Pendiri Binance Yi He jadi Co-CEO Dampingi Richard Teng

3 days ago 9

Liputan6.com, Jakarta - Binance, salah satu bursa kripto terbesar di dunia, menunjuk salah satu pendiri Binance Yi He, sebagai co-CEO pada Rabu, (3/12/2025). Yi He bergabung dengan Richard Teng dalam kepemimpinan ganda di Binance.

Mengutip Yahoo Finance, Yi He, seorang eksekutif senior Binance telah bergabung dengan dengan perusahaan selama lebih dari delapan tahun. Berdasarkan profil Linkedln, Yi He saat ini  menjabat sebagai Chief Customer Service Officer.

Duo ini akan memperluas kehadiran Binance secara global dan bertanggung jawab, memperkuat kepatuhan. Dengan penunjukan Yi He menekankan dorongan untuk meningkatkan skala operasi sekaligus membangun infrastruktur yang siap menghadapi masa depan.

"Yi telah menjadi bagian integral dari tim kepemimpinan eksekutif sejak peluncuran Binance," ujar co-CEO Teng yang mengumumkan kabar itu dalam pidato utama Binance Blockchain Week.

Binance menunjuk Teng sebagai CEO pada 2023 setelah pendirinya, Changpeng Zhao yang dikenal sebagai CZ mengaku bersalah melanggar undang-undang pencucian uang Amerika Serikat membayar denda sebesar USD 50 juta atau Rp 831,39 miliar (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.627). Selain membayar denda, CZ juga menjalani hukuman hampir empat bulan penjara tahun lalu.

Adapun Zhao adalah warga negara Kanada yang lahir dan besar hingga usia 12 tahun di China. Sementara itu, Yi He, mantan pembawa acara perjalanan TV China.

Sebelum bergabung dengan Binance, Teng berkiprah di regulator keuangan. Ia mengatakan pada November belum ada keputusan apakah Zhao akan kembali ke bursa setelah ia diampuni oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Oktober 2025.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Changpeng Zhao Janji Investasi Lagi Jika Denda Binance Dikembalikan AS

Sebelumnya, pendiri Binance, Changpeng Zhao (CZ), kembali angkat suara soal spekulasi terkait denda jumbo USD 4,3 miliar yang dijatuhkan Departemen Kehakiman Amerika Serikat (DoJ) pada 2023. Dalam sebuah pernyataan terbaru, CZ menegaskan bahwa dirinya belum pernah mengajukan permintaan pengembalian dana tersebut.

Dikutip dari coinmarketcap, Senin (17/11/2025). namun ia memberi kejutan ketika menyampaikan bahwa jika suatu hari ada bagian dari denda itu yang dikembalikan, ia berniat menginvestasikannya kembali di Amerika Serikat sebagai bentuk apresiasi.

Pernyataan itu langsung menarik perhatian komunitas kripto global, terutama karena nada diplomatisnya dan potensi dampak yang ditimbulkan.

Langkah tersebut dinilai sebagian pihak sebagai upaya CZ untuk memperbaiki hubungan dengan regulator AS sekaligus menunjukkan komitmen kerja sama.

Sikap ini juga menjadi sinyal bahwa Binance masih ingin mempertahankan perannya di pasar Amerika yang memiliki pengaruh besar terhadap industri kripto global.

Latar Belakang Denda Rp 70 Triliun Lebih pada Binance

Denda USD 4,3 miliar yang dibahas CZ berasal dari penyelidikan besar yang dilakukan DoJ AS. Investigasi itu berujung pada penyelesaian hukum besar pada 2023, di mana Binance dan CZ sepakat membayar denda terkait dugaan pelanggaran aturan, termasuk kegagalan menerapkan kontrol anti pencucian uang (AML) dan beroperasi tanpa registrasi yang sesuai.

Penegakan hukum ini menjadi salah satu tindakan terbesar dalam sejarah industri kripto. Selain membayar denda, CZ juga harus melepaskan jabatan CEO Binance sebagai bagian dari kesepakatan tersebut.

Pernyataan terbaru mengenai kemungkinan reinvestasi ini juga disorot akun pemantau industri kripto, Wu Blockchain, yang menyampaikan bahwa CZ akan menanamkan kembali dana tersebut ke AS jika suatu hari mendapat pengembalian, meski ia belum mengajukan permohonan apa pun.

Belum Ada Pengembalian, tapi Niat CZ Sudah Terlihat

Walau menyebut kemungkinan reinvestasi, CZ menegaskan kembali bahwa tidak ada pengajuan refund atas denda tersebut. Pernyataannya lebih bersifat hipotetis, namun menggambarkan keinginannya membangun kembali hubungan konstruktif dengan pemerintah AS.

Jika suatu hari wacana itu terwujud, langkah tersebut bisa membantu memulihkan posisi Binance di pasar AS serta mendukung inisiatif blockchain atau regulasi di negara tersebut. Meski peluang refund tampak kecil, pernyataan CZ menunjukkan fokusnya pada pemulihan kepercayaan dan sikap kooperatif.

Sikap terbuka CZ ini juga dapat menjadi sinyal positif bagi industri kripto yang kini semakin mendapat sorotan regulator di berbagai negara.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |