Perusahaan Penambangan Bitcoin yang Didukung Trump Jr Dongkrak Kepemilikan BTC

4 weeks ago 18

Liputan6.com, Jakarta - American Bitcoin (ABTC), perusahaan treasury dan penambangan bitcoin yang tercatat di Nasdaq dan didukung oleh Eric Trump dan Donald Trump Jr telah meningkatkan kepemilikan bitcoin. American bitcoin kini mengenggam 4.004 BTC senilai USD 415 juta atau Rp 6,93 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.700).

Demikian pengumuman perusahaan yang dirilis Jumat, 7 November 2025, seperti dikutip dari the block, Minggu (9/11/2025). Antara 24 Oktober dan 5 November, perusahaan menambahkan 139 Bitcoin, senilai lebih dari USD 14 juta.

American Bitcoin Menjadi Pemegang BTC Terbesar ke-25

Ekspansi ini memperkuat posisi American Bitcoin sebagai perusahaan induk Bitcoin terbesar ke-25, berdasarkan data dari bitcointreasuries.net.

“Kami terus memperluas kepemilikan Bitcoin kami dengan cepat dan hemat biaya melalui strategi ganda yang mengintegrasikan operasi penambangan Bitcoin berskala dengan pembelian di pasar yang disiplin,” kata salah satu pendiri dan Chief Strategy Officer perusahaan, Eric Trump.

Saham American Bitcoin diperdagangkan hampir 2% lebih tinggi pada Jumat sore di New York setelah sesi perdagangan yang fluktuatif dengan penurunan awal.

Perusahaan melantai di bursa pada September setelah serangkaian merger yang mengkonsolidasikan operasinya menjadi salah satu perusahaan korporat paling terkemuka di sektor aset digital.

Perusahaan ini muncul awal tahun ini dari merger antara entitas bisnis swasta Trump bersaudara dan Hut 8, perusahaan penambang Bitcoin yang berbasis di Kanada, diikuti oleh merger saham-untuk-saham dengan Gryphon Digital Mining, yang telah diperdagangkan secara publik.

Sementara itu, Bitcoin masih sekitar 18% di bawah level tertinggi sepanjang masanya di USD 126.000 yang dicapai pada awal Oktober.

Ikuti Gaya Strategy

Pendekatan American Bitcoin mencerminkan pendekatan Strategy (sebelumnya MicroStrategy), perusahaan perangkat lunak yang terdaftar di Nasdaq yang beralih ke akumulasi Bitcoin pada 2020.

Strategy kini memiliki lebih dari 641.000 BTC atau senilai sekitar USD 66 miliar atau Rp 1.102 triliun, menjadikannya pemegang Bitcoin korporat terbesar di dunia.

Seperti penambang lainnya, American Bitcoin menghadapi lingkungan yang semakin sulit. Setelah Bitcoin halving pada tahun 2024, imbalan blok turun dari 6,25 menjadi 3,125 BTC, memperketat margin di seluruh industri.

Sebagai tanggapan, beberapa penambang beralih ke komputasi yang berfokus pada AI sebagai sumber pendapatan sekunder.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Perusahaan Kripto Strategy Kantongi Laba Rp 46,56 Triliun Berkat Kenaikan Bitcoin

Sebelumnya, perusahaan kripto Strategy milik Michael Saylor merilis laporan keuangan kuartal ketiga 2025. Strategy mencatat laba bersih naik menjadi USD 2,8 miliar atau Rp 46,56 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.629).

Sementara itu, laba per saham atau earning per share (eps) dilusi mencapai USD 8,42, melampaui prediksi analis sebesar USD 8,15.

Mengutip Yahoo Finance, Jumat (31/10/2025), per 26 Oktober 2025, Strategy melaporkan kepemilikan 640.808 bitcoin (BTC) dengan nilai USD 47,44 miliar atau Rp 788,24 triliun. Harga rata-rata kepemilikan bitcoin USD 74.032 per koin.

Perseroan menyatakan telah mencapai imbal hasil bitcoin sebesar 26% year to date, menghasilkan keuntungan bitcoin sebesar USD 12,9 miliar atau Rp 214,46 triliun, di tengah pasar kripto yang sedang bullish pada 2025.

Total pendapatan mencapai USD 128,7 juta atau Rp 2,13 triliun, meningkat 10,9% year on year (YoY) dibandingkan kuartal ketiga 2024. Angka ini juga melampaui prediksi USD 118,43 juta untuk kuartal tersebut.

Perseroan memprediksi laba operasional pada 2025 sebesar USD 34 miliar dan laba bersih sebesar USD 24 miliar atau USD 80 per saham.

Kepemilikan Bitcoin Meningkat

Strategy mencapai imbal hasil bitcoin sebesar 26% ytd, mendekati target setahun penuh sebesar 30%. Perseroan melaporkan keuntungan BTC 116.555 untuk periode tersebut, yang menghasilkan keuntungan bitcoin sebesar USD 12,19 miliar, berdasarkan harga BTC sekitar USD 110.600 pada 24 Oktober 2025, dibandingkan target setahun penuh sebesar USD 20 miliar atau Rp 332,50 triliun.

Aset digital Strategy berjumlah sekitar 640.808 BTC, dengan basis biaya awal USD 47,4 miliar dan nilai pasar USD 70,9 miliar yang mencerminkan rata-rata harga akuisisi USD 74.032 per BTC dan harga pasar saat ini USD 110.600.

Prediksi Harga Bitcoin

Strategy juga kembali menegaskan target indikator kinerja utama bitcoin untuk 2025. Dengan asumsi harga bitcoin akhir tahun sebesar USD 150.000, perseroan mempertahankan targetnya untuk mencapai imbal hasil BTC sebesar 30% dan keuntungan bitcoin sebesar USD 20 miliar untuk 2025.

Perseroan menyatakan dapat mencapai target ini melalui kombinasi penawaran saham preferen, penerbitan saham biasa yang disiplin dan dipandu oleh ambang batas nilai aset bersih pasar, serta ekspansi berkelanjutan kepemilikan.

Sebelumnya dikenal sebagai MicroStrategy, perusahaan ini diakui sebagai perusahaan treasury bitcoin pertama dan terbesar di dunia, setelah mengadopsi strategi akumulasi bitcoin pada 2020. Sejak saat itu, perusahaan terus meningkatkan  kepemilikannya, memperlakukan bitcoin sebagai aset cadangan utama dan lindung nilai jangka panjang terhadap inflasi.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |