Bhutan Tarun Bitcoin Rp 16,69 Triliun untuk Bangun Kota Baru

1 day ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Bhutan mengambil langkah berani dengan mengalokasikan hingga USD 1 miliar atau sekitar Rp 16,69 triliun (estimasi kurs Rp 16.691 per USD) dalam bentuk Bitcoin dari cadangan negara untuk membiayai pembangunan kota baru Gelephu Mindfulness City (GMC). Proyek ini disebut sebagai salah satu penerapan aset kripto skala negara paling ambisius di dunia.

Dalam pernyataan resmi yang dikutip media internasional, dikutip dari coinmarketcap, Kamis (17/12/2025), Bhutan menyatakan akan mengalokasikan hingga 10.000 Bitcoin untuk mendukung pengembangan jangka panjang GMC, sebuah kawasan ekonomi dan administrasi baru yang dibangun di wilayah selatan Bhutan.

Gelephu Mindfulness City dikembangkan berdasarkan visi Raja Jigme Khesar Namgyel Wangchuck, dengan mengusung prinsip mindfulness, keberlanjutan, dan inovasi. Kawasan ini dirancang sebagai wilayah administrasi khusus dengan regulasi yang lebih fleksibel serta infrastruktur keuangan modern, mirip dengan peran Hong Kong bagi China.

Pemerintah Bhutan menegaskan bahwa GMC akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru sekaligus laboratorium kebijakan inovatif, termasuk dalam pemanfaatan teknologi digital dan aset kripto. Pendanaan berbasis Bitcoin ini diharapkan mampu mendukung pembangunan jangka panjang tanpa mengorbankan stabilitas fiskal negara.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Diumumkan Langsung oleh Raja

Komitmen pendanaan tersebut diumumkan langsung oleh Raja Bhutan dalam pidato Hari Nasional Bhutan. Nilai alokasi Bitcoin ini diperkirakan mencapai USD 1 miliar, tergantung pada pergerakan harga pasar.

Pemerintah Kerajaan Bhutan menyebut penggunaan Bitcoin akan dilakukan secara bertahap dan berhati-hati. Sejumlah opsi tengah dipertimbangkan, mulai dari penggunaan Bitcoin sebagai jaminan, strategi pengelolaan kas dan imbal hasil yang terukur, hingga menyimpan Bitcoin sebagai aset jangka panjang untuk menjaga nilai.

Dalam pidatonya, Raja Jigme Khesar Namgyel Wangchuck menegaskan bahwa alokasi Bitcoin ini bukan hanya untuk GMC, tetapi merupakan investasi nasional.

“Sebagai Raja, saya harus memastikan setiap warga Bhutan menjadi penjaga, pemangku kepentingan, dan penerima manfaat dari GMC. Anggaplah GMC sebagai sebuah perusahaan dan para pemilik lahan sebagai pemegang sahamnya,” ujar Raja Bhutan.

Ia menambahkan bahwa sebagian besar lahan dimiliki negara, sehingga seluruh warga Bhutan dari berbagai wilayah akan ikut merasakan manfaatnya.

Strategi Penambangan Bitcoin

Kemampuan Bhutan mengalokasikan Bitcoin dalam jumlah besar tidak lepas dari strategi penambangan Bitcoin berbasis energi terbarukan yang telah dijalankan sejak 2019. Berdasarkan data on-chain, Bhutan saat ini memiliki sekitar 5.900 Bitcoin senilai lebih dari USD 500 juta, yang dikelola oleh Druk Holding & Investments, lembaga investasi negara.

Dengan jumlah tersebut, Bhutan tercatat sebagai salah satu pemegang Bitcoin terbesar di antara pemerintah dunia, setelah Amerika Serikat, China, Inggris, dan Ukraina.

Selain itu, Bhutan juga menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan perusahaan kripto Cumberland DRW untuk mendukung pengelolaan cadangan Bitcoin di GMC. Kerja sama ini mencakup pengelolaan treasury Bitcoin, stablecoin, penambangan, hingga infrastruktur komputasi berbasis kecerdasan buatan.

Di sisi energi, Bhutan terus memperluas kapasitas energi surya melalui proyek Solar Farm Expansion Project, dengan target tambahan kapasitas hingga 310 megawatt, guna menopang pembangunan berkelanjutan dan aktivitas digital di masa depan.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |