Citi Ramal Harga Bitcoin Bisa Tembus USD 135.000 di Akhir 2025

1 month ago 31

Liputan6.com, Jakarta - Laporan terbaru dari Citigroup menunjukkan prospek yang cukup optimistis untuk Bitcoin. Bank investasi global ini memperkirakan harga Bitcoin bisa mencapai USD 135.000 pada akhir 2025, dengan potensi naik lebih tinggi hingga USD 199.000 jika terjadi peningkatan signifikan dalam adopsi dan arus masuk dana ke Exchange-Traded Fund (ETF) kripto.

Mengutip bitcoin.com, Minggu (27/7/2025), namun, Citi juga menyampaikan skenario pesimistis. Jika terjadi hambatan seperti kebijakan regulasi yang lebih ketat atau tekanan ekonomi global, harga Bitcoin bisa turun ke level USD 64.000.

Saat ini, Bitcoin diperdagangkan di kisaran USD 115.000–USD 120.000 dan tetap menunjukkan ketahanan meski dibayangi data ekonomi Amerika Serikat yang bervariasi.

Citi mencatat bahwa minat dari investor institusional, khususnya lewat ETF, menyumbang lebih dari 40% terhadap kenaikan harga terbaru Bitcoin.

Selain itu, permintaan dari sektor obligasi korporasi juga ikut mendorong harga. Ramalan ini mendapat respons positif di media sosial seperti platform X (sebelumnya Twitter), di mana banyak pengguna menyoroti meningkatnya kepercayaan pelaku keuangan besar terhadap Bitcoin.

Secara keseluruhan, analisis Citi mencerminkan semakin eratnya hubungan Bitcoin dengan dunia keuangan tradisional atau yang sering disebut sebagai TradFi (Traditional Finance).

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Strategi Investasi Bitcoin ala Robert Kiyosaki

Penulis buku keuangan terkemuka "Rich Dad Poor Dad", Robert Kiyosaki dikenal luas dengan pandangannya mengenai investasi.

Ia menyuarakan strategi akumulasi aset berharga antara lain Bitcoin, emas, dan perak. Pandangannya ini menjadi sorotan di tengah ketidakpastian ekonomi global dan kekhawatiran akan depresiasi mata uang fiat.

Strategi utama Kiyosaki berpusat pada pemanfaatan momen koreksi pasar sebagai peluang emas. Dia menilai, penurunan harga aset-aset ini adalah "kabar baik" yang memungkinkan investor untuk membeli lebih banyak. Pendekatan ini bertujuan untuk melindungi kekayaan dan membangun portofolio yang tangguh di masa depan.

Kiyosaki berpendapat "gelembung akan segera pecah" di pasar keuangan, tetapi ia melihatnya bukan sebagai ancaman, melainkan sebagai kesempatan. Ia  menyatakan akan membeli lebih banyak Bitcoin ketika harga terkoreksi. Ini mencerminkan filosofi investasinya yang kontra-arus, di mana ia melihat penurunan harga sebagai peluang.

“Ketika gelembung pecah, kemungkinan besar emas, perak, dan Bitcoin juga akan ikut terkoreksi,” kata dia dikutip dari cryptopotato, Rabu, 23 Juli 2025.

“Dan itu kabar baik, karena saya akan beli lagi," ia menambahkan.

Komentar Kiyosaki muncul seminggu setelah ia memuji pencapaian harga Bitcoin yang sempat tembus di atas USD 120.000. Ia menilai itu adalah kabar baik bagi mereka yang sudah memiliki BTC, tetapi sayangnya belum dinikmati oleh yang belum mulai investasi. 

Pertimbangan Utama dalam Investasi Bitcoin ala Robert Kiyosaki

Pandangan Robert Kiyosaki terhadap Bitcoin didasari oleh beberapa pertimbangan fundamental yang kuat. Salah satu alasan utamanya adalah keyakinannya bahwa Bitcoin merupakan bentuk "uang sehat" atau sound money. Ia membandingkan Bitcoin dengan emas dan perak, yang dianggapnya superior dibandingkan sistem uang fiat yang menurutnya semakin tidak dapat dipercaya dan rentan terhadap manipulasi.

Kiyosaki juga secara konsisten menyoroti peran Bitcoin sebagai aset perlindungan terhadap inflasi dan utang pemerintah yang terus membengkak.

Ia memperingatkan risiko depresiasi mata uang fiat dan melihat Bitcoin, bersama dengan emas dan perak, sebagai benteng yang kuat untuk menjaga nilai kekayaan di tengah ketidakstabilan ekonomi. Investasi pada aset-aset ini dianggapnya sebagai cara untuk selamat dari ledakan utang global yang ia prediksi.

Aspek penting lain yang menarik perhatian Kiyosaki adalah pasokan Bitcoin yang terbatas, yaitu hanya 21 juta koin. Keterbatasan ini berbeda dengan emas dan perak yang penemuannya bisa bertambah seiring waktu.

Selain itu, ia juga menekankan potensi pertumbuhan Bitcoin melalui Hukum Metcalf, yang menggarisbawahi bagaimana nilai suatu aset berbasis jaringan akan meningkat seiring bertambahnya jumlah pengguna dan interaksi dalam jaringannya.

Tidak hanya itu, Robert Kiyosaki juga memiliki keyakinan kuat terhadap potensi harga jangka panjang Bitcoin. Ia bahkan secara terbuka mengungkapkan prediksinya Bitcoin berpotensi mencapai nilai USD 1 juta per koin. Dengan keyakinan ini, ia menyatakan lebih memilih untuk dianggap "mudah tertipu" daripada menjadi "pecundang" jika skenario tersebut benar-benar terwujud di masa depan.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |