Industri Kripto Kehilangan Sekutu Kunci, Senator AS Cynthia Lummis Umumkan Pensiun

Liputan6.com, Jakarta - Industri  kripto global tengah menghadapi pukulan politik setelah Senator Amerika Serikat (AS) Cynthia Lummis mengumumkan dirinya tidak akan mencalonkan diri kembali dalam pemilihan mendatang. Keputusan ini disesalkan banyak pelaku industri, mengingat Lummis selama ini dikenal sebagai salah satu sekutu paling vokal dan berpengaruh dalam mendorong regulasi aset digital di Capitol Hill. 

Senator dari Partai Republik Wyoming tersebut menyampaikan kelelahan akibat agenda Kongres yang padat dan penuh tekanan menjadi alasan utama dirinya memilih mundur.Demikian mengutip CNBC, Rabu (23/12/2025).

Dalam pernyataannya, Lummis mengakui telah "menerima kenyataan" tidak lagi memiliki energi untuk menjalani masa jabatan enam tahun ke depan. Keputusan itu langsung memicu kekhawatiran di kalangan pelaku pasar kripto yang selama ini mengandalkan dukungan politiknya.

Sebagai ketua sub-komite kripto di Komite Perbankan Senat, Lummis memainkan peran penting dalam membentuk arah kebijakan aset digital di Amerika Serikat. Salah satu pencapaiannya yang paling menonjol adalah keberhasilannya mendorong pengesahan Genius Act pada Juli lalu, yang menjadi undang-undang pertama di AS yang secara khusus mengatur stablecoin.

Selain itu, Lummis juga tengah terlibat aktif dalam perundingan legislasi lanjutan terkait struktur pasar kripto yang lebih luas, sebuah agenda yang sangat didukung oleh industri.

Kepergian Lummis membuka jalan bagi pemilihan pendahuluan Partai Republik di Wyoming pada 2026. Mengingat basis pemilih Partai Republik yang sangat kuat di negara bagian tersebut, siapa pun yang memenangkan pemilihan pendahuluan hampir dipastikan akan melenggang mulus ke Senat.

Namun, bagi industri kripto, belum ada jaminan bahwa penerus Lummis akan memiliki komitmen dan visi yang sama kuatnya.

Sejumlah tokoh penting di industri kripto secara terbuka menyampaikan apresiasi sekaligus penyesalan atas keputusan Lummis. Kepala AI dan kripto Gedung Putih, David Sacks, menyebut dalam unggahan X nya “Senator Lummis telah menjadi sekutu yang hebat dalam hal kripto — sangat menyesal melihat beliau pergi!” kata David Sacks.

Sementara itu, Conner Brown, selaku Kepala Strategis di Bitcoin Policy Institute menilai Lummis sebagai "pendukung bitcoin pertama dan terbaik di Senat."

"Kami sangat beruntung memiliki kepemimpinannya di begitu banyak momen kritis bagi kebijakan bitcoin selama tahun-tahun penting ini," ia menambahkan.

Coinbase juga memberikan penghormatan, menyebut peran Lummis sangat krusial dalam membawa aset digital dari isu pinggiran menjadi topik serius di ruang sidang Senat. Menurut mereka, warisan terbaik Lummis adalah upayanya membangun kerangka regulasi yang seimbang antara inovasi, kebebasan individu, dan keamanan fiskal.

Dengan mundurnya Lummis, industri kripto kini menghadapi ketidakpastian baru di tengah proses pembentukan regulasi yang masih berlangsung. Banyak pihak khawatir, hilangnya figur kunci ini dapat memperlambat agenda kebijakan kripto di Amerika Serikat, yang selama ini menjadi barometer penting bagi pasar global.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Sebelumnya, Senator Amerika Serikat (AS) Cynthia Lummis, salah satu pendukung utama aset digital di AS, memberi gambaran terbaru mengenai perkembangan rancangan undang-undang (RUU) regulasi kripto yang komprehensif.

Dalam wawancara dengan CoinDesk TV, dikutip dari coinmarketcap, Kamis (21/8/2025), Lummis menyampaikan tekadnya agar regulasi ini bisa segera bergerak maju dan memberi kepastian hukum bagi industri blockchain dan mata uang kripto.

RUU yang disusun bersama Senator Kirsten Gillibrand ini bertujuan memberi kejelasan aturan bagi aset digital, termasuk Bitcoin dan Ethereum.

Salah satu poin pentingnya adalah menunjuk Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC) sebagai regulator utama dua aset kripto terbesar tersebut. Aturan ini diharapkan bisa menata mekanisme perdagangan kripto secara lebih jelas sekaligus memperkuat aspek legalnya.

Selain itu, RUU ini juga mencakup aturan perpajakan, khususnya terkait hard fork, sehingga dapat mengurangi ketidakpastian yang selama ini membayangi investor dan pelaku pasar. Dengan regulasi yang lebih jelas, pemerintah berharap pasar kripto menjadi lebih stabil dan menarik bagi investor institusional.

Meski didukung luas oleh komunitas blockchain, perjalanan RUU ini tidak mudah. Saat ini pembahasan masih tertahan di tingkat komite, menunggu agenda politik lain seperti negosiasi plafon utang dan anggaran pemerintah.

Lummis mengakui hambatan tersebut, namun tetap optimistis regulasi ini bisa disahkan. Awalnya ia berharap RUU ini lolos pada 2024, namun kini target realistisnya bergeser ke 2026.

Jika disahkan, undang-undang ini akan membawa dampak besar, mulai dari stabilitas pasar, perlindungan konsumen, hingga dorongan bagi inovasi di sektor decentralized finance (DeFi) dan NFT.

Kerangka hukum yang jelas juga bisa membuka jalan bagi lebih banyak perusahaan dan pengembang untuk masuk ke ekosistem blockchain tanpa dihantui ketidakpastian hukum

Bagi komunitas kripto global, RUU ini dipandang sebagai langkah penting dalam memperkuat posisi blockchain dalam sistem keuangan modern.

Dengan regulasi yang lebih tegas, diharapkan adopsi aset digital semakin luas, sekaligus memicu gelombang pertumbuhan baru di sektor ini.