Harga Bitcoin Bakal Tertekan Jika Bank Sentral Jepang Kerek Suku Bunga

Liputan6.com, Jakarta - Bank Sentral Jepang atau the Bank of Japan (BoJ) akan menaikkan suku bunga untuk pertama kali sejak Januari 2025. Langkah bank sentral Jepang itu diprediksi menekan harga bitcoin (BTC) dan pasar kripto.

Bank sentral Jepang diperkirakan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 0,75% dari 0,50%, menurut Nikkei. Keputusan itu akan diambil pada 19 Desember 2025 dan membawa suku bunga Jepang ke level tertinggi dalam 30 tahun.

Mengutip Yahoo Finance, ditulis Minggu (14/12/2025), dampak lebih luas ke pasar global  masih belum pasti. Akan tetapi, perkembangan di Jepang secara historis cenderung menekan bitcoin dan pasar kripto yang lebih luas.

Yen yang lebih kuat biasanya bertepatan dengan tekanan yang menurun terhadap bitcoin. Sementara itu, yen melemah akan cenderung mendukung harga lebih tinggi.

Yen yang menguat memperketat kondisi likuiditas global yang sangat sensitif terhadap bitcoin.

Yen saat ini diperdagangkan di dekat 156 terhadap dolar AS, sedikit lebih kuat daripada puncaknya pada akhir November yang berada di atas 157.

Kenaikan suku bunga BoJ dikatakan memiliki implikasi terhadap carry yen dan dapat memengaruhi BTC melalui saluran ekuitas.

Selama beberapa dekade, hedge fund dan trading desk telah meminjam yen dengan suku bunga sangat rendah atau bahkan negatif untuk membiayai posisi di aset beta tinggi, sebagian besar saham teknologi dan obligasi Treasury AS, sebuah strategi yang dimungkinkan oleh periode kebijakan moneter longgar Jepang yang berkepanjangan.

Oleh karena itu, teorinya adalah kenaikan suku bunga Jepang dapat mengurangi daya tarik carry trade ini dan membalikkan aliran uang, yang menyebabkan keengganan risiko yang luas di pasar saham dan cryptocurrency.

Kekhawatiran ini bukan tanpa dasar. Kenaikan suku bunga BOJ terakhir, yang menaikkan suku bunga menjadi 0,5% pada 31 Juli 2024, menyebabkan reli yen dan keengganan risiko besar-besaran pada awal Agustus yang menyebabkan BTC merosot dari sekitar USD 65.000 menjadi USD 50.000.

Kali Ini Mungkin Berbeda

Kenaikan suku bunga yang akan datang mungkin tidak menyebabkan keengganan risiko karena dua alasan. Pertama, spekulator sudah memegang eksposur net long (bullish) pada yen, yang membuat reaksi cepat terhadap kenaikan suku bunga BOJ tidak mungkin terjadi. Pada pertengahan tahun 2024, para spekulator bersikap pesimis terhadap yen, menurut data CFTC yang dilacak oleh Investing.com.

Kedua, imbal hasil obligasi Jepang telah meningkat sepanjang tahun ini, mencapai level tertinggi dalam beberapa dekade baik pada jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu, kenaikan suku bunga yang akan datang mencerminkan suku bunga resmi yang mengejar ketertinggalan dengan pasar.

Sementara itu, minggu ini, Federal Reserve AS memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin ke level terendah tiga tahun di samping memperkenalkan langkah-langkah likuiditas. Indeks dolar telah turun ke level terendah tujuh minggu.

Secara keseluruhan, hal-hal ini menunjukkan kemungkinan rendah terjadinya "pelepasan carry JPY" yang signifikan dan keengganan terhadap risiko di akhir tahun.

Meskipun demikian, situasi fiskal Jepang, dengan rasio utang terhadap PDB sebesar 240%, perlu dipantau secara ketat tahun depan sebagai potensi sumber volatilitas pasar.

MacroHive menyebutkan, di bawah kepemimpinan PM Jepang Sanae Takaichi, ekspansi fiskal besar-besaran dan pemotongan pajak terjadi sementara inflasi tetap berada di sekitar 3% dan Bank Sentral Jepang (BoJ) mempertahankan suku bunga terlalu rendah, masih bertindak seolah-olah Jepang terjebak dalam deflasi.

“Dengan utang yang tinggi dan ekspektasi inflasi yang meningkat, investor mempertanyakan kredibilitas BoJ, imbal hasil obligasi pemerintah Jepang (JGB) meningkat tajam, yen melemah, dan Jepang mulai terlihat lebih seperti kisah krisis fiskal daripada tempat berlindung yang aman," kata MacroHive dalam pembaruan pasar.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.