Bitcoin (BTC) Runtuh, JPMorgan Ungkap Penyebab Sebenarnya

2 days ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Pasar kripto kembali memasuki fase turbulen. Setelah berbulan-bulan mencatat kenaikan, Bitcoin (BTC) tiba-tiba merosot di bawah USD 90.000 dan menyeret hampir seluruh aset digital lainnya. Menurut laporan terbaru JPMorgan, penyebab koreksi ini bukan datang dari investor institusional, melainkan dari kalangan ritel. Temuan ini menimbulkan pertanyaan baru mengenai kekuatan reli kripto di 2025.

Dikutip dari coinmarketcap, Jumat (21/11/2025), koreksi pasar kali ini dipicu oleh aksi jual besar-besaran ETF Bitcoin dan Ether dari investor ritel.

JPMorgan mencatat sekitar USD 4 miliar keluar dari spot ETF sepanjang November, angka yang belum pernah terjadi sebelumnya. Berbeda dengan koreksi sebelumnya yang sering dikaitkan dengan hedge fund atau trader profesional, kali ini justru dompet kecil yang memulai penurunan.

Pada Oktober, tekanan harga berasal dari deleveraging pada kontrak futures perpetual—instrumen yang umumnya digunakan pemain kripto berpengalaman. Namun, November menghadirkan pola berbeda. ETF yang mudah diakses publik justru menjadi pintu keluar terbesar.

Motifnya bervariasi, mulai dari aksi ambil untung setelah tahun yang kuat, hingga kelelahan menghadapi volatilitas tinggi.

BTC Jatuh ke USD 94.000, Titik Picu Kepanikan

Gelombang aksi jual ETF dipicu saat BTC turun menembus level penting USD 94.000. Menurut JPMorgan, angka ini setara dengan estimasi biaya produksi Bitcoin—patokan psikologis bagi banyak investor. Ketika level ini ditembus, aksi ambil untung ikut dipercepat dan memicu kepanikan.

Dalam sejarahnya, koreksi tajam sering terjadi saat harga BTC jatuh di bawah biaya produksinya. Alasannya, kondisi tersebut membuat profitabilitas penambang terancam dan kepercayaan pasar ikut goyah. Di tengah situasi ini, ETF yang seharusnya menjadi instrumen aman justru berubah menjadi kanal penjualan besar karena sifatnya yang likuid dan mudah diakses.

Tiga Skenario Arah BTC ke Depan

JPMorgan melihat ada tiga kemungkinan skenario untuk pergerakan BTC beberapa minggu mendatang:

Skenario Optimistis

Setelah mengalami kondisi oversold, harga bisa memantul dan menarik investor baru. Level saat ini bahkan dinilai menarik bagi institusi yang belum sepenuhnya masuk ke pasar kripto.

Skenario Pesimistis

Jika aksi jual ETF berlanjut, pasar derivatif bisa ikut mengalami likuidasi berantai. Dalam situasi ini, BTC berpotensi menguji support lebih rendah di kisaran USD 80.000.

Skenario Institusi Masuk

Penurunan ini bisa menjadi kesempatan bagi pemain besar untuk menambah posisi BTC dengan harga lebih murah. Jika terjadi, langkah tersebut dapat mengembalikan kepercayaan pasar dalam jangka menengah.

Koreksi BTC di bawah USD 90.000 menunjukkan bahwa investor ritel—yang sebelumnya dianggap pendukung kuat Bitcoin—kini justru mempercepat penurunan harga.

Pertanyaannya, apakah ini hanya siklus sementara atau tanda kecil bahwa investor ritel mulai menjauh?

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |