Apakah Bitcoin Benar-benar Bearish? Analis Glassnode Justru Ungkap Sinyal Bull Market

3 days ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Bitcoin (BTC) kembali mencuri perhatian setelah reli singkat memberikan sinyal hijau pasar kripto. Namun, dua bulan terakhir diwarnai koreksi tajam yang memunculkan kembali wacana soal bear market dan potensi crypto winter.

Sebagian analis menilai penurunan harga ini sebagai sinyal bahwa pasar memasuki fase bearish. Di sisi lain, tidak sedikit yang berpendapat bahwa koreksi dalam adalah hal normal dalam siklus bull market, sehingga reli Bitcoin belum berakhir.

Dikutip dari coinmarketcap, Kamis (4/12/2025), dalam laporan terbarunya, Glassnode bersama Fasanara Digital menegaskan bahwa terlalu dini untuk menyatakan Bitcoin memasuki crypto winter. Kedua lembaga tersebut menjelaskan bahwa klaim bear market saat ini belum didukung bukti yang kuat.

Glassnode mengingatkan bahwa Bitcoin pernah mengalami pola koreksi serupa pada fase pengetatan likuiditas atau pengurangan leverage seperti pada 2017, 2020, dan 2023—namun setelahnya tetap melanjutkan tren kenaikan. Menurut mereka, pola koreksi pada Oktober 2025 sangat mirip dengan tahun-tahun tersebut.

Arus Masuk Modal

Glassnode dan Fasanara Digital juga menyoroti arus modal baru yang masuk ke Bitcoin sejak titik terendah siklus tahun 2022. Totalnya mencapai lebih dari USD 732 miliar, menjadi salah satu indikator kuat bahwa bull market masih berlangsung.

Laporan tersebut menambahkan bahwa minat investor terhadap Bitcoin spot ETF juga terus meningkat. Saat ini, ETF tersebut telah memegang 1,36 juta BTC, setara dengan 6,9% dari total suplai beredar.

Selain itu, harga Bitcoin telah melonjak dari level terendah USD 16.000 pada 2022 menjadi USD 126.000, menunjukkan dorongan permintaan yang masih tinggi. Glassnode menyimpulkan bahwa penurunan harga beberapa waktu terakhir lebih tepat disebut sebagai konsolidasi pertengahan siklus, bukan awal dari bear market baru.

Perhitungan Historis

Laporan yang sama menegaskan bahwa kondisi Bitcoin saat ini berbeda dari fase crypto winter sebelumnya. Harga Bitcoin kini bergerak lebih dekat ke puncak tahunannya di USD 126.000 dibanding ke titik rendah siklus di USD 76.000. Pada crypto winter sebelumnya, harga justru jatuh mendekati titik terbawah.

Artinya, untuk dianggap memasuki bear season, Bitcoin harus turun jauh lebih dalam.

Selain itu, indikator fundamental bear market juga tidak terlihat. Volatilitas terealisasi satu tahun telah turun dari 84% menjadi 43%, berbanding terbalik dengan pola crypto winter sebelumnya yang ditandai lonjakan volatilitas.

Tidak ada tanda penurunan hash rate penambang maupun akumulasi kerugian besar di kalangan investor jangka panjang. Dengan berbagai indikator ini, Glassnode menilai kondisi pasar Bitcoin masih berada dalam tren bullish jangka panjang.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |