ETF Bitcoin BlackRock Alami Arus Dana Keluar Senilai Rp 8,75 Triliun

3 days ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Investor menarik sekitar USD 523 juta atau Rp 8,75 triliun dari iShares Bitcoin Trust atau IBIT (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah 16.740) milik BlackRock pada 18 November. Penarikan ini menandai arus keluar dana terbesar sejak debut pada Januari 2024, berdasarkan data dari Farside Investors.

Mengutip Yahoo Finance, Kamis (20/11/2025), penarikan dana yang signifikan ini terjadi di tengah penurunan harga bitcoin (BTC) yang lebih luas, yang baru-baru ini mencapai titik terendah dalam tujuh bulan. Harga ETF sedikit naik pada 19 November, tetapi kini harganya turun lebih dari 3%.

Penarikan Bersih dalam 5 Hari di IBIT

Rekor arus keluar ini melanjutkan tren penarikan berkelanjutan dari ETF bitcoin yang berlangsung dalam lima hari ini. Secara total, ETF Bitcoin BlackRock telah kehilangan modal sebesar USD 1,42 miliar atau Rp 23,77 triliun. Adapun November akan menjadi bulan terburuk bagi ETF Bitcoin dengan arus keluar kumulatif melampaui rekor bulannya.

IBIT BlackRock meski mengalami arus keluar yang memcahkan rekor, ETF Bitcoin lainnya yakni Grayscale Mini Trust (BTC) dan ETF Franklin Templeton (EZBC) mencatat arus masuk masing-masing USD 139,6 juta dan USD 10,8 juta pada 18 November.

Menurut Reuters, perbedaan ini menunjukkan beberapa investor mungkin beralih ke instrumen alternatif investasi bitcoin meski penghindaran risiko masih berlanjut.

Penurunan Harga Bitcoin Menekan Penarikan ETF

Harga bitcoin yang turun menjadi kurang dari USD 90.000 atau Rp 1,5 miliar, turun sekitar 30% dari level tertingginya pada Oktober di atas USD 126.000 atau Rp 2,10 miliar.

Pada 19 November, harga bitcoin kembali menguji level di bawah USD 90.000 dengan volume perdagangan 24 jam turun 42%. Ada level USD 89.620 per bitcoin (BTC), harga bitcoin menunjukkan penurunan 4,3% lagi dalam sehari.

ETF Bitcoin Terkemuka

Analis mencatat rata-rata harga beli untuk pembeli ETF Bitcoin spot sekitar USD 90.146, menunjukkan banyak investor yang mencapai titik impas atau mengalami kerugian pada level saat ini yang mungkin mendorong penarikan.

Meskipun terjadi penarikan besar-besaran minggu ini, iShares Bitcoin Trust milik BlackRock tetap menjadi ETF Bitcoin terkemuka berdasarkan aset yang dikelola, dengan USD 87,63 miliar atau Rp 1.466 triliun per 19 November.

Dana tersebut telah mengalami arus masuk yang kuat beberapa bulan sebelum aksi jual ini, mengumpulkan hampir USD 25 miliar atau Rp 418,53 triliun dari Maret hingga Oktober 2025.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

BlackRock Guncang Pasar Kripto, Ajukan ETF Bitcoin Premium

Sebelumnya, raksasa manajer aset global, BlackRock, kembali melangkah agresif di pasar kripto. Perusahaan dengan total dana kelolaan USD 12,5 triliun atau Rp 209.100 triliun  (asumsi kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat di kisaran 16.728) itu resmi mengajukan aplikasi untuk meluncurkan produk baru bernama Bitcoin Premium Income ETF.

Produk itu dirancang untuk memberi imbal hasil (yield) melalui strategi covered-call atas kepemilikan Bitcoin. Demikian mengutip dari Yahoo Finance.

Bloomberg Intelligence mencatat, BlackRock telah mendaftarkan nama iShares Bitcoin Premium ETF dan menyebutnya sebagai “produk spot 33 Act,” yang diposisikan sebagai penerus dari iShares Bitcoin Trust (IBIT) senilai USD 87 miliar.

Jika mendapat restu regulator, produk ini berpotensi menarik investor institusi tradisional yang mencari pendapatan tambahan dari Bitcoin, sekaligus memperkuat dominasi BlackRock di pasar ETF kripto.

Kripto BlackRock Melesat

Pengajuan ini datang saat lini bisnis aset digital BlackRock berkembang pesat. Data Onchain Foundation menunjukkan, ETF Bitcoin dan Ethereum milik perusahaan kini menghasilkan lebih dari USD 260 juta pendapatan tahunan, dengan rincian USD 218 juta dari Bitcoin dan USD 42 juta dari Ethereum.

Aliran Dana Masuk Terus Meningkat

Arkham Intelligence mencatat BlackRock kini menjadi kustodian institusional terbesar untuk Bitcoin dan Ethereum. Portofolionya meliputi lebih dari 756.000 BTC senilai USD 85,29 miliar atau Rp 1.426 triliun dan 3,8 juta ETH bernilai hampir USD 16 miliar atau Rp 267,5 triliun. Jika digabung dengan aset kripto lain, total kustodi kripto BlackRock melampaui USD 101 miliar.

Perusahaan juga dikenal rajin melakukan akumulasi besar saat pasar melemah, strategi yang memperkuat posisinya sebagai pemain kunci di ekosistem kripto.

Aliran dana masuk (inflow) terus meningkat. Pekan lalu, produk ETF berbasis Ethereum BlackRock mencatat inflow bersih USD 512 juta, menurut Farside Investors.

Dalam laporan keuangan kuartal II, perusahaan melaporkan inflow digital asset senilai USD 14,1 miliar, yang mana hal tersebut menjadi salah satu lini produk dengan pertumbuhan tercepat meski baru mencakup 1 persen dari total AUM.

ETF kripto juga menyumbang USD 40 juta dari pendapatan berbasis biaya dasar dan securities lending pada periode yang sama.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |