The Fed Pangkas Suku Bunga, Harga Bitcoin Lesu

2 weeks ago 22

Liputan6.com, Jakarta - Harga bitcoin (BTC) bergerak di zona merah dalam 24 jam terakhir pada perdagangan Kamis, (11/12/2025) pukul 15.24 WIB. Koreksi harga bitcoin terjadi di tengah sentimen bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve atau the Fed pangkas suku bunga.

Berdasarkan data Coinmarketcap.com, Kamis pekan ini, harga bitcoin turun 2,78% dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan terakhir, harga bitcoin merosot 3,26%. Saat ini, harga bitcoin berada di posisi USD 90.151.45 atau Rp 1,5 miliar (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.679).

Ethereum anjlok 4,17% dalam 24 jam terakhir. Namun, selama sepekan terakhir, harga Ethereum naik 0,30%. Saat ini, harga Ethereum berada di posisi USD 3.193 atau Rp 53,25 juta. Selama sepekan terakhir, harga Ethereum naik 0,36%. Kapitalisasi pasar kripto tercatat USD 3,07 triliun atua 2,68% dalam 24 jam terakhir. Kapitalisasi pasar kripto itu setara Rp 51.197 triliun.

Financial Expert Ajaib Panji Yudha menuturkan, harga bitcoin sempat mencapai level USD 94.470. Dominasi pasar BTC kini berada di level 59,17%.

Ia mengatakan, bank sentral AS atau the Fed pangkas suku bunga memenuhi harapan pasar dengan memangkas suku bunga acuan 25 basis poin (bps), menempatkannya di kisaran 3,50%-3,75%.

Ia mengatakan, pengumuman tersebut disampaikan setelah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) selama dua hari. Pemangkasan ini merupakan yang ketiga sepanjang 2025, dan menjadikan suku bunga di level terendah sejak September 2022.

“Pasar aset kripto menunjukkan reaksi yang beragam (mixed). Bitcoin sempat naik ke level USD 94.470 menjelang keputusan pemotongan suku bunga,” kata dia dalam keterangan resmi, Kamis pekan ini.

Dampak The Fed Pangkas Suku Bunga ke Kripto

Ia mengatakan, secara umum, suku bunga yang lebih rendah dapat mendorong aset berisiko (risk-on assets) seperti Bitcoin (BTC). Namun, menurut data CME Group, hanya 24,4% trader yang memprediksi adanya pemotongan suku bunga lagi pada pertemuan FOMC Januari 2026.

Ketua The Fed, Jerome Powell, menyatakan, belanja konsumen dan investasi bisnis tetap "solid," dan PHK serta perekrutan masih rendah. Meskipun demikian, Powell mengakui bahwa inflasi masih "agak tinggi" di atas target 2% The Fed, sementara sektor perumahan dinilai masih "lemah". Powell juga mengakui adanya kekurangan data ekonomi publik akibat government shutdown AS.

Di tengah keputusan kebijakan moneter ini, Presiden AS Donald Trump sedang mempertimbangkan pengganti Powell. Kevin Hassett, Direktur Dewan Ekonomi Nasional (NEC) dan mantan penasihat Dewan Penasihat Akademik dan Regulasi Coinbase, dilaporkan menjadi kandidat terdepan untuk posisi Ketua The Fed.

Sementara itu, di Indonesia, kontribusi pajak dari aset kripto terus meningkat. Data Direktorat Jenderal Pajak (DJP) hingga 31 Oktober 2025 mencatat total setoran pajak dari sektor ekonomi digital mencapai Rp43,75 triliun. Dari total tersebut, aset kripto menyumbang Rp1,76 triliun dalam empat tahun pelaporan. Kontribusi dari kripto ini terdiri dari PPh 22 dan PPN dalam negeri.

Hari ini, Bitcoin berpotensi bergerak di sekitar USD 90.000 – USD 92.000. Ethereum berpotensi bergerak di sekitar USD 3.000 – USD 3.200.

The Fed Pangkas Suku Bunga

Sebelumnya, bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) memangkas suku bunga acuan untuk ketiga kalinya pada 2025. The Fed memangkas suku bunga acuan 0,25% atau 25 basis poin (bps) menjadi 3,50%-3,75%, dan level terendah dalam tiga tahun.

Langkah the Fed memangkas suku bunga acuan itu terjadi meski ada perpecahan internal sehingga menciptakan ketidakpastian mengenai tambahan pemangkasan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang.

Mengutip BBC, Kamis (11/12/2025), pembuat kebijakan tidak sepakat tentang bagaimana the Fed harus menyeimbangkan prioritas yang saling bertentangan. Pasar tenaga kerja melemah, dan sisi lain terjadi kenaikan harga.

Prediksi ekonomi yang dirilis pada Rabu pekan ini menunjukkan satu pemangkasan suku bunga akan terjadi pada tahun depan, meskipun data baru dapat mengubah hal tersebut.

The Fed Hadapi Situasi Sulit

Ketua the Fed Jerome Powell menuturkan, para bankir sentral membutuhkan waktu untuk melihat bagaimana tiga pemangkasans uku bunga tahun ini berdampak pada perekonomian AS. Pembuat kebijakan akan mencermati data yang masuk menjelang pertemuan the Fed berikutnya pada Januari.

"Kami berada dalam posisi yang baik untuk menunggu dan melihat bagaimana perekonomian berkembang,” ujar Powell.

Seiring hal itu, mereka yang berharap suku bunga terus turun, termasuk Presiden Donald Trump, mungkin harus menunggu.

Powell mengatakan, the Fed menghadapi "situasi yang sangat menantang" karena menghadapi risiko inflasi dan pengangguran yang meningkat. "Anda tidak bisa melakukan dua hal sekaligus".

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |