CEO JPMorgan Jamie Dimon Akui Salah Soal Bitcoin: Ini Nyata dan Akan Dipakai Semua Orang

1 day ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Sikap CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon, terhadap Bitcoin akhirnya berubah drastis. Sosok yang dulu dikenal sebagai salah satu kritikus paling keras terhadap aset kripto, kini mengakui bahwa Bitcoin adalah nyata dan akan digunakan oleh semua orang.

Dikutip dari coinmarketcap, Minggu (2/10/2025), pernyataan Dimon menjadi sorotan karena pengaruh besar yang ia miliki di dunia keuangan tradisional. Sikap barunya ini sekaligus menjadi sinyal kuat bahwa lembaga keuangan besar semakin menerima keberadaan aset digital di sistem keuangan global.

Selama bertahun-tahun, Dimon menilai Bitcoin sebagai penipuan dan skema ponzi. Namun, perkembangan pesat dunia kripto dalam beberapa tahun terakhir membuat pandangannya berubah. Kini, berbagai perusahaan besar mulai menerima pembayaran dengan kripto, bank sentral meneliti mata uang digital, dan investor institusional menambah alokasi dana di aset kripto.

Ironisnya, JPMorgan—bank yang dulu bersikap skeptis—kini justru aktif mengembangkan layanan terkait aset digital. Bank tersebut telah menyediakan layanan kustodian kripto, memfasilitasi produk investasi berbasis blockchain, dan bahkan membuka opsi penggunaan Bitcoin sebagai jaminan (collateral) bagi klien institusional.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Arah Baru Industri Keuangan Global

Perubahan sikap Dimon menggambarkan arah baru industri keuangan global. Menurut laporan Chainalysis, adopsi kripto dunia mencapai titik tertinggi pada 2025, dengan pasar negara berkembang sebagai pendorong utama. Mulai dari pengguna ritel hingga lembaga besar kini semakin aktif berinteraksi dengan aset digital.

Selain itu, stablecoin menjadi instrumen yang kian populer untuk transaksi lintas negara karena biayanya rendah dan prosesnya cepat. Di kawasan Asia, tingkat penggunaan stablecoin bahkan tercatat tertinggi di dunia, dengan aktivitas mencapai USD 2,4 triliun sepanjang Juni 2024–Juni 2025.

Komentar terbaru Dimon juga menunjukkan pemahamannya terhadap teknologi blockchain yang menjadi dasar aset kripto. Teknologi ini menawarkan sistem pencatatan terdesentralisasi dan transparan, serta kini dimanfaatkan untuk berbagai sektor seperti tokenisasi aset, rantai pasok, hingga smart contract.

Perubahan arah dari Dimon ini sekaligus menegaskan: era keuangan digital sudah dimulai, dan bahkan para skeptis pun tak lagi bisa mengabaikannya.

Tentang Bitcoin

Bitcoin (BTC) adalah mata uang digital pertama di dunia yang berjalan di atas teknologi blockchain, diperkenalkan pada tahun 2009 oleh seseorang (atau kelompok) dengan nama samaran Satoshi Nakamoto.

Tidak seperti uang konvensional yang dikontrol oleh bank sentral, Bitcoin bersifat terdesentralisasi — artinya tidak ada otoritas tunggal yang mengatur atau mencetaknya. Transaksi Bitcoin dicatat secara transparan di jaringan blockchain, sehingga siapa pun bisa memverifikasi keabsahannya.

Bitcoin diciptakan dengan jumlah terbatas, yakni maksimal 21 juta koin, menjadikannya aset yang langka. Faktor kelangkaan inilah yang sering membuat harganya melonjak tajam dan menarik minat investor global.

Selain digunakan sebagai alat investasi, Bitcoin juga berfungsi sebagai media pembayaran digital lintas negara yang cepat dan efisien. Kini, banyak perusahaan besar dan lembaga keuangan dunia mulai mengakui Bitcoin sebagai bagian dari sistem keuangan masa depan.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |