Harga Bitcoin Turun, ETF Bitcoin BlackRock Alami Rekor Penarikan Dana

3 days ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Pasar kripto saat ini tengah mengalami tekanan besar dan belum menunjukkan sinyal pemulihan dalam waktu dekat. Meski sempat mencapai puncak dengan kapitalisasi yang fantastis, pasar kripto kini terperosok dalam penurunan yang cukup tajam secara terus menerus. Hal ini tentu memicu rasa khawatir di banyak kalangan investor.

Dikutip dari TheStreet.com pada Kamis (20/11/2025), dalam 24 jam terakhir, lebih dari 170.000 trader kripto terpaksa melikuidasi posisi mereka. Kerugian yang tercatat dari likuidasi ini mencapai lebih dari USD 550 juta atau Rp 9,2 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.742). Situasi ini tak hanya dirasakan oleh investor institusional besar, tetapi juga oleh para trader ritel yang selama ini aktif di pasar kripto.

Total kapitalisasi pasar kripto mengalami penurunan nilai yang signifikan, yakni sekitar 5% dalam sehari menjadi USD 3,02 triliun atau Rp 50.556 triliun. Penurunan ini juga terlihat pada pergerakan harga Bitcoin (BTC), yang tercatat turun sekitar 5% dan berada di angka USD 88.675,69 pada Rabu.

Kondisi ini tentu menjadi salah satu fase terburuk bagi Bitcoin, yang sempat mencapai harga tertinggi lebih dari USD 123.000 atau Rp 2,05 miliar pada beberapa minggu lalu.

Dampak Krisis Bitcoin Terhadap BlackRock

Krisis Bitcoin ini juga membawa dampak besar bagi perusahaan manajer aset terbesar di dunia, BlackRock (NYSE: BLK). Perusahaan tersebut baru saja mencatatkan kerugian terbesar sepanjang sejarah, setelah Bitcoin exchange-traded fund (ETF) miliknya anjlok dalam satu hari.

Dampak Krisis Bitcoin Terhadap BlackRock

Pada Januari 2024, BlackRock meluncurkan iShares Bitcoin Trust (Nasdaq: IBIT) setelah mendapatkan persetujuan dari Securities and Exchange Commission (SEC) AS. Aset ini cukup sukses, bahkan menjadi ETF yang paling menguntungkan bagi BlackRock.

Dalam wawancara dengan CBS’s 60 Minutes, CEO BlackRock, Larry Fink, yang sebelumnya sempat meremehkan Bitcoin, kini tampak mengubah pandangannya. Pada bulan lalu, ia menyebut Bitcoin sebagai alternatif mata uang cadangan yang bisa bersaing dengan dolar AS.

Namun, perusahaan ini turut terkena imbas dari melemahnya kondisi pasar Bitcoin. Pada 18 November, IBIT mencatatkan aliran dana keluar terbesar dalam satu hari sejak peluncurannya pada Januari 2023.

Saat itu, dana sebesar USD 523 juta tercatat keluar dari aset tersebut, melampaui rekor aliran dana keluar sebelumnya sebesar USD 463 juta pada 14 November. 

Dilansir dari TheStreet, IBIT juga mengalami penurunan signifikan pada assets under management (AUM) menjadi sekitar USD 73 miliar pada Senin, dari puncaknya yang berada di kisaran USD 99,4 miliar pada 6 Oktober.

Secara keseluruhan, ETF Bitcoin spot di AS mencatatkan aliran dana keluar sebesar USD 372,77 juta pada 18 November. Namun, jumlah aliran dana ‘terburuk’ tercatat pada 13 November dengan jumlah total hampir USD 870 juta.

Analis Sebut Ethereum Masuki Era Supercycle, Pasar Kripto Berdebat Sengit

Sebelumnya, seorang analis senior Wall Street membuat pernyataan mengejutkan terkait masa depan Ethereum yang menuai pro dan kontra di kalangan pelaku pasar aset kripto global.

Ketua Eksekutif BitMine Immersion Technologies (BMNR) sekaligus Kepala Riset Fundstrat Global Advisors Tom Lee , menyatakan bahwa Ether yang merupakan aset kripto terbesar kedua di dunia, kini tengah memasuki fase "supercycle" yang berpotensi mengulang kesuksesan Bitcoin di 2017 dengan kenaikan hingga 100 kali lipat.

Dikutip dari Yahoo Finance, Selasa (18/11/2025), Lee mengakui perjalanan Bitcoin menuju puncaknya tidaklah mulus. Aset kripto nomor satu di dunia itu mengalami enam kali koreksi dengan penurunan lebih dari 50%, bahkan tiga kali anjlok lebih dari 75% selama 8,5 tahun terakhir. 

"Volatilitas di pasar kripto sebenarnya mencerminkan pasar yang sedang 'mendiskon' masa depan yang sangat besar," ujar Lee dalam cuitannya.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Investor Harus Mampu Bertahan

Analis yang juga menjabat sebagai Chief Investment Officer Fundstrat Capital itu menekankan bahwa investor harus mampu bertahan melewati "momen-momen eksistensial" untuk meraih keuntungan maksimal dari siklus pasar kripto. 

Dilansir dari Yahoo Finance, pernyataan tersebut mendapat tanggapan kritis. Seorang influencer terkemuka yang dikenal dengan akun "The Bitcoin Therapist" mempertanyakan utilitas Ether yang dianggap tidak jauh berbeda dengan ratusan koin kripto lainnya.

Ia juga mempertanyakan keunggulan Ethereum di luar penetrasi pasar dan meragukan bahwa lembaga keuangan tradisional benar-benar akan menggunakan Ethereum untuk beroperasi pada sistem perdagangan mereka.

"Saya tidak akan pernah mau menyimpan aset saya di blockchain Ethereum," tulisnya tegas.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |