Nasabah Wealth Management Bank of America Berpotensi Alokasikan Kripto di Aset

4 days ago 9

Liputan6.com, Jakarta - Bank of America (BCA) menyebutkan nasabah wealth management atau manajemen kekayaannya harus mulai mempertimbangkan mendapatkan eksposur kripto dalam portofolio.

Mengutip Yahoo Finance, Selasa (2/12/2025), Bank of America mendukung alokasi 1%-4% untuk aset digital bagi klien platform Merrill, Bank of America Private Bank dan Merrill Edge. Investment Strategist akan mulai mempertimbangkan empat ETF bitcoin pada Januari.

"Bagi investor yang memiliki minat kuat pada inovasi tematik dan nyaman dengan volatilitas yang tinggi, alokasi moderat sebesar 1%-4% dalam aset digital mungkin tepat,” ujar Chief Investment Officer Bank of America Private Bank, Chris Hyzy dikutip dari Yahoo Finance.

“Panduan kami menekankan instrument yang diregulasi, alokasi yang cermat dan pemahaman yang jelas tentang peluang dan risiko,” ia menambahkan.

Mulai 5 Januari, ETF bitcoin yang termasuk Bitwise Bitcoin ETF (BITB), Wise Origin Bitcoin Fund (FBTC) dari Fidelity, Bitcoin Mini Trust (BTC) dari Grayscale dan iShares Bitcoin Trust (IBIT) dari BlackRock.

“Rentang bawah ini mungkin lebih sesuai bagi mereka yang memiliki profil risiko konservatif, sementara rentang yang lebih tinggi mungkin cocok untuk investor dengan toleransi yang lebih besar terhadap risiko portofolio secara keseluruhan,” Hyzy menambahkan.

Sebelumnya, klien kaya Bank of America hanya memiliki akses ke produk-produk tersebut berdasarkan permintaan, yang berarti jaringan bank yang terdiri dari lebih dari 15.000 penasihat kekayaan tidak dapat merekomendasikan eksposur kripto, dan banyak investor ritel terpaksa mencari akses di tempat lain.

“Pembaruan ini mencerminkan meningkatnya permintaan klien akan akses ke aset digital,” ujar Head of Bank America’s Investment Solutions Group, Nancy Fahmy.

Mengikuti Bank Besar dan Manajemen Aset Lainnya

Rekomendasi Bank of America ini muncul bersamaan dengan dorongan luas ke kripto dari bank-bank besar dan manajer aset lainnya.

Dalam catatan awal Oktober, komite investasi global Morgan Stanley memberikan parameter alokasi kepada investor dan penasihat keuangan yang menyarankan 2%-4% dari portofolio harus berupa kripto, menggambarkannya sebagai "kelas aset spekulatif tetapi semakin populer yang akan dieksplorasi oleh banyak investor, tetapi tidak semua."

Pada awal 2025, BlackRock mengusulkan agar investor mengalokasikan 1%-2% dari portofolio untuk Bitcoin. Pada Maret 2024, Fidelity Investments merekomendasikan alokasi 2%-5% (dan 7,5% untuk investor berusia 30 tahun ke bawah).

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Vanguard Masuk ke Kripto

Vanguard Group, manajer aset terbesar kedua di dunia telah memutuskan mengizinkan platform-nya memperdagangkan exchange traded fund (ETF) dan reksa dana yang utamanya memegang kripto.

Mengutip Yahoo Finance, Selasa (2/12/2025), Vanguard akan mengizinkan ETF dan reksa dana yang utamanya memegang kripto tertentu termasuk bitcoin (BTC), ether, XRP dan Solana untuk memenuhi syarat perdagangan di platform-nya.

Ini telah membalikkan pandangan lama perusahaan kalau aset digital terlalu volatile dan spekulatif. Langkah yang dilakukan grup Vanguard ini juga terjadi saat nilai pasar kripto telah turun lebih dari USD 1 triliun atau Rp 16,61 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.618) sejak awal Oktober 2025.

Permintaan yang terus menerus baik ritel dan institusional telah mendorong Vanguard untuk mengubah strateginya. Sejak debut pada Januari 2024, ETF Bitcoin telah mengumpulkan aset miliaran dolar Amerika Serikat (AS). Bahkan setelah arus keluar dan penurunan harga bitcoin (BTC), pesaing terbesar Vanguard, BlackRock memiliki sekitar USD 70 miliar dalam ETF IBIT-nya saja, turun dari sekitar USD 100 miliar hanya dua bulan lalu.

Mempertimbangkan Preferensi Investor

Pergeseran Vanguard yang menyusul laporan akhir September yang menyatakan perusahaan sedang mempertimbangkan langkah tersebut. Hal ini dengan membuka akses bagi lebih dari 50 juta nasabah yang secara kolektif mengelola lebih dari USD 11 triliun, ke aset kripto yang teregulasi.

Meski terjadi koreksi harga baru-baru ini, ETF yang terkait dengan kripto tetap menjadi salah satu segmen dengan pertumbuhan tercepat dalam sejarah industri reksa dana AS. Investor kripto yang optimistis akan melihat kapitulasi Vanguard sebagai pemicu psikologis, tanda terbaru keuangan tradisional tidak lagi mampu menahan tarikan gravitasi aset digital.

“ETF dan reksa dana kripto telah teruji melalui periode volatilitas pasar, berkinerja sesuai rancangan sambil tetap menjaga likuiditas,” ujar Head of Brokerage and Investments Vanguard, Andrew Kadjeski.

“Proses administratif untuk melayani jenis reksa dana ini telah matang dan preferensi investor terus berkembang,” ia menambahkan.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |