Penambang Bitcoin Kini Ikut Garap Layanan AI

17 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Para penambang bitcoin (BTC) memakai daya komputasi untuk melayani lonjakan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang haus akan sumber daya. Investor pun mulai memperhatikannya.

Mengutip Yahoo Finance, ditulis Senin (27/10/2025), perusahaan yang dahulu hanya fokus pada penambangan token digital kini menandatangani kontrak jangka panjang memakai lahan, energi dan pusat data mereka untuk beban kerja AI.

Penambang antara lain IREN, Riot, TeraWulf dan Cipher Miner hanyalah segelintir pemain yang mengalihkan sumber dayanya ke infrastruktur komputasi kinerja tinggi dan kecerdasan buatan.

Para pakar industri menunjukkan janji imbal hasil yang lebih baik dari AI dibandingkan penambangan kripto.

“Penambangan bitcoin sudah tidak relevan lagi,” ujar CEO dan salah satu pendiri perusahaan infrastruktur cloud InFlux Technologies kepada Yahoo Finance.

Penambangan yang ramai dan fluktuasi harga bitcoin telah menekan margin keuntungan. Analis Jefferies menilai, lingkungan penambangan yang kompetitif dan volatilitas harga dapat mempengaruhi laba bersih. Analis Jefferies memprediksi laba penambang turun lebih dari 7% pada September. Hal ini seiring penurunan gara bitcoin.

Setiap empat tahun, peristiwa “halving” bitcoin memangkas separuh imbalan penambangang yang selangjutnya mengikis pendapatan seiring waktu.

“Karena jadwal halving, penambangan kurang menguntungkan dalam jangka panjang dibandingkan komputasi AI,” kata Keller.

"Selain itu, permintaan beban kerja AI sedang tinggi saat ini, dan penambang BTC memiliki apa yang dibutuhkan pusat data AI: daya yang terjangkau dan konsisten yang ditempatkan di lingkungan beriklim sedang," ia menambahkan.

Promosi 1

Penambang Bitcoin jadi Mitra Penyedia Cloud AI

Peralihan ini terjadi seiring melonjaknya permintaan AI dan perusahaan-perusahaan besar seperti pembuat ChatGPT, OpenAI, dan produsen chip seperti Nvidia, AMD, dan Broadcom membuat kesepakatan baru di bidang ini.

Hyperscaler cloud seperti Google, Microsoft, dan Amazon menghadapi gangguan jaringan listrik selama beberapa tahun dan memungkinkan penundaan untuk kapasitas pusat data AI yang lebih besar, menciptakan peluang bagi operator yang lebih kecil dan siap daya untuk membantu memenuhi permintaan.

"Akses ke energi terbarukan yang siap pakai dan murah, dipadukan dengan kapabilitas pusat data, memposisikan penambang Bitcoin sebagai mitra yang menarik bagi penyedia cloud AI yang ingin mempercepat waktu pemasaran dan membangun klaster komputasi berkinerja tinggi yang tangguh," ujar Gautam Chhugani dari Bernstein dalam sebuah catatan awal bulan ini.

Analis Bernstein memperkirakan daya yang terhubung ke jaringan listrik penambang Bitcoin dapat memangkas waktu penerapan pusat data hingga 75%. Selain itu, infrastruktur mereka yang ada "lebih dekat dengan pusat data AI" dibandingkan dengan infrastruktur tradisional.

"Hal ini memungkinkan penambang Bitcoin untuk merenovasi fasilitas penambangan BTC yang ada untuk AI/HPC dengan belanja modal tambahan yang rendah," tulis Chhugani.

Google Genggam 5,4% Saham Penambang Bitcoin, Segini Nilainya

Sebelumnya, perusahaan penambangan Bitcoin dan operator data center, Cipher Mining (CIFR), baru saja mengumumkan kesepakatan kolokasi komputasi performa tinggi (High-Performance Computing/HPC) selama 10 tahun dengan Fluidstack.

Dilansir dari Investors News pada Jumat, (26/9/2025), menariknya, raksasa teknologi Google (GOOGL) turut mendukung pembangunan proyek ini dengan imbalan kepemilikan saham di Cipher.

Meskipun kabar kemitraan strategis ini mencuat, saham CIFR sempat tertekan.

Kontrak Jumbo USD 3 Miliar

Pada Kamis, Cipher Mining (CIFR) mengumumkan kesepakatan untuk menyediakan total 168 megawatt (MW) kapasitas komputasi IT dan data kepada Fluidstack di lokasi Barber Lake milik Cipher.

Fluidstack sendiri merupakan platform cloud AI yang merancang dan mengoperasikan klaster HPC untuk perusahaan-perusahaan besar. Kontrak kolokasi ini menjamin pendapatan senilai USD 3 miliar atau Rp 50,2 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.768) selama periode awal 10 tahun.

Memenuhi Kebutuhan Komputasi

Tak hanya itu, kesepakatan ini juga mencakup opsi perpanjangan dua kali, masing-masing lima tahun, yang berpotensi membawa total pendapatan kontrak menjadi lebih dari USD 7 miliar atau sekitar Rp 117,35 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.765)

Lokasi Barber Lake memiliki kapasitas kotor maksimum 244 MW, dengan potensi perluasan kapasitas hingga 500 MW di lahan seluas 587 hektar di sekitarnya.

Cipher menyatakan situs ini "sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan komputasi generasi berikutnya."

Dukungan Strategis dari Google

Dalam kesepakatan ini, Google (GOOGL) berencana menalangi (backstop) kewajiban sewa Fluidstack senilai USD 1,4 miliar atau Rp 23,47 triliun untuk mendukung pembiayaan utang terkait proyek tersebut.

Sebagai imbalannya, Google akan menerima waransi untuk mengakuisisi 24 juta saham biasa CIFR, yang setara dengan sekitar 5,4% kepemilikan ekuitas pro forma.

Google sebelumnya juga menyetujui kesepakatan serupa untuk mendukung perjanjian kolokasi TeraWulf (WULF) dengan Fluidstack pada Agustus lalu.

Cipher berencana mempertahankan 100% kepemilikan proyek, dan akan mengakses pasar modal sebagaimana diperlukan untuk mendanai sebagian proyek tersebut.

"Kami sangat gembira bekerja dengan Fluidstack untuk mengembangkan data center HPC, dan kami berharap dapat menyambut Google sebagai investor di Cipher," ujar CEO Tyler Page dalam rilis pers.

"Transaksi transformatif ini memperkuat momentum HPC kami seiring kami terus menarik perhatian untuk pipeline situs kami yang besar dan berkembang," tambahnya.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |