Harga BTC Anjlok 25%, November Terburuk Buat Bitcoin Sejak 2018

18 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Mata uang kripto terbesar di dunia, Bitcoin (BTC), menghadapi kerugian signifikan sepanjang November 2025. Penurunan tajam ini menandai kinerja bulan terburuknya sejak 2018. Dalam sebulan, nilai Bitcoin dilaporkan anjlok lebih dari 25%, sekaligus menghapus kapitalisasi pasar USD 800 miliar atau sekitar Rp 13.337 triliun (asumsi kurs dolar Rp 16.671).

Anjloknya nilai ini membuat Bitcoin diperdagangkan pada level terendah sejak April 2025, menghapus semua keuntungan yang telah dicapai sepanjang tahun ini.

Mengutip coinmarketcap, Minggu (23/11/2025), penurunan drastis Bitcoin ini mengikuti tren yang lebih luas di pasar keuangan global. Indeks S&P 500 dan NASDAQ juga tercatat mengalami kinerja November terburuknya sejak 2008, mencerminkan adanya gejolak besar yang memengaruhi pasar global secara keseluruhan.

Kombinasi faktor, termasuk ketidakpastian pasar dan sinyal-sinyal ekonomi dari bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), berkontribusi besar terhadap kinerja negatif Bitcoin dan aset berisiko lainnya.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Ekspektasi Pemotongan Suku Bunga The Fed Picu Volatilitas Pasar

Salah satu pendorong utama kemerosotan Bitcoin dan aset berisiko lainnya adalah sikap The Fed mengenai suku bunga. Meskipun The Fed belum mengonfirmasi pemotongan suku bunga, ekspektasi pasar justru meningkat tajam.

Probabilitas pemotongan suku bunga pada Desember 2025 telah melonjak dari 39,10% menjadi 69,40%. Pergeseran ekspektasi ini mengisyaratkan bahwa likuiditas di pasar dapat meningkat, membuat investasi berisiko seperti Bitcoin menjadi lebih menarik. Namun, ketidakpastian seputar keputusan The Fed ini justru memicu tingginya volatilitas.

Secara umum, ketika suku bunga menurun, likuiditas di pasar cenderung meningkat, mendorong investor mencari imbal hasil yang lebih tinggi dari aset yang lebih volatil, seperti mata uang kripto. Ekspektasi ini dapat mendukung pemulihan Bitcoin atau sebaliknya, memicu penurunan lebih lanjut jika kebijakan The Fed tidak sejalan dengan harapan pasar.

Aksi Jual Bitcoin Robert Kiyosaki Menambah Sorotan

Di tengah kemerosotan terbaru ini, investor kawakan Robert Kiyosaki, sempat menjadi berita utama setelah menjual Bitcoin senilai USD 2,25 juta. Meskipun melakukan penjualan, Kiyosaki tetap menyatakan keyakinannya pada masa depan Bitcoin.

Ia menyebut keputusannya itu murni untuk mendiversifikasi portofolionya dan menghasilkan arus kas yang konsisten melalui usaha bisnis lainnya.

Kiyosaki memperjelas bahwa keputusannya tidak didasarkan pada pandangan bearish terhadap Bitcoin, melainkan murni bagian dari manajemen portofolio strategis.

Optimisme berkelanjutan Kiyosaki terhadap Bitcoin menggarisbawahi daya tarik jangka panjang aset kripto meskipun terjadi gejolak pasar jangka pendek.

Langkah ini menyoroti adanya perspektif yang berbeda tentang Bitcoin. Sementara sebagian investor mungkin berhati-hati karena kerugian baru-baru ini, yang lain, seperti Kiyosaki, melihat ini sebagai kesempatan untuk strategi investasi yang lebih luas.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |