CEO Wintermute Bantah Isu Gugatan terhadap Binance Usai Crypto Black Friday

1 month ago 21

Liputan6.com, Jakarta - Setelah kekacauan besar di pasar kripto yang dijuluki "Crypto Black Friday" pada 10 Oktober lalu, rumor panas beredar di dunia maya kalau perusahaan pembuat pasar (market maker) kripto ternama, Wintermute, tengah bersiap menuntut Binance akibat kerugian besar yang diduga dialami selama kejatuhan pasar.

Namun, CEO sekaligus pendiri Wintermute, Evgeny Gaevoy, akhirnya angkat bicara dan membantah tegas rumor tersebut. Ia menegaskan, pihaknya tidak pernah berencana menggugat Binance, bahkan tidak memiliki alasan untuk melakukannya di masa depan. Demikian seperti dikutip dari Yahoo Finance, Rabu (5/11/2025).

Dalam unggahan resminya di platform X (sebelumnya Twitter), Gaevoy menepis semua pendapat yang menyebut Wintermute telah kehilangan ratusan juta dolar AS akibat mekanisme auto-deleveraging (ADL) Binance, fitur perlindungan risiko sistemik yang secara otomatis menutup posisi trader saat pasar bergerak ekstrem.

Isu ini sebelumnya menyebar cepat setelah akun WhalePump Reborn mengklaim Wintermute adalah salah satu korban besar dari "Crypto Black Friday” dan Binance telah memberikan kompensasi kepada perusahaan tersebut.

Namun, Gaevoy mengingatkan publik untuk tidak menelan mentah-mentah informasi yang beredar. Ia bahkan menyinggung para penyebar rumor dengan nada sindiran.

"Saya mungkin harus mencatat semua orang yang menyebarkan rumor tak berdasar, tapi kebanyakan dari mereka memiliki kapasitas memori yang besar untuk gosip seperti ini,"

Sebagai bentuk tanggapan atas kekacauan pasar, Binance kemudian mengumumkan "Inisiatif Bersama" senilai USD 400 juta atau Rp 6,68 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.707) untuk membantu pengguna yang terdampak gangguan sistem.

Rumor Panas Akun WhalePump Reborn

"Wintermute menggugat Binance. Dan mereka bukan satu-satunya yang kena retas. Mereka kehilangan ratusan juta. Saya punya semua nama yang akan meledak. Ini tidak akan mudah. ​​Kecuali CZ menemukan cara untuk kompensasi, ini akan menjadi buruk," tulis WhalePump Reborn.

Gaevoy menyebut rumor itu sebagai “omong kosong belaka” dan menegaskan operasional Wintermute berjalan normal tanpa dampak signifikan dari kejatuhan pasar.

"Kami tidak pernah berencana menuntut Binance, dan juga tidak melihat alasan untuk melakukannya di masa mendatang. Saya mungkin harus meminta untuk mencatat semua orang yang menyebarkan rumor tak berdasar, tetapi kebanyakan orang percaya rumor ini memiliki kapasitas memori yang sangat besar, jadi saya tidak akan melakukannya," tulis CEO tersebut.

WhalePump Reborn juga menuduh pihak binance awalnya menawarkan ganti rugi, tetapi kemudian menyetujui penyelesaian masalah dengan hal yang lebih besar setelah mendapat tekanan.

"Saya sudah melihat perjanjiannya. Diduga. Saya sudah bicara dengan orang-orang yang terlibat. Diduga. Binance membeli kebisuan Wintermute. Diduga. Sementara itu, investor ritel, seperti yang Anda katakan dengan benar, sedang makan kotoran. Wintermute masih bisa memainkan kartu arbitrase, sebagaimana tercantum dalam kontrak dengan Binance. Dan jika hal seperti ini terjadi, semuanya akan diputuskan secara tertutup. Saya melihat DM-nya, meskipun Evgeny diduga sudah mulai membereskannya.," tulis postingan tersebut.

Kegagalan Teknis Binance Dilaporkan

Pendapat mengenai potensi gugatan hukum terhadap Binance muncul setelah “Crypto Black Friday” menghapus lebih dari USD 19,5 miliar atau Rp 325,78 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.706)posisi leverage di seluruh pasar kripto global.

Peristiwa tersebut dipicu oleh pengumuman mengejutkan dari Presiden AS Donald Trump terkait penerapan tarif 100 persen untuk impor asal China, yang memicu gelombang penjualan masif dan kekacauan di berbagai platform perdagangan digital.

Selama momen tersebut, banyak pengguna melaporkan kegagalan teknis Binance, termasuk akun yang dibekukan, fitur stop-loss yang tidak berfungsi, dan lainnya. Kondisi itu mendorong munculnya tuduhan bahwa Binance telah merugikan sejumlah pelaku pasar besar, termasuk Wintermute.

Binance Respon dengan Program Kompensasi

Sebagai bentuk tanggapan atas kekacauan pasar, Binance kemudian mengumumkan “Inisiatif Bersama” senilai USD 400 juta untuk membantu pengguna yang terdampak gangguan sistem.

Dengan klarifikasi ini, spekulasi soal “drama” antara dua raksasa industri kripto itu pun perlahan mereda. Namun, peristiwa “Crypto Black Friday” tetap menjadi pengingat keras tentang betapa rentannya pasar kripto terhadap guncangan makroekonomi dan risiko teknis di platform perdagangan besar.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |