Jejak Prediksi Bitcoin Akurat, Ini Ramalan Terbaru dari Trader Veteran Peter Brandt

3 days ago 9

Liputan6.com, Jakarta - Seorang trader veteran yang telah berkiprah di pasar futures sejak 1975, Peter Brandt dikenal sebagai “market wizard”. Ia disebut telah berhasil membuat berbagai prediksi yang akurat di pasar crypto, komoditas, dan forex.

Dikutip dari TheStreet.com pada Kamis, (20/11/2025), selain sukses memprediksi pembalikan harga emas yang bersejarah pada 1980-an, Brandt juga dengan tepat memprediksi pergerakan Bitcoin (BTC) yang ia sebut akan jatuh di bawah USD 4.000 atau Rp atau Rp 66,92 juta (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.730) pada 2018. 

Ketika Brandt membuat prediksi mengejutkan tersebut, BTC tengah diperdagangkan di kisaran harga USD 10.000 atau Rp 167,3 juta. Terbukti, sang raja kripto tersebut benar jatuh di bawah angka USD 4.000 pada Desember 2018.

Analisis teknikal Brandt yang memanfaatkan grafik harga untuk memperkirakan arah pergerakan pasar telah mendapat banyak pujian dari komunitas trader global. Hal ini menjadikannya salah satu analis dengan prediksi yang paling diperhitungkan, terutama dalam hal aset digital.

Pasar kripto kini tengah mengalami koreksi besar. BTC yang baru saja mencetak rekor tertinggi di atas USD 123.000 atau Rp 2,05 miliar bulan lalu, kini justru kesulitan untuk bertahan di atas USD 90.000 atau Rp 1,5 miliar.

Dalam 24 jam terakhir, harga BTC telah mengalami penurunan sebesar 4,5% dengan nilai lebih dari USD 140 juta atau R 2,3 triliun posisi BTC telah dilikuidasi.

Usai membuat prediksi yang mengejutkan pada 2018 lalu, kini ia kembali membuat prediksi serupa. Melalui unggahannya di platform X, ia membagikan grafik analisis harga BTC. Ia menyoroti bagaimana breakout minor pada 11 November diikuti dengan lower high selama delapan hari berturut-turut. Artinya, harga BTC diprediksi terus mengalami penurunan.

Prediksi Harga Bitcoin Peter Brandt

Brandt menyoroti pola broadenig top yang menurutnya sudah berakhir Pola ini menggambarkan pergerakan harga yang mencatatkan puncak lebih tinggi namun lembah yang lebih rendah. Ini menandakan bahwa BTC berpotensi mengalami penurunan lebih dalam.

Dilansir dari TheStreet.com, Brandt memprediksi harga Bitcoin berikutnya akan berada di kisaran USD 81.000 dan USD 58.000. Ia menambahkan, “Orang-orang yang sekarang mengklaim akan menjadi pembeli besar di harga USD 58 ribu akan menyesal ketika BTC mencapai USD 60 ribu.”

Jika prediksi Brandt kembali tepat sasaran seperti pada 2018, maka Bitcoin berpotensi jatuh hingga 35% dan berada di kisaran harga USD 58 ribu. Hal Hal ini akan menjadi salah satu keruntuhan terbesar  dalam sejarah pasar kripto.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

El Salvador Akumulasi Bitcoin

Sebelumnya,  El Salvador mempertahankan strategi akumulasi bitcoin (BTC) di tengah koreksi pasar. Berdasarkan data kantor bitcoin, El Salvador menambahkan 1.091 bitcoin pada Selasa senilai hampir USD 100 juta atau Rp 1,67 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.763).

Mengutip Yahoo Finance, Selasa (18/11/2025), Presiden El Salvador Nayib Bukele mengunggah tangkapan layar di platform X dahulu bernama Twitter yang menunjukkan kepemilikan bitcoin pemerintah.

El Salvador telah membeli 1.098,19 bitcoin selama tujuh hari terakhir. Dengan demikian, total kepemilikan bitcoin oleh El Salvador menjadi 7.474,37 BTC senilai USD 688 juta atau Rp 11,52 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.758).

Meski terjadi fluktuasi pasar saat ini, pemerintah terus meningkatkan kepemilikan bitcoin sebesar 1 BTC per hari. El Salvador menjadi salah satu negara yang pertama kali mengadopsi bitcoin, secara konsisten membeli BTC setiap hari, setelah Presden El Salvador, Nayib Bukele mengumumkan langkah tersebut pada November 2022.

Negara-Negara Berdaulat Membeli Bitcoin saat Harga Turun

Pendekatan pembelian bitcoin El Salvador yang penuh perhitungan, bahkan selama penurunan pasar, mencerminkan strategi jangka panjang yang bertujuan meningkatkan cadangan digitalnya.

Analis keuangan dan Kepala Riset Eropa Bitwise, Andre Dragosch menuturkan, negara-negara berdaulat membeli saat harga sedang turun yang menandakan potensi pergeseran dalam strategi keuangan global.

Sementara itu, Direktur El Salvador’s Bitcoin Office, Stacy Herbert mengatakan, bitcoin bebas, transparan dan memiliki kekuatan individual.

“Bitcoin berlawanan dengan kontrol pemerintah,” ia menulis di platform X, dahulu bernama Twitter.

“Presoden Bukele telah menerimanya sebagai alat pembayaran yang sah, bukan untuk mengkonsolidasikan kekuasaan, melainkan untuk mendistribusikannya,” ia menambahkan.

Selain itu, baru-baru ini the Czech National Bank mengungkapkan eksposur langsung pertamanya ke aset digital, membeli bitcoin dan kripto senilai USD 1 juta atau Rp 16,75 miliar.

Di pasar Asia, bitcoin merosot di bawah USD 90.000. Kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar ini turun 4,91% menjadi USD 90.708 dalam 24 jam terakhir yang didorong aksi jual.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |