Bitcoin Terancam Anjlok ke USD 63.000, Analis Ingatkan Level Kritis yang Wajib Dijaga

Liputan6.com, Jakarta - Performa harga Bitcoin (BTC) di penghujung tahun ini tampak kurang menggairahkan. Aset kripto nomor satu ini kembali mencatatkan penurunan mingguan sebesar 3 persen ke level USD 88.000, meskipun sempat menunjukkan upaya pemulihan dari titik terendah minggu ini di kisaran USD 84.500.

Dikutip dari cryptopotato, Minggu (21/12/2025), data on-chain yang dibagikan oleh analis populer, Ali Martinez, menunjukkan bahwa level USD 84.500 merupakan zona dukungan (support) terkuat bagi BTC saat ini.

Di area harga tersebut, tercatat hampir 400.000 unit Bitcoin telah diakumulasi oleh para investor.

Namun, Martinez memperingatkan jika level tersebut jebol ke bawah, pertahanan berikutnya berada di sekitar USD 83.300. Analis dengan lebih dari 160.000 pengikut di platform X ini juga memetakan beberapa titik dukungan krusial jika skenario terburuk terjadi.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Jika tekanan jual terus berlanjut dan menembus angka USD 83.300, Bitcoin diprediksi akan mencari pijakan di level USD 79.520, kemudian USD 70.685. Skenario paling mengerikan adalah jatuhnya harga hingga ke level USD 63.000.

Penurunan ke titik tersebut dinilai dapat mematahkan struktur pasar bullish (tren naik) yang telah dibangun selama ini. Sebagai pengingat, reli besar-besaran kripto dimulai pada kuartal keempat tahun lalu dari level tersebut.

Meski harga sempat melonjak dua kali lipat hingga Oktober lalu, Bitcoin kini telah kehilangan nilai sekitar 30 persen sejak saat itu, membuat banyak pelaku pasar mempertanyakan apakah siklus bull market masih berlanjut.

Agar Bitcoin bisa berbalik arah ke zona hijau, aset ini harus mampu menembus beberapa "tembok jual" yang cukup tebal. Rintangan pertama berada tepat di atas harga saat ini. Jika berhasil dilewati, tantangan berikutnya ada di level USD 92.000, diikuti oleh resistensi utama di USD 94.000.

Level USD 94.000 terbukti menjadi penghalang yang sangat kuat pekan lalu. Meskipun The Fed baru saja memangkas suku bunga sebesar 25 bps, Bitcoin yang sempat menyentuh USD 94.500 langsung terkena penolakan keras (rejection). Akibatnya, harga menukik tajam hingga USD 10.000 hanya dalam waktu sekitar satu minggu.

Kini, fokus para investor tertuju pada kemampuan Bitcoin untuk mempertahankan level dukungannya demi menghindari koreksi yang lebih dalam di sisa tahun 2025.