Operator ATM Bitcoin Pertimbangkan Penjualan Usai CEO Dituduh Lakukan Pencucian Uang

14 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Crypto Dispensers atau Virtual Assets LLC, operator ATM  bitcoin yang berbasis di Chicago, Amerika Serikat mempertimbangkan potensi penjualan sekitar USD 100 juta atau Rp 1,67 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.726). Potensi penjualan itu setelah ada tuduhan pencucian uang.

Mengutip Yahoo Finance, ditulis Minggu (23/11/2025), pengumuman ini muncul hanya beberapa hari setelah Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) mengajukan tuntutan terhadap perusahaan dan pendiri sekaligus CEO Firas Isa dengan tuduhan melakukan pencucian uang senilai USD 10 juta atau Rp 167,26 miliar.

Crypto Dispensers dan Isa mengaku tidak bersalah atas dakwaan konspirasi pencucian uang tunggal yang dilayangkan kepada masing-masing perusahaan, yang dapat dijatuhi hukuman maksimal 20 tahun penjara federal.

Pengajuan Departemen Kehakiman tersebut dengan menuduh Isa dan perusahaannya menerima dana dari para korban dan penjahat melalui ATM Bitcoin. Meskipun terdapat persyaratan "know-your-customer" (KYC) yang dimaksudkan untuk mencegah pencucian uang, jaksa penuntut mengklaim Isa telah mengubah dana ilegal ini menjadi mata uang kripto dan mentransfernya ke dompet lain.

Jika terbukti bersalah, Isa dan perusahaannya akan menghadapi penyitaan aset, termasuk semua properti yang terlibat dalam dugaan pencucian uang, dan pemerintah dapat mengupayakan aset pengganti jika diperlukan.

Crypto Dispensers mengatakan pada Jumat kalau sedang "mengevaluasi potensi penjualan senilai sekitar USD 100 juta," dan mereka telah "merekrut penasihat untuk mendukung peninjauan tersebut seiring dengan percepatan konsolidasi di seluruh sektor infrastruktur aset digital dan konversi tunai ke kripto."

Potensi Penjualan saat Pasar Kripto Anjlok

"Peninjauan ini bertujuan untuk memahami tahap pertumbuhan selanjutnya dan menentukan jalur mana yang menciptakan nilai paling besar bagi platform yang telah kami bangun," kata Isa dalam sebuah pernyataan.

Decrypt menghubungi Crypto Dispensers untuk mengklarifikasi apakah perusahaan tersebut telah menemukan calon pembeli atau hanya mengumumkan keterbukaannya terhadap kesepakatan. Decrypt juga meminta komentar terkait dakwaan AS tersebut, tetapi tidak segera menerima tanggapan atas pertanyaan tersebut.

Potensi penjualan Crypto Dispensers terjadi ketika pasar telah jatuh setelah kenaikan besar selama 10 bulan pertama tahun ini. Bitcoin anjlok hingga hampir USD 81.000 atau Rp 1,35 miliar pada Jumat pagi, mencapai harga terendah sejak April. BTC mencapai rekor tertinggi di USD 126.000 atau Rp 2,10 miliar pada awal Oktober.

Penipuan Pakai ATM Bitcoin di AS Makin Marak

Sebelumnya, FBI menyebutkan, penipuan yang dilakukan memakai ATM bitcoin telah merugikan warga Amerika Serikat (AS). Nilai kerugian hampir USD 250 juta atau Rp 4,14 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.586), lebih dari dua kali lipat dari tahun sebelumnya.

American Association of Retired Persons (AARP) juga memperingatkan 38 juta anggota kalau ATM Bitcoin semakin menjadi sarana pilihan penipu untuk menipu warga AS.

Mengutip laman ABC News, Jumat (10/10/2025), ATM bitcoin memungkinkan pengguna memasukkan uang tunai dan mengirimkannya ke dompet digital di mana pun. Prosesnya hanya membutuhkan beberapa menit, dan setelah transaksi dieksekusi, menurut para ahli, uang itu hampir mustahil untuk dikembalikan, menjadikannya metode menarik bagi penipu.

Direktur AARP, Amy Nofziger mengakui peningkatan penggunaan ATM bitcoin untuk penipuan. “Ya, meminta kripto sekarang menjadi metode pilihan utama para penjahat. Ini masalah besar,” ujar Nofziger.

Pihak berwenang telah memperhatikan hal ini. Bulan lalu, kantor jaksa agung Washington DC menggugat Athena Bitcoin, salah satu penyedia mesin ATM bitcoin terbesar di AS. Hal ini terkait tuduhan mengantongi ratusan ribu dolar AS dalam bentuk biaya yang tidak diungkakpan dari korban penipuan.

Respons Athena

Gugatan itu mengklaim kalau 93% transaksi perangkat Athena di distrik itu merupakan hasil penipuan langsung. Usia rata-rata korban 71 tahun.

Athena dengan tegas membantah tuduhan itu dalam sebuah pernyataan kepada ABC News. Athena menegaskan mempertahankan perlindungan yang kuat terhadap penipuan termasuk instruksi yang transparan, peringatan yang jelas dan edukasi konsumen.

"Sama seperti bank tidak bertanggung jawab jika seseorang dengan sengaja mengirimkan dana kepada orang lain, Athena tidak mengendalikan keputusan pengguna," demikian pernyataan tersebut.

'Mitra Diam'

AARP telah mengadvokasi peraturan yang lebih ketat untuk melindungi warga Amerika Serikat dari penipuan pada ATM bitcoin, seperti membatasi jumlah uang yang dapat disetorkan pengguna dalam satu hari.

Setidaknya 17 negara bagian telah mengesahkan undang-undang dalam beberapa tahun terakhir yang mengatur mesin-mesin tersebut, dan beberapa kota telah bergerak untuk melarangnya sepenuhnya.

Namun, para kritikus mengatakan beberapa perusahaan ATM Bitcoin enggan menerapkan regulasi, karena berpotensi merugikan laba mereka. Beberapa perusahaan yang mengoperasikan mesin-mesin tersebut mengenakan biaya transaksi yang melebihi 20%.

CEO Inca Digital, firma forensik kripto mengatakan, sebagian perusahaan yang berkaitan dengan ATM kripto itu mengetahui kalau ATM dipakai untuk penipuan. “Mereka tahu atau mereka menutup mata,” kata Adam.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |