Indonesia Kembangkan Rupiah Digital Versi Stablecoin, Bisa Bersaing di Asia?

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan bahwa Indonesia saat ini tengah mengembangkan stablecoin yang disebut Rupiah Digital. Langkah pengembangan ini untuk mengikuti perkembangan keuangan digital secara regional, maupun global.

Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK, Hasan Fawzi menyebut, Bank Indonesia (BI) telah memulai sederet rangkaian untuk menghadirkan stablecoin Rupiah Digital.

"Nah nanti kita lihat di Bank Indonesia tapi rasanya sedang terus dilakukan kajian dan juga penerapan uji cobanya ya di sana," ungkap Hasan, ditemui di Sanur, Bali, ditulis Selasa (2/12/2025).

Dia menilai, pengembangan ini sejalan dengan arah keuangan digital di kancah regional. Menurutnya, sejumlah negara juga sedang melakukan uji coba, sama seperti Indonesia.

"Uji coba terbatas simulasi pemanfaatan instrumen alat pembayaran digital di negaranya masing-masing. Nah kita beruntung karena Bank Indonesia sudah menerbitkan kan roadmap atau white paper yang terkait dengan pengembangan CBDC (central bank digital currency) rupiah ini," bebernya.

Dia menjelaskan, secara umum stablecoin dikaitkan sebagai alat pembayaran di beberapa negara yang sudah menerapkannya. Sementara itu, di Indonesia, stablecoin belum masuk sebagai kategori alat pembayaran yang sah.

"Jadi tentu akan menunggu bagaimana perkembangan nanti, beberapa waktu lalu kita sudah mendengar dari Bank Indonesia sedang akan terus memfinalisasi konsep penerapan CBDC ataupun stablecoin rupiah ini," jelas Hasan.

Jikapun nantinya Rupiah Digital diresmikan sebagai alat pembayaran yang sah, Hasan menilai hal tersebut bisa digunakan untuk perdagangan internasional.

"Nah nanti tentu pada saatnya saya kira setelah ada kepastian tentang bagaimana memanfaatkan instrumen ini untuk memfasilitasi salah satunya kegiatan international trading misalnya," ucapnya.

Selain itu, para investor juga digadang bisa melirik lebih jauh. "Mungkin pada saat itu akan ada momentum dimana investor atau konsumen institusi akan semakin masuk di dalam stablecoin ini," imbuhnya.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) tengah mengembangkan Rupiah Digital, bentuk mata uang digital resmi atau Central Bank Digital Currency (CBDC) yang nilainya stabil layaknya stablecoin, namun sepenuhnya berada di bawah kendali otoritas moneter.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan hal itu dalam acara Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) x Indonesia Fintech Summit and Expo (IFSE) di Jakarta, dikutip dari Antara, Jumat (31/10/2025).

“Kita akan kembangkan bagaimana Rupiah Digital dikeluarkan oleh BI... Ini versi stablecoin-nya resmi nasional Indonesia,” ujar Perry.

Perry belum menjelaskan secara rinci tahapan pengembangan Rupiah Digital, namun Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta menambahkan bahwa proyek ini kini memasuki fase eksperimentasi tahap kedua.

“Ini yang lagi tren, digital rupiah, stablecoin. Saat ini kita masuk ke sekuritasnya,” kata Filianingsih dalam sesi High Level Talk.

Rupiah Digital merupakan salah satu dari lima inisiatif utama dalam Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2030. Mata uang ini nantinya berfungsi layaknya uang fisik, uang elektronik, maupun kartu debit dan kredit yang beredar di Indonesia