalah spesies yang tidak berbisa dan tidak menimbulkan ancaman serius bagi manusia.

Namun, seperti halnya hewan liar lainnya, ular pelangi dapat menggigit sebagai bentuk pertahanan diri jika merasa terancam atau ditangani secara kasar. Oleh karena itu, penting untuk memahami efek gigitan ular pelangi dan cara penanganannya yang tepat untuk memastikan keamanan dan mencegah komplikasi, meskipun gigitannya tidak beracun. Melansir dari berbagai sumber, Selasa (14/10), simak ulasan informasinya berikut ini. 

Apakah Ular Pelangi Berbisa?

Ular pelangi (Xenopeltis unicolor) secara tegas dikategorikan sebagai ular yang tidak berbisa dan tidak berbahaya bagi manusia. Spesies ini tidak memiliki kelenjar bisa maupun taring beracun yang dapat menyuntikkan racun ke korban, sehingga gigitannya tidak akan menimbulkan efek sistemik yang membahayakan.

Ular pelangi merupakan kerabat dekat dari kelompok ular besar seperti python dan boa, yang juga dikenal sebagai ular tidak berbisa. Ketiadaan bisa pada ular pelangi menjadikannya pilihan populer di kalangan pecinta reptil sebagai hewan peliharaan, karena risiko bahaya yang sangat minim.

Meskipun demikian, ular ini tetap memiliki mekanisme pertahanan diri. Jika merasa terancam atau ditangani secara tidak tepat, ular pelangi dapat menggigit sebagai respons alami. Gigitan ini umumnya hanya bersifat defensif dan tidak akan menimbulkan dampak serius selain luka fisik.

Efek Gigitan Ular Pelangi

Karena ular pelangi tidak berbisa, efek gigitannya pada manusia umumnya tidak berbahaya dan terbatas pada luka lokal. Gigitan ini biasanya hanya akan menimbulkan luka tusuk kecil atau goresan pada kulit, mirip dengan luka yang disebabkan oleh benda tajam biasa.

Gigitan Ular Pelangi tidak akan menyebabkan gejala sistemik seperti pembengkakan parah, nyeri hebat yang menyebar, pusing, mual, muntah, atau gangguan pernapasan yang seringkali dikaitkan dengan gigitan ular berbisa. Efek yang dirasakan hanyalah rasa sakit lokal akibat luka fisik.

Meskipun efeknya tidak beracun, setiap luka tusuk pada kulit memiliki potensi untuk terinfeksi. Oleh karena itu, penanganan yang tepat dan cepat terhadap luka gigitan ular pelangi tetap diperlukan untuk membersihkan area tersebut dan mencegah masuknya bakteri yang dapat menyebabkan infeksi sekunder.

Perbedaan Gigitan Ular Pelangi dengan Ular Lainnya

Memahami perbedaan antara gigitan ular pelangi yang tidak berbisa dan gigitan ular berbisa sangat penting untuk menentukan tindakan pertolongan pertama yang tepat. Perbedaan utama terletak pada ada tidaknya bisa dan karakteristik luka yang ditimbulkan.

  • Ular Pelangi (Tidak Berbisa): Ular ini tidak memiliki gigi taring khusus untuk menyuntikkan bisa. Luka gigitan biasanya berupa goresan atau luka tusuk kecil yang halus, seringkali berbentuk lengkungan yang mengikuti susunan giginya. Gigitan ular pelangi tidak menyebabkan gejala sistemik seperti pembengkakan parah, nyeri hebat, pusing, mual, atau gangguan pernapasan yang terkait dengan racun. Ciri fisik ular tidak berbisa umumnya memiliki bentuk kepala oval atau segi empat panjang, dan pupil matanya bulat.
  • Ular Berbisa: Ular berbisa memiliki dua gigi taring besar di rahang atas yang dirancang khusus untuk menyuntikkan bisa ke mangsanya. Luka gigitan ular berbisa biasanya ditandai dengan dua lubang tusukan taring yang jelas dan dalam. Gigitan ini dapat menyebabkan gejala lokal seperti nyeri hebat, pembengkakan, dan memar di sekitar lokasi gigitan, serta gejala sistemik yang parah seperti mual, muntah, pusing, kesulitan bernapas, kelumpuhan otot, dan syok. Ciri-ciri ular berbisa seringkali meliputi bentuk kepala segitiga, dan pupil matanya bisa vertikal dan pipih tipis.

Mengenali ciri-ciri ini dapat membantu membedakan tingkat keparahan gigitan dan memutuskan apakah diperlukan penanganan medis darurat. Dalam kasus gigitan ular pelangi, kekhawatiran utama adalah infeksi luka, bukan keracunan bisa.

Cara Penanganan Gigitan Ular Pelangi

Meskipun gigitan ular pelangi tidak berbisa, penanganan yang tepat tetap diperlukan untuk mencegah infeksi dan komplikasi lainnya. Langkah-langkah pertolongan pertama berfokus pada kebersihan luka dan pemantauan.

Pertama, tetaplah tenang dan segera pindahkan korban dari lokasi gigitan untuk menghindari gigitan kedua. Ketenangan sangat penting untuk mencegah kepanikan yang dapat mempercepat detak jantung. Setelah itu, bersihkan area gigitan secara menyeluruh dengan sabun dan air bersih. Hindari menggosok luka terlalu keras, cukup bersihkan dengan lembut.

Kemudian, lepaskan perhiasan, jam tangan, atau pakaian ketat di sekitar area gigitan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi potensi pembengkakan yang mungkin terjadi, meskipun gigitan ular pelangi jarang menyebabkan pembengkakan signifikan. Setelah dibersihkan, tutup luka dengan perban bersih dan kering secara longgar, jangan terlalu ketat.

Meskipun ular pelangi tidak berbisa, praktik umum untuk gigitan ular adalah meminimalkan gerakan pada bagian tubuh yang tergigit (imobilisasi) dan memposisikan area gigitan di bawah tingkat jantung. Ini membantu memperlambat aliran darah ke area tersebut. Terakhir, disarankan untuk mencari bantuan medis, terutama jika ada kekhawatiran tentang infeksi atau jika luka gigitan cukup dalam. Dokter mungkin akan merekomendasikan suntikan tetanus untuk pencegahan.

Langkah Pertolongan Awal di Rumah untuk Gigitan Ular Pelangi

Untuk gigitan ular pelangi yang tidak berbisa, langkah pertolongan pertama di rumah berfokus pada perawatan luka dan pencegahan infeksi. Prosedur ini dapat dilakukan dengan mudah dan efektif.

Langkah pertama adalah menjaga ketenangan korban. Kepanikan dapat mempercepat detak jantung dan memperburuk situasi. Setelah itu, lakukan pembersihan luka secara menyeluruh. Cuci area gigitan dengan sabun dan air mengalir selama beberapa menit. Anda juga bisa menggunakan larutan antiseptik seperti Betadine (povidone-iodine) untuk membersihkan luka secara lebih efektif. Penting untuk diingat, jangan pernah mencoba menghisap bisa, menyayat luka, atau menggunakan torniket, karena tindakan ini dapat memperburuk kondisi.

Segera lepaskan cincin, gelang, atau pakaian ketat di sekitar area gigitan untuk mengantisipasi pembengkakan yang mungkin terjadi, meskipun jarang. Setelah luka bersih, balut dengan perban steril atau kain bersih. Pastikan balutan tidak terlalu ketat agar tidak menghambat sirkulasi darah. Lakukan imobilisasi dan elevasi dengan meminimalkan gerakan pada bagian tubuh yang tergigit dan posisikan area gigitan di bawah tingkat jantung untuk memperlambat aliran darah ke area tersebut. Jika memungkinkan, gunakan bidai untuk menstabilkan anggota tubuh yang tergigit.

Pantau gejala secara berkala. Perhatikan tanda-tanda infeksi seperti kemerahan, bengkak berlebihan, nyeri yang memburuk, atau keluarnya nanah. Meskipun gigitan ular pelangi tidak berbisa, tetap disarankan untuk mencari nasihat medis. Dokter dapat membersihkan luka lebih lanjut, memberikan suntikan tetanus jika diperlukan, dan meresepkan antibiotik jika ada risiko infeksi.

People Also Ask

1. Apakah ular pelangi berbahaya bagi manusia?

Jawaban: Tidak, ular pelangi (Xenopeltis unicolor) adalah ular yang tidak berbisa dan tidak berbahaya bagi manusia.

2. Apa efek gigitan ular pelangi?

Jawaban: Gigitan ular pelangi umumnya hanya menyebabkan luka tusuk kecil atau goresan, tanpa efek sistemik yang berbahaya.

3. Bagaimana cara menangani gigitan ular pelangi?

Jawaban: Bersihkan luka dengan sabun dan air, lepaskan aksesori, balut luka longgar, dan konsultasikan ke dokter untuk antisipasi infeksi atau tetanus.

4. Apa perbedaan gigitan ular pelangi dengan ular berbisa?

Jawaban: Ular pelangi tidak memiliki taring bisa dan lukanya berupa goresan, sedangkan ular berbisa meninggalkan dua lubang taring dan menyebabkan gejala sistemik.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |