Harga Bitcoin hingga XRP Melesat, Ini Sentimennya

3 weeks ago 16

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah harga kripto jajaran teratas menguat termasuk bitcoin (BTC). Harga bitcoin melewati USD 106.000 atau Rp 1,76 miliar (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.648) untuk pertama kali dalam sepekan.

Kenaikan harga bitcoin ini terjadi di tengah berbagai laporan senat Amerika Serikat (AS) telah mencapai kesepakatan untuk mengakhiri penutupan pemerintah atau shutdown pemerintah AS selama 40 hari, yang terpanjang dalam sejarah AS.

Kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar tersebut baru-baru ini naik lebih dari 4%, berdasarkan penyedia data CoinGeck. Aset digital utama lainnya juga bergerak menguat ke wilayah positif. Ethereum diperdagakan di atas USD 3.600, naik lebih dari 7%, dan XRP serta Solana masing-masing koin terbesar keempat dan keenam naik sekitar 6%.

Kebuntuan pemerintah tampaknya semakin membebani karena berlanjut lebih dari sebulan, dengan Bitcoin jatuh di bawah USD 100.000 pada beberapa kesempatan untuk pertama kalinya sejak awal Agustus. BTC masih lebih dari 15% dari rekor tertingginya di atas USD 126.000 atau Rp 2,09 miliar, yang dicapai pada awal Oktober. Ethereum telah kehilangan lebih banyak lagi dalam periode yang sama karena investor menjauh dari aset berisiko.

Pasar telah bergejolak dalam beberapa minggu terakhir karena investor tidak hanya khawatir tentang penutupan pemerintah tetapi juga ketidakpastian makroekonomi lainnya.

Selama delapan hari perdagangan terakhir, 11 ETF Bitcoin spot telah kehilangan aset lebih dari USD 2,1 miliar atau Rp 34,9 triliun, sementara arus keluar bersih untuk sembilan dana Ethereum mencapai total USD 579 juta atau Rp 9,63 triliun.

Saham Kripto Merosot

Saham kripto juga terpukul, dengan raksasa bursa Coinbase anjlok lebih dari 9% minggu lalu dan Bitcoin Treasury Strategy anjlok lebih dari 8%.

Menjelang berita ini, Senat Demokrat dan Republik telah mencapai kesepakatan untuk membuka kembali pemerintahan, menurut laporan di Politico, The Wall Street Journal, dan The New York Times. Penyelesaian kebuntuan ini terjadi setelah sekelompok Demokrat moderat setuju untuk memberikan suara mendukung mosi prosedural yang akan mendanai pemerintah.

Demokrat bersikeras untuk memperpanjang subsidi kesehatan yang akan membuat asuransi lebih murah, meskipun lamanya penutupan pemerintah tampaknya mengalahkan kekhawatiran tersebut.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Perusahaan Kripto Strategy Kantongi Laba Rp 46,56 Triliun Berkat Kenaikan Bitcoin

Sebelumnya, perusahaan kripto Strategy milik Michael Saylor merilis laporan keuangan kuartal ketiga 2025. Strategy mencatat laba bersih naik menjadi USD 2,8 miliar atau Rp 46,56 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.629).

Sementara itu, laba per saham atau earning per share (eps) dilusi mencapai USD 8,42, melampaui prediksi analis sebesar USD 8,15.

Mengutip Yahoo Finance, Jumat (31/10/2025), per 26 Oktober 2025, Strategy melaporkan kepemilikan 640.808 bitcoin (BTC) dengan nilai USD 47,44 miliar atau Rp 788,24 triliun. Harga rata-rata kepemilikan bitcoin USD 74.032 per koin.

Perseroan menyatakan telah mencapai imbal hasil bitcoin sebesar 26% year to date, menghasilkan keuntungan bitcoin sebesar USD 12,9 miliar atau Rp 214,46 triliun, di tengah pasar kripto yang sedang bullish pada 2025.

Total pendapatan mencapai USD 128,7 juta atau Rp 2,13 triliun, meningkat 10,9% year on year (YoY) dibandingkan kuartal ketiga 2024. Angka ini juga melampaui prediksi USD 118,43 juta untuk kuartal tersebut.

Perseroan memprediksi laba operasional pada 2025 sebesar USD 34 miliar dan laba bersih sebesar USD 24 miliar atau USD 80 per saham.

Kepemilikan Bitcoin Meningkat

Strategy mencapai imbal hasil bitcoin sebesar 26% ytd, mendekati target setahun penuh sebesar 30%. Perseroan melaporkan keuntungan BTC 116.555 untuk periode tersebut, yang menghasilkan keuntungan bitcoin sebesar USD 12,19 miliar, berdasarkan harga BTC sekitar USD 110.600 pada 24 Oktober 2025, dibandingkan target setahun penuh sebesar USD 20 miliar atau Rp 332,50 triliun.

Aset digital Strategy berjumlah sekitar 640.808 BTC, dengan basis biaya awal USD 47,4 miliar dan nilai pasar USD 70,9 miliar yang mencerminkan rata-rata harga akuisisi USD 74.032 per BTC dan harga pasar saat ini USD 110.600.

Prediksi Harga Bitcoin

Strategy juga kembali menegaskan target indikator kinerja utama bitcoin untuk 2025. Dengan asumsi harga bitcoin akhir tahun sebesar USD 150.000, perseroan mempertahankan targetnya untuk mencapai imbal hasil BTC sebesar 30% dan keuntungan bitcoin sebesar USD 20 miliar untuk 2025.

Perseroan menyatakan dapat mencapai target ini melalui kombinasi penawaran saham preferen, penerbitan saham biasa yang disiplin dan dipandu oleh ambang batas nilai aset bersih pasar, serta ekspansi berkelanjutan kepemilikan.

Sebelumnya dikenal sebagai MicroStrategy, perusahaan ini diakui sebagai perusahaan treasury bitcoin pertama dan terbesar di dunia, setelah mengadopsi strategi akumulasi bitcoin pada 2020. Sejak saat itu, perusahaan terus meningkatkan  kepemilikannya, memperlakukan bitcoin sebagai aset cadangan utama dan lindung nilai jangka panjang terhadap inflasi.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |