Bitcoin Turun di Bawah Nilai Wajar untuk Pertama Kali

Liputan6.com, Jakarta - Harga bitcoin (BTC) atau bitcoin turun di bawah nilai jaringan-nya berdasarkan pemodelan nilai Metcalfe untuk pertama kali dalam hampir dua tahun. Hal itu berdasarkan ekonom jaringan Timothy Peterson.

"Ini biasanya merupakan sinyal yang sering menandai tahap akhir dari pengaturan ulang pasar,” ujar dia seperti dikutip dari Yahoo Finance, Rabu (3/12/2025).

Peterson menuturkan, meski ini tidak selalu menandakan titik terendah, tetapi menunjukkan sebagian besar leverage telah dihilangkan dan gelembung telah mengempis.

Adapun nilai Metcalfe memperkirakan nilai fundamental suatu jaringan menggunakan aktivitas dan pertumbuhan berbasis pengguna, dan secara historis telah memberikan konteks yang bermanfaat selama perputaran siklus utama.

Penurunan di bawah nilai jaringan bertepatan dengan koreksi bitcoin tertajam dalam siklus tersebut, penurunan sekitar 36% yang mendorong harga ke USD 80.000 atau Rp 1,33 miliar (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.629).

Pergerakan tersebut menguras leverage (pemakaian dana pinjaman dari platform trading untuk meningkatkan ukuran posisi melebihi modal awal yang dimiliki) dan menghilangkan kelebihan spekulatif. Hal ini membuka jalan untuk lonjakan bitcoin.

Harga bitcoin (BTC) kini kembali pulih telah dia tas USD 90.000. Berdasarkan data coinmarketcap.com, Rabu, 3 Desember 2025, harga bitcoin naik 7,26% dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan terakhir, harga kripto kapitalisasi pasar terbesar bertambah 6,36%. Saat ini, harga bitcoin berada di posisi USD 93.278 atau Rp 1,55 miliar.

Selama pasar bearish pada 2022, bitcoin menghabiskan seluruh periode perdagangan di bawah nilai Metcalfe-nya sementara aktivitas dan sentimen melemah.

Sejak siklus baru dimulai pada awal 2023, harga tetap konsisten di atas patokan ini didukung oleh meningkatnya partisipasi dan arus masuk modal yang baru. Koreksi bitcoin terbaru ini merupakan terobosan signifikan pertama dari tren tersebut.

Secara historis, Peterson menuturkan, periode ketika bitcoin diperdagangkan di bawah nilai Metcalfe-nya telah menghasilkan imbal hasil berjangka yang kuat. Kinerja 12 bulan dalam kondisi ini positif 96%, dengan rata-rata keuntungan 132% dibandingkan 75% dan 68% untuk periode lainnya.

Selain itu, pemegang jangka panjang telah meningkat secara signifikan selama 10 hari terakhir, meningkat sekitar 50.000 BTC. Pemegang jangka panjang didefinisikan sebagai investor yang telah memegang bitcoin setidaknya selama 155 hari.

Kelompok ini telah menjadi salah satu sumber utama tekanan jual selama 12 bulan terakhir. Seiring koin-koin terus matang dari spekulatif jangka pendek dan bermigrasi ke dompet jangka panjang dan dengan yang kini terakumulasi alih-alih terdistribusi secara agregat, berkurang tekanan jual ini seharusnya menjadi pendorong yang signifikan bagi harga bitcoin.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Sebelumnya, perusahaan treasury bitcoin (BTC) Strategy dulu bernama MicroStrategy telah memindahkan miliaran bitcoin (BTC). dalan dua bulan terakhir. Strategy memindahkan kripto kapitalisasi pasar terbesar (BTC) ke Fidelity Custody.

Mengutip Yahoo Finance ditulis Minggu (30/11/2025), dipimpin oleh salah satu pendiri dan executive chairman, Michael Saylor, Strategy merupakan perusahaan perangkat lunak yang mulai mengakumulasi bitcoin pada 2020.

Kini, perusahaan ini menjadi perusahaan treasury Bitcoin terkemuka di dunia yang memegang 649.870 BTC senilai lebih dari USD 58 miliar atau Rp 965,85 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.652).

Namun, perusahaan ini kini menghadapi tantangan di berbagai bidang di tengah jatuhnya pasar kripto.

Short-seller legendaris, Jim Chanos telah mengonfirmasi akan melakukan short selling pada posisi MSTR.

Selanjutnya, raksasa Wall Street JPMorgan memperingatkan indeks ekuitas terkemuka, termasuk Morgan Stanley Capital International (MSCI) USA Index, dapat menghapus pencatatan Strategy karena model treasury kripto-nya.

Saylor membantah, Strategy bukanlah sebuah dana dan potensi penghapusan pencatatan indeks tidak berdampak pada cara perusahaan memandang dirinya sendiri atau beroperasi.

Kemudian, ternyata raksasa-raksasa Wall Street, termasuk Capital International, The Vanguard Group, dan BlackRock (NYSE: BLK), memangkas kepemilikan MSTR mereka pada kuartal ketiga 2025.

Kini, platform intelijen onchain Arkham Intelligence mengungkapkan Strategy telah memindahkan Bitcoin senilai miliaran dolar AS  selama dua bulan terakhir.

Namun, Arkhan menjelaskan, ini bukan penjualan melainkan diversifikasi kustodian Bitcoin.

Meskipun Coinbase telah lama menjadi kustodian Bitcoin tepercaya Strategy, Strategy telah memindahkan 58.390 BTC senilai sekitar USD 5 miliar atau Rp 83,2 triliun ke Fidelity Custody selama 2 bulan terakhir, menurut Arkham.

Platform intelijen onchain tersebut menjelaskan Fidelity Custody menggunakan sistem omnibus di mana aset klien mereka digabungkan. Artinya, kepemilikan Bitcoin Strategy dicampur dengan klien Fidelity lainnya.

Saham MSTR ditutup pada harga USD 177,18 pada 28 November, naik 0,88% dalam sehari. Mengingat hari ini adalah Black Friday, pasar AS ditutup pada pukul 13.00 ET.